PENDAHULUAN
Dewasa
ini perkembangan ilmu pengetahuan semakin maju dengan pesat, bahkan cenderung
tidak terkendali dan hampir tidak dapat mampu dielakkan oleh dunia pendidikan.
Di lembaga-lembaga pendidikan diperlukan sarana yang bisa menunjang tercapainya
proses pembelajaran. Situasi pendidikan islam saat ini dapat dikatakan belum
menggembirakan yang secara empiris lembaga pendidikan islam masih dijadikan
pilihan kedua oleh sebagian besar masyarakat indonesia. Kehidupan umat islam
khususnya dan manusia pada umumnya harus dipersiapkan melalui pendidikan.[1]
Pendidikan
islam mempunyai dasar yang salah satunya adalah alquran. Alquran telah
menjelaskan mengenai IPTEK antara lain dalam surat saba’ bahwa Allah telah
memberikan kemampan kepada Nabi Dawud tentang teknik mengecor besi.[2]
Etos ilmiah dari abad VIII sampai XIV masehi dikawasan timur tengah, Afrika
Utara dan Spanyol dibawah bendera Bani Umayyah dan bendera Bani abbasyiah di
Timur Tengah dikawasan Irak benar-benar mampu mendorong kemajuan dalam bidang
filsafat, ilmu dan teknologi.
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Pendidikan Islam
Pengertian Pendidikan
Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk
memimpin kehidupannya sesuai cita-cita islam karena nilai-nilai islam telah
menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya. Dengan istilah lain seorang muslim
yang telah mendapatkan pendidikan islam harus mampu hidup dalam kedamaian dan
kesejahteraan sebagai yang diharapkan oleh cita-cita islam. Sedangkan
pengertian pendidikan islam dengan sendirinya adalah suatu sistem kependidikan
yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh
karena itu Islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia muslim baik
duniawi maupun ukhrawi.[3]
Pendidikan islam, menurut
Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Tomy al-Syaebani, diartikan sebagai usaha Mengubah
tingkah laku individu dalam kehidupan priadinya atau kehidupan
kemasyarakatannya Dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses
kependidikanya yang perubahan itu dilandasi dengan nilai-nilai islami.[4]
Dan suatu pendidikan itu dinamakan pendidikan islam apabila pendidikan itu
bertujuan membentuk individu mempunyai derajat tertinggi menurut ukuran Allah
sedangkan isi pendidikannya adalah ajaran Allah.[5]
Menurut Drs D Marimba
pendidikan Islam ialah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkna hukum-hukum
agama islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam.[6]
Hasil rumusan seminar
pendidikan islam se indonesia tahun 1960, memberikan pengertian pendidikan
islam: “sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmni menurut ajaran
islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi
berlakunya semua ajaran islam.[7]
Oleh karena itu ditinjau
dari aspek pengamalannya pendidikan islam berwatak akomodatif kepada tuntutan
kemajuan zaman yang ruang lingkupnya pada kerangka acuan norma-norma keislaman.[8]
Karna pada dasarnya mausia dicipkan telah memiliki kemampuan bawaan yang
bersifat laten yang potensi ini memerlukan perkembangan melalui bimbingan an
pemeliharaan yang mantap terutama pada usia dini.[9]
Apabila kita menyebut
pendididkan islam konotasinya sering dibatasi pada pedidikan agama islam.
Padahal kita kaitkan dengan kurikulum pada pendidikan formal atau nonformal
pendidikan islam hanya terbatas pada bidang-bidang study agama seperti yauhid,
fiqih, tarikh Nabi, membaca alquran, tafsir dan hadist.[10]
Pendidika islam tidak lai hanya meliputi pengajaran teologig atau pengajaran
alquran, hadist, fiqih tetapi memberi arti pendidikan di semua cabang ilmu
pengetahuan yang diajarkan dari sudut pandang islam.[11]
b. Jenis-jenis
pendidikan Islam:
Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan nasional pada Pasal 13 ayat (1) disebutkan bahwa jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat
saling melengkapi.
a) Pendidikan Formal
Pendidikan Formal adalah kegiatan yang sistematis,
berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan
perguruan tinggi dan yang setaraf denganya termasuk ke dalamnya ialah kegiatan
studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan
profesional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus. Mengenyam
pendidikan pada institusi pendidikan formal yang diakui
oleh lembaga pendidikan Negara adalah
sesuatu yang wajib dilakukan di Indonesia.
Pendidikan formal umumnya didirikan oleh pemerintah atau lembaga tertentu yang
berkompeten dalam bidang pendidikan. Contohnya Taman Kanak-Kanak, Sekolah
Dasar, Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan
seterusnya.
Tujuan
dari pendidikan formal sendiri adalah[12]:
1.
Tempat sumber ilmu
pengetahuan
2.
Tempat untuk
mengembangkan bangsa
3.
Tempat untuk
menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu penting untuk bekal kehidupan di
masyarakat sehingga siap pakai.
Pada umumnya lembaga formal adalah tempat yang paling
memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk membina
generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat.[13]
b) Pendidikan Non
Formal
Pendidikan
non formal atau pendidikan luar sekolah adalah semua bentuk pendidikan yang
diselenggarakan dengan sengaja, tertib dan berencana diluar kegiatan sekolah.[14]
Menurut surat keputusan menteri Dep. Dik Bud nomor 079/O/1975 tanggal 17 april
1975 bidang pendidikan non formal adalah meliputi[15]:
1.
Pendidikan
masyarakat
2.
Keolahragaan
3.
Pembinaan generasi
muda
Pendidikan
Non Formal berada dalam lingkungan keluarga baik buruknya pendidikan keluarga
ditentukan oleh kepala keluarga masing-masing dalam memanajemen keluarganya.
Masalah yang sering muncul dalam lingkungan pendidikan non formal adalah
kurangnya perhatian keluarga kepada anak, minimnya keadaan keuangan keluarga
sehingga banyak anak-anak mereka yang tidak mampu mengenyam pendidikan tinggi.
c) Pendidikan
Informal
Pendidikan
Informal adalah pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat, selain yang bentuknya formal ada juga yang
tidak formal. Masalah yang sring terjadi dalam pendidikan informal adalah
kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemahaman pendidikan, sehingga pergaulan
dalam masyarakat menjadi rudak dan individu tersebut tidak bisa mengartikan
betapa pentingnya pendidikan bagi dirinya sendiri kelak maupun bagi masyarakat
sekitar.
c. Urgensi Ilmu
(teori) Pendidikan Islam.
Teori
pendidikn secara komprehensif dan saling melengkapi dari kalangan ahli
pendidikan muslim tidak akan dapat ditemukan. Secara induktif hanya akan ditemukan teori yang mirip dan
tersebar dalam rangka karya dan risalah para ahli. banyak aktor penyebab tidak
adnya teori pendidikan secara komprehensif, diantaranya ialah:
1.
Terjadinya
polarisasi pemikiran pendidikan antara yang bersifat rasional filosofis dengan
yang bersifat agamis murni. Bila dicermati risalah-risalah yang ditulis oleh al
Ghazali, al Qabisi, Ibnu Sahnun, Ibnu Jamaah, Ibnu Hajar al haitami dan
Nahiruddin al Thusi, maka akan tampak orientasi murni keagamaan dalam
pendidikan mereka. Dari pendapat mereka tampak bahwa pendidikan bagi mereka
mengandung pegertian Ta’dib
(moralisasi) disini mereleksikan harapan-harapan masyarakat terhadap anak dan
remaja agar bersedia menghormati intuisi dan pranata sosial yang ada dan pola
pemikiran umum yang berkembang.
2.
Sebagian besar
risalah-risalah pendidikan Islam orientasikan untuk menuntut ilmu atau subyek
didik tingkat lanjut.
namum demikian adanya kegagalan dalam
membangun teori pendidikan yang komprehensif
mengacu pada gagasan Plato di Republik
misalnya, tidak sepantasnya membawa
kita berharap terlalu banyak pada tokoh-tokoh pemikiran pendidikan.
Hal utama yang mungkin
dilakukan adalah menghimpun prinsip-prinsip utama pendidikan mereka kedalam
enam bagian:
1.
Konsep pengajaran
atau pembeajaran
2.
Dasar-dasar
psikologi aktifitas beelajar
3.
Pemahaman tentang
subyek didik dan kejiwaannya
4.
Metode pengajaran
dan kejiwaannya
5.
Konsep guru
6.
Penyiapan individu
yang mampu berperan dalam kegiatan ekonomi masyarakat.
Teori
pendidikan mutlak perlu dipelajari secara akademik apalagi bagi mereka yang
dipersiapkan untuk menjadi seorang pendidik karena minimal seseorang akan
mendidik anaknya sendiri. Teori pendidikan ini meliputi landasan pendidikan,
psikologi pendidikan, metodologi pengajaran, administrasi pendidikan dll. Teori
pendidikan ini harus kita pelajari karena urusannya dengan manusia yakni
menyangkut harkat dan martabat manusia dalam membimbing anak kepada suatu
tujuan hidup yang akan dicapai.[16]
Teori
pendidikan akan memberikan manfaat dalam hal:[17]
·
Memberi arah serta
tujuan mana yang akan dicapai
·
Untuk memperkecil
dalam praktek, atas dasar teori pendidikan
·
Berfungsi sebagi
tolak ukur sejauh mana kita berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan itu.
d. Penggunaan
Teknologi dalam Praktek (aktifitas) Pendidikan Islam
Kemajuan
sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi
kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai
hamba Allah dan khalifah-Nya karena Allah telah mengaruniakan anugerah
keni’matan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama
dan kenikmatan sains teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua
sosok yg tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adl sumber teknologi yang
mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide.
Kemajuan
sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi
kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai
hamba Allah dan khalifah-Nya karena Allah telah mengaruniakan anugerah
keni’matan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama
dan keni’matan sains teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua
sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu
memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun
teknoogi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam
hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih
maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis
utk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran
sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Dalam kehidupan kita
sehari-hari, kita sering sekali mendengar istilah teknologi dan komunikasi. Ini
tidak dapat kita pungkiri karena kita selalu menggunakan kedua alat tersebut.
Teknologi tersebut tidak mengenal tua muda, besar kecil, dan miskin atau
kayanya seseorang tetapi kita di sini harus dituntut untuk menguasai teknologi
dan komunikasi supaya kita tidak mengalami ketinggalan zaman.
Teknologi secara
etimologi berasal dari kata techno yang
berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan
pembuatan suatu obyek atau kecakapan tertentu dan logos berasal dari kata logi yang
berarti mengacu pada makna tata pikir. Secara terminologi dalam pengertian yang
luas adalah kemampuan manusia (masyarakat) untuk memanfaatkan kekuatan-kekuatan
alam untuk kepentingan hidupnya.[18]
Secara umum teknologi
pendidikan diartikan sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi
komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pengajaran disamping guru,
buku dan papan tulis. Teknologi pendidikan mensyaratkan prosedur, ide,
peralatan dan organisasi yang dikaji secara sistematis, logis dan ilmiah. Pengertian
ini mengandung asumsi bahwa sebenarnya media teknologi tertentu tidak secara
khusus dibuat untuk teknologi pendidikan. Dia berupa media teknologi yang di
manfaatkan untuk tujuan-tujuan pendidikan.
Pendidikan Islam
mempunyai dasar yang salah satunya adalah alquran yang didalamnya telah
menjelaskan tentang IPTEK antara ain dalam surat Saba’ yani Allah telah
memerintahkan kepada Nabi Dawud tentang teknik mengecor besi.[19] Media
teknologi pendidikan membuat pendidikan lebih produktif.media teknologi
pendidikan telah menunjukkan kemampuannya dalam meningkatkan proses pembelajaran
yang memungkinkan bagi guru untuk
memenfaatkan waktu secara efektif dan efisien, dapat menjauhkan hal-hal yang
sebenarnya tidak perlu, yang kurang menunjang, seperti tugas-tugas
administratif atau pekerjaan rutin yang berlsebihan dalam rangka tranformasi
informasi.
Pemanfaatan TI dalam pembelajaran
dipercaya dapat:
(a) meningkatkan kualitas pembelajaran,
(b) mengembangkan keterampilan TI (IT skills)
yang diperlukan oleh siswa ketika bekerja dan dalarn kehidupannya nanti,
(c) memperluas akses terhadap pendidikan dan
Pcmbelajaran,
(d) menjawab the technological imperative”
(keharusan berparpartisipasi dalam TI).
(e) mengurangi biaya pendidikan.
(f) meningkatkan rasio biaya manfaat dalam pendidikan.
Untuk dapat memanfaatkan teknologi dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang
harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi
digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2)
harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi
siswa dan guru, dan (3) guru harus memilikiopengetahuan dan ketrampilan dalam
menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar
mencaqpai standar akademik.
KESIMPULAN
Pengertian Pendidikan
Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk
memimpin kehidupannya sesuai cita-cita islam karena nilai-nilai islam telah
menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya. Sedangkan untuk Jenis-jenis pendidikan ada tiga yakni formal,
non formal dan informal.
Istilah teknologi
pendidikan (educational technoogy) atau teknololgi pengajaran (instructional
technology) secara umum dapat diartikan sebagai penerapan teknologi, khususnya
teknologi komunikasi, untuk kegiatan pendidikan atau pengajaran. Yang paling
penting di sini adalah proses integrasi antara manusia, ide organisasi dan
peralatan. Berdasarkan asumsi terakhir ini, tegnologi pendidikan dapat pula
diartikan sebagai pendekatan yang logis,sistematis dan ilmiah dalam kegiatan
pendidikan dan pengajaran.
Agama Islam
tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tidak anti
terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman lampau di masa sekarang
maupun di waktu-waktu yg kan datang. Demikian pula ajaran Islam ia tidak akan
bertentangan degn teori-teori pemikiran modern yg teraturdan lurus dan
analisa-analisa yg teliti dan obyekitf.
Adapun
peradaban modern yg begitu luas memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih
seperti televisi vidio alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta
menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua muda atau anak-anak yg
tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yg diakibatkannya.
Tetapi di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu. Sebab
adanya pelbagai media informasidn alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat
ini dapat berbuat apa saja kiranya faktor manusianyalah yg menentukan
opersionalnya. Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala manusia menggunakan dengan
baik dan tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala
manusia menggunakannya utk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.
DAFTAR
PUSTAKA
Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati,
Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rieneka
Cipta, 2001.
Ahmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu pendidikan, Jogyakarta:
Aditya Media, 1992.
Anas, Azwar Peran Tenaga Akademik dalam pengembangan
PTAIS dalam Azwar Anas(ed) kompetensi PTIS.
Arifin, H.M Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan
Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi
Aksara, 1991.
Ashrof, Ali Horison Baru Pendidikan Islam, terj.
Soni Siregar, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987.
Isna, Mansur Diskursus
Pendidikan Islam, Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001.
Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Pabelan
Jaya Alam, 1996.
Keputusan Seminar
Pendidikan Islam se Indonesia di Cipayung Bogor tgl 7-11 mei 1960.
Lihat QS. Saba’ ayat 10.
Marimba, Ahmad D Pengantar
Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al Ma’arif, 1981.
Prof. Dr Omar Muhammad
Al-touny al-syaebany, Falsafah Pendidikan
Islam, Terjemah haan Langgulung
QS.
Saba’ 10
Salam, Burhanuddin Pengantar Pedagogik dasar-dasar ilmu
Mendidik, Jakarta: Rieneka Cipta, 1997.
Somad, Bulian Beberapa
Persoalan Dalam Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al Ma’arif, 1981.