Penelitian Tindakan Kelas (Ptk)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk membentuk generasi yang siap mengganti tongkat estafet generasi tua dalam rangka membangun masa depan. Karena itu pendidikan berperan mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamik.
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia, maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Dalam masyarakat yang dinamis pendidikan memegang peranan yang sangat menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin merupakan konsekuensi logis bagi umatnya untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas, baik moral maupun intelektual serta berketerampilan dan bertanggung jawab. Salah satu upaya untuk menyiapkan genearasi penerus tersebut adalah melalui lembaga pendidikan sekolah
            Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Untuk mencapai tujuan tersebut, segenap komponen sekolah, terutama guru sebagai pendidik, dihadapkan pada beberapa permasalahan siswa yang beraneka ragam dan latar belakang kehidupan siswa yang terkadang tidak sama, baik dari aspek ekonomi, sosial, pendidikan orang tua dan lain-lain. Hal  ini jelas menuntut kejelian seorang pendidik untuk mengetahui kondisi psikologis dan faktor-faktor penentu yang mempengaruhi kemajuan dan kemunduran setiap siswa.
Beragam permasalahan yang dialami anak-anak atau para siswa dalam menjalankan perannya selaku pelajar di sekolah. Mereka diharapkan dapat memahami pelajaran yang diterimanya serta berprestasi dan mampu bersaing secara sehat untuk berlomba meraih prestasi yang gemilang. Namun kenyataan tak seindah keinginan. Masih banyak siswa yang mengalami beragam hambatan dan kesulitan, sehingga berakibat pada pencapaian prestasi yang tidak sesuai dengan harapan.
            Prestasi yang rendah dan tidak sesuai dengan harapan, bukan berarti anak memiliki kemampuan yang rendah atau taraf inteligensi yang rendah. Karena tidak semua anak yang tidak berprestasi merupakan anak yang berinteligensi rendah. Adakalanya prestasi yang rendah tersebut disebabkan karena anak memiliki kesulitan dalam proses belajarnya atau biasa dikatakan dengan learning disabilities.
Seorang guru harus memahami dan mengetahui lebih dalam mengenai keadaan siswa, tingkah laku siswa, latar belakang siswa, dan kesulitan atau permasalahan yang dihadapi siswa. Berbagai problem yang dihadapi siswa merupakan masalah yang sangat penting yang harus diketahui guru karena permasalahan tersebut berpengaruh langsung terhadap keberhasilan siswa dalam studinya. Hendaknya seorang guru mampu mencari solusi agar siswa dapat mencapai keberhasilan dalam belajarnya. Perlu ditambahkan juga bahwa seorang guru dalam memberikan bantuan kepada anak didiknya juga harus memperhatikan aspek-aspek yang ada pada pribadi anak tersebut, antara lain kematangannya, bakatnya, kemampuannya, lingkungannya, dan sebagainya, agar siswa yang diberi bantuan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya secara tepat.
Untuk mengetahui kondisi dan keadaan siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka metode dan pendekatan yang digunakan yaitu penelitian tidakan kelas. Dengan penelitian tidakan kelas penulis dapat mengetahui kondisi siswa seobjektif mungkin dan sangat mendalam. Sehingga penulis dapat membedakan permasalahan dan hambatan yang dialami siswa sampai ke akar permasalahan, dan akhirnya penulis dapat menentukan skala perioritas penanganan dan pemecahan masalah bagi siswa tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas, sebagai guru pemangku mata pelajaran PAI harus mampu meakukan praktik layanan penelitian tidakan kelas kesulitan belajar bidang studi, dan studi manajemen pendidikan di sekolah secara terpadu, yang merupakan suatu syarat pembentukan profesionalisme calon guru. Dari sinilah seorang guru juga harus menguasai dasar-dasar layanan bimbingan siswa, baik secara konsep maupun praktek pelaksanaannya.
Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian tidakan kelas dengan mencari mitra penelitian tidakan kelas dari siswa yang menurut pengamatan penulis mempunyai kesulitan belajar terutama yang berkaitan dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Setelah melalui pengamatan, pertimbangan dan berbagai masukan, akhirnya penulis berhasil menemukan mitra penelitian tidakan kelas sebanyak satu orang siswi dari kelas XII IPA atas nama Siti Marfu'ah (fiktif).


B.       Pengertian Layanan Bimbingan
Istilah bimbingan dalam bahasa Arab dikenal dengan "al-Wa'zhu wal Irsyad" yang berarti pemberian nasihat dan memberi petunjuk. Sedangkan dalam bahasa Inggris, bimbingan adalah arti dari kata “guidance” yang berarti bantuan atau tuntunan. Hal ini berarti bahwa layanan bimbingan adalah upaya memahami, mengenal, dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosis, memprognosis, dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah. Dalam rangka pelaksanaan layanan bimbingan inilah, guru melaksanakan penelitian tidakan kelas yang di dalamnya terdapat unsur-unsur layanan bimbingan.
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa penelitian tidakan kelas atau layanan bimbingan merupakan usaha menetapkan siswa yang bermasalah dan kemudian memberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan tersebut, dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebanyak-banyaknya dari klien yang bermasalah. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis untuk mencari akar permasalahan. Langkah terakhir adalah pemberian solusi atau alternatif pemecahan masalah yang dapat memuaskan dan membantu menyelesaikan masalah tersebut secara tuntas.

C.   Tujuan Layanan Bimbingan Siswa
1.         Tujuan Umum
Secara umum, tujuan dari penulisan pelaksanaan penelitian tidakan kelas ini adalah untuk mengenal memahami siswa secara individu yang mengalami kesulitan belajar, khususnya kesulitan belajar bidang studi yang dipegang penulis, yaitu Pendidikan Agma Islam (PAI) serta memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebab dan penetapan kemungkinan pemecahannya, baik cara pencegahannya maupun penyembuhannya.

2.    Tujuan Khusus
Secara khusus, layanan bimbingan kepada siswa bertujuan untuk:
a.       Mengenal pribadi siswa, menetapkan bentuk kesulitan belajar siswa, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa, serta merumuskan beberapa cara (solusi) mengatasinya dengan baik dan realistis.
b.      Membantu siswa dalam menumbuhkan motivasi belajar.
c.       Membantu siswa dalam upaya mencapai prestasi belajar yang optimal.

D.      Arti Penting Layanan Bimbingan Siswa
Layanan bimbingan siswa di sekolah memiliki arti yang sangat penting karena diperlukan bagi pengembangan intelektual siswa. Dengan adanya bimbingan, siswa akan tahu arah dan tujuan pengembangan dirinya, sehingga bijaksana dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Hal ini diharapkan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan optimal sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa atau anak didik.
Pentingnya layanan penelitian tidakan kelas yang diperoleh dari kegiatan penulisan ini, antara lain sebagai berikut:
1.      Memberikan gambaran bagi guru BK dalam menangani penelitian tidakan kelas dengan mengetahui permasalahan pada siswa lebih mendalam lagi.
2.      Metode pemecahan masalah yang digunakan, bisa menjadi bahan pertimbangan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
3.      Siswa yang bermasalah pada mata pelajaran tertentu dapat diketahui permasalahannya dan dapat meningkatkan kualitas siswa, berani mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan, dan saran meningkat.
4.      Bagi penulis, penulisan ini dapat memberikan pengalaman yang dapat dipergunakan untuk bekal mengajar setelah penulis selesai dalam menempuh pendidikan atau kuliah.

E.       Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka memperolah data atau informasi tentang siswa klien, penulis menggunakan beberapa metode guna menjamin keakuratan data, sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
1.         Observasi
Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan gejala dan tingkah laku pada diri siswa berkasus. Observasi dapat dilakukan dengan mengamati tingkah laku siswa terutama selama mengikuti proses belajar mengajar di kelas, tingkah laku siswa terhadap teman-temannya, ataupun terhadap gurunya.
2.    Angket
Angket adalah instrumen pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan-pertanyaan tentang diri siswa yang berkasus yang harus dijawab/dikerjakan oleh siswa. Dari angket tersebut dapat dianalisis penyebab masalah yang dihadapi siswa.
3.    Dokumenter
Dokumenter merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui dan mengumpulkan data siswa yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa selama mengikuti proses belajar mengajar atau pendidikan di sekolah.  Informasi ini didapatkan dari daftar nilai siswa selama mengikuti proses pembelajaran di sekolah.
4.    Wawancara
Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mewancarai secara langsung siswa itu sendiri dan orang-orang yang ‘dekat’ dengan siswa, seperti konselor sekolah dan teman dekat di kelas. Wawancara berguna untuk mendukung data yang diperoleh dari angket.
5.    Check List
Metode ini merupakan rangkaian dari angket yang telah diberikan sebelumnya. Metode ini lebih memerinci keadaan diri maupun kesulitan yang dihadapi siswa yang telah diungkap dalam angket. Teknik ini dilakukan untuk mengetahui kadaan masalah siswa yang dihadapinya.

G.    Konfidensialitas (Kerahasiaan)
Konfidensialitas merupakan prinsip dalam menjaga kerahasiaan klien. Dengan demikian, yang dibutuhkan adalah penalaran etis berkaitan dengan kode etik. Karena itu, setiap kerahasiaan mengenai klien merupakan citra dengan mempercayakan kepada penulis dalam pengambilan data. Bersifat etis berarti memiliki suara hati yang jernih didukung oleh penalaran etis yang baik. Namun, yang lebih penting, penulis harus profesional dalam menangani masalah-masalah dan harus bersikap etis.
Sebagai realisasi dari hal tersebut, maka identitas siswa (klien) dalam penelitian tidakan kelas ini dirahasiakan dengan cara ditulis fiktif, artinya identitas klien yang dipakai adalah samaran dan identitas asli menjadi catatan khusus bagi guru atau konselor. Dan apabila laporan penelitian tidakan kelas ini dibaca oleh pihak lain, maka kerahasiaan klien tetap terjaga.

F.       Alasan Pemilihan Siswa Klien
Dalam penyusunan layanan bimbingan kesulitan belajar siswa, penulis sengaja memilih siswa yang bersangkutan untuk dibahas kasusnya, berdasarkan pengamatan penulis pada siswa dan tingkah lakunya di sekolah terutama pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas yaitu :
1.      Siswa kurang memperhatikan pelajaran khususnya bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI);
2.      Siswa menunjukkan sikap kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar;
3.      Siswa sering terlihat tidak berminat pada pelajaran, sepertinya klien mempunyai motivasi belajar yang rendah.
Dengan melihat fakta yang ada maka penulis beranggapan bahwa keadaan di atas harus segera diatasi karena jika tidak akan menyebabkan kesulitan bagi siswa, terutama dikhawatirkan jika prestasi siswa yang bersangkutan akan terpengaruh dan menjadi semakin buruk. Oleh karena itu penulis memilih siswa tersebut untuk dijadikan klien dalam pembahasan layanan bimbingan siswa.

PEMBAHASAN

Layanan bimbingan siswa merupakan suatu upaya untuk mengenal, memahami dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar. Adapun  tahap-tahap yang harus ditempuh adalah: identifikasi kasus, analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, pemberian bantuan belajar (treatment), dan tindak lanjut (follow up).

A.    Identifikasi Kasus
            Identifikasi kasus adalah suatu cara untuk mencari, menetapkan dan mendapatkan siswa mana yang tergolong mengalami kesulitan belajar dan memerlukan bantuan. Untuk mengetahui secara mendalam dan luas tentang masalah yang dihadapi siswa, dituntut suatu pengumpulan data, termasuk di dalamnya mengenai potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa yang dapat menghambat atau mendukung penyesuaian diri siswa, dari berbagai sumber dan aspek.
            Metode yang digunakan dalam pengumpulan data tersebut adalah analisis dokumen dan observasi, yaitu dengan mengamati dan mencatat tingkah laku siswa selama mengikuti proses belajar mengajar serta informasi-informasi yang ada tentang siswa-siswa di tempat di mana  guru mengajar.
Data yang melatarbelakangi pengambilan kasus adalah :
1).    Siswa sering tidak memperhatikan penjelasan guru waktu pelajaran khususnya mata pelajaran yang diajarkan oleh guru; yaitu pendidikan agama Islam (PAI) bahkan terkadang tidak mengumpulkan tugas.
2).    Siswa tersebut sebenarnya tergolong cerdas dan kreatif, tapi mempunyai sifat malas dalam belajar.
3).    Siswa tersebut terkadang antusias dalam mengikuti pelajaran, namun tidak jarang pula terlihat sangat pasif dan malas.

1.      Dari Metode Angket dan Wawancara
a.       Masalah Pribadi
·         Klien bersikap kaku dan kurang toleran
·         Sering menyesali diri sendiri
b.      Masalah Agama dan Moral
·         Sering merasa berdosa
c.       Masalah Hubungan Sosial dan Keaktifan Berorganisasi
·         Klien merasa mudah tersinggung
d.      Penyesuaian Terhadap Sekolah
·         Sering merasa malas dan bosan bila ada ulangan
·         Ada beberapa pelajaran yang tidak disenangi
e.       Masa Depan yang Berhubungan dengan Jabatan
·         Merasa pesimis terhadap hari depan berhubung sulitnya mencari pekerjaan
·         Ingin mengetahui bakat dan kemampuan diri sendiri
f.        Kegiatan Belajar
·         Belajar kalau ada ulangan
·         Belajar hanya waktu malam hari saja
·         Sering merasa malas belajar
·         Tidak dapat menerapkan cara belajar yang baik
·         Kadang tidak mengumpulkan tugas
g.      Masalah Asmara
·         Pilihan klien tidak sesuai dengan pilihan orang tua
·         Mulai tertarik pada lawan jenis
h.       Harapan Siswa
·         Ingin mengetahui cara belajar yang efektif
·         Ingin mengetahui minat dan bakat yang sebenarnya

2.      Dari Hasil Observasi
Observasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dan dilakukan tanpa sepengetahuan siswa. Tingkah laku siswa yang diobservasi adalah tingkah laku yang sebenarnya bukan dibuat-buat. Dari observasi yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
a.       Klien tampak tidak termotivasi dalam menerima pelajaran
b.      Klien duduk sering berpindah-pindah
c.       Sukar berkonsentrasi dalam kegiatan belajar
d.      Sulit untuk belajar karena situasi kelas yang ramai
e.       Prestasi belajar kurang optimal
f.        Klien sering berkumpul dengan teman-temannya yang juga kurang termotivasi untuk belajar.

C.    Sintesis
Sintesis dilakukan untuk menyimpulkan data yang telah diidentifikasi yang merupakan gambaran secara menyeluruh tentang diri klien. Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran secara menyeluruh mengenai masalah yang dihadapi siswa berdasarkan data-data yang diperoleh dan dengan menggunakan metode yang ada.
Untuk mengetahui lokasi kesulitan, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu: angket, wawancara, observasi, dan penilaian/analisa dokumen nilai. Gambaran umum ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu gambaran tentang kelebihan dan kekurangan klien.

1.      Kelebihan Klien
Melihat kondisi klien berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan angket, memang tidak banyak kelebihan yang dimilikinya. Meskipun demikian, keinginan dan harapan klien untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam belajar dan memanfaatkan waktu luang dengan baik patut dianggap sebagai suatu bentuk keinginan untuk memperbaiki diri. Klien juga telah memiliki pandangan tentang masa depannya. Adanya keinginan-keinginan ini tentunya memudahkan guru, konselor sekolah, dan juga orang tua untuk memberikan bantuan bagi kesulitan yang dialami klien.

2.      Kekurangan Klien
Klien memiliki banyak sekali kekurangan, baik dari segi kemampuan, pandangan hidup, pandangan terhadap diri sendiri, maupun juga terhadap lingkungan. Ini merupakan hal yang sangat wajar karena orang-orang yang berada pada usia sebaya klien ini umumnya juga mengalami masa-masa labil proses pencarian jati diri dan arah hidup. Satu hal yang sangat perlu mendapatkan perhatian adalah kenyataan bahwa klien sepertinya terpengaruh dengan sikap dan perilaku teman-temannya yang kurang positif.

D.    Diagnosis
Diagnosis merupakan tahap menginterpretasi data dalam bentuk problem yang ditunjukkan. Dari diagnosis dapat dipeoleh data tentang klien dan permasalahannya. Tahap diagnosis ini merupakan pengumpulan data yang bertujuan mengetahui lokasi kesulitan, mengetahui jenis kesulitan, dan mengetahui latar belakang kesulitan.
            Dari analisis dan sintesis di atas maka dapat diketahui bahwa diagnosis yang dapat diambil berdasarkan data angket, wawancara, observasi dan penilaian adalah:
1)        Klien bersifat pasif di dalam kelas, tidak pernah bertanya kepada guru maupun berinisiatif menjawab pertanyaan guru karena merasa malas belajar.
2)        Klien kurang termotivasi terhadap pelajaran agama Islam karena tidak masuk ujian nasional. Hal ini terbukti ketika diberi tugas terstruktur klien tidak mengerjakan apalagi mengumpulkan tugasnya,
3)        Klien kurang bisa mengatur waktu belajar. Hal ini terbukti dari pernyataan klien yang hanya belajar jika ada ulangan, belajar tidak teratur waktunya. Klien juga sering malas belajar karena merasa beberapa mata pelajaran di sekolah tidak penting baginya. Klien belum memahami makna “belajar” sehingga dia belajar dengan cara menghafal yang kurang begitu efektif.
Setelah memperhatikan beberapa hal dan menganalisa data-data yang berhasil dikumpulkan baik dengan metode angket, interview, observasi maupun penilaian, dapat disimpulkan bahwa latar belakang kesulitan belajar klien disebabkan oleh beberapa faktor.
a.      Faktor internal
Klien sering terlihat malas belajar dan kurang aktif. Hal ini kemungkinan besar berkaitan dengan sifat klien yang memang sering malas. Hal inilah yang menyebabkan klien bersifat pasif dalam kelas bahasa Inggris dan juga ketakutan menghadapi masa depan. 
b.      Faktor eksternal
Yang termasuk dalam faktor eksternal di sini meliputi masalah-masalah yang dialami yang berhubungan dengan faktor lingkungan sekolah. Dalam hal ini berdasarkan pengamatan penulis di kelas dan di luar kelas, klien sering bekumpul dengan anak yang menurut pengamatan penulis memiliki sifat pemalas dan sikap cuek pada orang lain.
c.       Dari faktor pendekatan belajar
Klien merupakan anak yang memiliki pola belajar yang kurang bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari cara belajar siswa yang lebih senang belajar sendiri (individu) walaupun terkadang dibantu saudara dan orang tuanya. Ketidakmampuan klien untuk mengatur waktu belajar juga memperburuk prestasi belajar klien.

E.     Prognosis
Prognosis adalah suatu langkah yang digunakan untuk meramalkan kemungkinan yang akan terjadi pada klien apabila permasalahan yang dihadapi tidak segera ditangani atau segera mendapat bantuan. Tahap ini bertujuan untuk menetapkan jenis bantuan yang diberikan kepada klien. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara membantu klien untuk dapat menyelesaikan masalahnya, sehingga tidak terjadi kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan. Dengan demikian, diharapkan prestasi belajar klien menjadi lebih baik.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi klien harus segera mendapatkan bantuan dalam masalah belajarnya. Adapun masalah klien yang mungkin timbul jika tidak segera mendapatkan bantuan adalah sebagai berikut:
a.       Prestasi belajar klien akan terus menurun; dan
b.      Klien akan merasa terpengaruh oleh perilaku negatif teman-temanya.
      akan tetapi, apabila permasalahan klien segera dibantu, maka diharapkan:
a.       Klien kembali mempunyai semangat dalam belajar;
b.      Klien merasa lebih percaya diri;
c.       Bersifat aktif di dalam kelas;
d.      Lebih dapat meningkatkan prestasi belajarnya; dan
e.       Yang paling penting, klien bisa lebih dewasa, bijak, dan mampu belajar untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi seperti apapun. 

F.   Pemberian Bantuan (Treatment)
Usaha pemberian bantuan atau treatment merupakan inti dari kegiatan penelitian tidakan kelas. Tahap ini merupakan usaha untuk mengentaskan masalah klien dengan memberikan beberapa alternatif  bantuan. Tujuan dari pemberian bantuan adalah agar klien dapat mengatasi kesulitan belajar, memahami dirinya sendiri sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan dalam diagnosa, masalah yang telah dihadapi oleh siswa adalah masalah kesulitan belajar dan masalah persahabatan yang kurang positif dan bersikap cuek. Dengan adanya data yang seperti itu penulis perlu memberikan bantuan yang berupa layanan bimbingan belajar dan dorongan semangat untuk bertanggung jawab terhadap dirinya. Adapun bantuan dalam layanan bimbingan ini adalah sebagai berikut :
1.      Bantuan mengatasi kesulitan belajar
  1. Membuat jadwal tentang kegiatan sehari-hari mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi di malam hari. Sehingga waktunya dapat digunakan seefektif mungkin untuk belajar dan dapat menentukan waktu yang tepat untuk bermain dengan teman-temannya.
  2. Menggunakan waktu istirahat sebaik mungkin agar pada waktu belajar tidak ngantuk, selain itu menggunakan waktu sebaik mungkin seperti ketika nonton TV tetap membawa buku paling tidak masih bisa belajar meskipun tahapnya sangat ringan, selain itu belajar tidak hanya ketika mau ulangan atau diperintah orang tua saja, tapi kapan pun dan di mana pun dia sempat untuk belajar.
  3. Memberikan pengertian bahwasannya dia adalah anak yang cerdas hanya saja dia malas dalam belajar sehingga prestasinya kurang optimal, sehingga  siswa lebih percaya diri dengan kemampuann yang dimiliki.
2.   Bantuan mengatasi masalah lingkungan di sekolah
a.       Klien berusaha untuk mengurangi pergaulannya dengan teman-temannya yang malas dan memberikan pemahaman yang baik.
b.       Klien agar berusaha menjalin persahabatan dengan teman-temannya yang aktif dan memiliki prestas tinggi
c.       Berkonsultasi dengan orang tua ketika waktu senggang, mengajak mengobrolorang tua mengenai hal apapun terutama mengenai sekolah dan yang berhubungan dengan masa depannya.

G.    Tindak Lanjut (Follow Up)
Follow Up adalah suatu usaha untuk tindak lanjut setelah mengadakan evaluasi terhadap bimbingan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan diagnosis kesulitan belajar dan usaha bantuan yang diberikan.
Setelah melakukan tahap pemberian bantuan (treatment), untuk selanjutnya adalah :
a.       Memonitor atau mengawasi perkembangan siswa secara terus menerus baik di dalam kelas maupun di luar kelas
b.      untuk mengetahui perkembangan siswa, selanjutnya akan diserahkan kepada konselor, guru dan wali kelas, untuk memberikan bimbingan kepada siswa yang bersangkutan.


PENUTUP

Adalah sebuah kewajiban bagi seorang guru untuk mengajar di dalam kelas, namun selain itu guru juga dituntut untuk membantu mengembangkan pribadi siswa menuju yang lebih baik sesuai dengan potensi yang dimiliki.
 Berdasarkan cita-cita dan langkah-langkah yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa keberadaan layanan bimbingan siswa sangat penting artinya bagi diri sendiri, terutama untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar agar dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dengan kemampuannya dan meningkatkan prestasi belajarnya secara optimal.
Dari layanan bimbingan siswa yang telah penulis lakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Pergaulan sangat mempengaruhi
2.      Keadaan siswa yang sukar untuk berkonsentrasi saat menerima pelajaran, mudah lupa, dan sering lelah kurang bersemangat dapat menjadi beban seorang anak usia sekolah dalam menyelami kehidupan bermasyarakat pada umumnya dan sekolah pada khususnya, terutama akan berpengaruh pada motivasi belajarnya yang menurun. 
3.      Walau bagaimanapun juga, sebagai seorang anak usia yang masih bersekolah di SMA Negeri 01 Malang tidak akan bisa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri yang bukan menjadi tanggung jawabnya. Klien harus bisa bertanggung jawab pada dirinya untuk giat belajar dan bersekolah agar nantinya dapat mencapai cita-citanya kelak di masa depan.
B.  Saran
Penulis sangat bersyukur atas terselesaikannya penulisan laporan ini, dengan harapan penulis memperoleh pengalaman, manfaat dan hasil yang baik. Sesuai dengan harapan tersebut, penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Saran-saran untuk klien
·         Klien diharapkan mampu merubah cara belajarnya dan mampu membagi waktu secara tepat untuk kepentingan belajarnya.
·         Klien sebaiknya membuat jadwal penggunaan waktu belajar dan berusaha untuk bersikap disiplin terhadap perencanaan waktu yang telah dibuat.
·         Klien hendaknya mampu menumbuhkan motivasi dalam diri pribadi untuk dapat meningkatkan kualitas kemampuan di dalam penguasaan materi pelajaran terutama bidang studi Pendidikan Agama Islam.
·         Klien hendaknya selalu menjalin komunikasi yang harmonis dengan orang tua.
2.      Saran-saran untuk guru
Para guru diharapkan mampu memberikan perhatian yang merata kepada siswa di kelas, terutama siswa yang mengalami masalah. Guru hendaknya menjadi mitra BK dalam memberikan bantuan pengarahan yang berkaitan dengan cara belajar yang baik dan efisien serta menekankan pada pentingnya pendidikan bagi masa depan anak didik.
3.      Saran-saran kepada BK
Guru BK diharapkan selalu mampu menjalin komunikasi dengan siswa sehingga dapat mengetahui perkembangan siswa yang telah mendapatkan bantuan. Secara umum guru BK diharapkan menjadi penghubung antara siswa, guru, dan orang tua, sehingga permasalahan siswa dapat segera diketahui dan diselesaikan.
4.      Saran-saran untuk orang tua
Perhatian dan motivasi orang tua terhadap aktivitas anak, memiliki pengaruh yang besar dalam membantu pengembangan diri anak menjadi yang terbaik, oleh karena itu pada orang tua diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam membimbing dan memotivasi anak-anaknya.


DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan. 1985.Pengantar Pelayanan Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Depdikbud.
Djumbur. I dan Surya. M, 1975. Bimbingan dan Penyuluhan untuk PPJP. Jakarta: Depdikbud.
Parto Wisato, K. 1986. Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar. Jakarta:Erlangga
Sajadi Kapitalisme, 1983. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung Ilmu.
Makmun, Abin Syamsudin. 1996. Psikologi Kependidikan. Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Rosda Karya.
Muhaimin, MA. 1991. Konsep Pendidikan Islam. Solo: Ramadhan


Postingan terkait: