PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk membentuk generasi yang
siap mengganti tongkat estafet generasi tua dalam rangka membangun masa depan.
Karena itu pendidikan berperan mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka
agar mampu mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamik.
Agama memiliki peran yang amat penting
dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan
suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa
pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia, maka internalisasi
nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan,
yang ditempuh melalui pendidikan baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Dalam masyarakat
yang dinamis pendidikan memegang peranan yang sangat menentukan eksistensi dan
perkembangan masyarakat. Oleh karena itu Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin
merupakan konsekuensi logis bagi umatnya untuk menyiapkan generasi penerus yang
berkualitas, baik moral maupun intelektual serta berketerampilan dan
bertanggung jawab. Salah satu upaya untuk menyiapkan genearasi penerus tersebut
adalah melalui lembaga pendidikan sekolah
Pendidikan
Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan
iman, takwa dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan
kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan,
hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam
lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Untuk mencapai tujuan tersebut,
segenap komponen sekolah, terutama guru sebagai pendidik, dihadapkan pada
beberapa permasalahan siswa yang beraneka ragam dan latar belakang kehidupan
siswa yang terkadang tidak sama, baik dari aspek ekonomi, sosial, pendidikan
orang tua dan lain-lain. Hal ini jelas
menuntut kejelian seorang pendidik untuk mengetahui kondisi psikologis dan
faktor-faktor penentu yang mempengaruhi kemajuan dan kemunduran setiap siswa.
Beragam permasalahan yang dialami
anak-anak atau para siswa dalam menjalankan perannya selaku pelajar di sekolah.
Mereka diharapkan dapat memahami pelajaran yang diterimanya serta berprestasi
dan mampu bersaing secara sehat untuk berlomba meraih prestasi yang gemilang.
Namun kenyataan tak seindah keinginan. Masih banyak siswa yang mengalami
beragam hambatan dan kesulitan, sehingga berakibat pada pencapaian prestasi
yang tidak sesuai dengan harapan.
Prestasi
yang rendah dan tidak sesuai dengan harapan, bukan berarti anak memiliki
kemampuan yang rendah atau taraf inteligensi yang rendah. Karena tidak semua
anak yang tidak berprestasi merupakan anak yang berinteligensi rendah.
Adakalanya prestasi yang rendah tersebut disebabkan karena anak memiliki
kesulitan dalam proses belajarnya atau biasa dikatakan dengan learning
disabilities.
Seorang guru harus
memahami dan mengetahui lebih dalam mengenai keadaan siswa, tingkah laku siswa,
latar belakang siswa, dan kesulitan atau permasalahan yang dihadapi siswa.
Berbagai problem yang dihadapi siswa merupakan masalah yang sangat penting yang
harus diketahui guru karena
permasalahan tersebut berpengaruh
langsung terhadap keberhasilan siswa dalam studinya. Hendaknya
seorang guru mampu mencari solusi agar siswa dapat mencapai keberhasilan dalam
belajarnya. Perlu ditambahkan juga bahwa seorang guru dalam memberikan bantuan
kepada anak didiknya juga harus memperhatikan aspek-aspek yang ada pada pribadi
anak tersebut, antara lain kematangannya, bakatnya, kemampuannya,
lingkungannya, dan sebagainya, agar siswa yang diberi bantuan dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapinya secara tepat.
Untuk mengetahui kondisi dan keadaan
siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka metode dan pendekatan yang
digunakan yaitu penelitian tidakan kelas. Dengan penelitian tidakan kelas
penulis dapat mengetahui kondisi siswa seobjektif mungkin dan sangat mendalam.
Sehingga penulis dapat membedakan permasalahan dan hambatan yang dialami siswa
sampai ke akar permasalahan, dan akhirnya penulis dapat menentukan skala
perioritas penanganan dan pemecahan masalah bagi siswa tersebut.
Berdasarkan hal tersebut
di atas, sebagai guru pemangku mata pelajaran PAI harus mampu meakukan praktik
layanan penelitian tidakan kelas kesulitan belajar bidang studi, dan studi
manajemen pendidikan di sekolah secara terpadu, yang merupakan suatu syarat
pembentukan profesionalisme calon guru. Dari sinilah seorang guru juga harus
menguasai dasar-dasar layanan bimbingan siswa, baik secara konsep maupun
praktek pelaksanaannya.
Oleh karena itu, penulis
berinisiatif untuk melakukan penelitian tidakan kelas dengan mencari mitra penelitian
tidakan kelas dari siswa yang menurut pengamatan penulis mempunyai kesulitan
belajar terutama yang berkaitan dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Setelah
melalui pengamatan, pertimbangan dan berbagai masukan, akhirnya penulis
berhasil menemukan mitra penelitian tidakan kelas sebanyak satu orang siswi dari
kelas XII IPA atas nama Siti Marfu'ah (fiktif).
B.
Pengertian Layanan
Bimbingan
Istilah bimbingan dalam bahasa Arab
dikenal dengan "al-Wa'zhu wal Irsyad" yang berarti pemberian
nasihat dan memberi petunjuk. Sedangkan dalam bahasa Inggris, bimbingan adalah
arti dari kata “guidance” yang berarti bantuan atau tuntunan. Hal ini
berarti bahwa layanan bimbingan adalah
upaya memahami, mengenal, dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar
dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosis, memprognosis, dan memberikan
pertimbangan pemecahan masalah. Dalam rangka pelaksanaan layanan bimbingan inilah, guru melaksanakan penelitian
tidakan kelas yang di dalamnya terdapat unsur-unsur layanan bimbingan.
Dari pengertian di atas dapat
dikatakan bahwa penelitian tidakan kelas atau layanan bimbingan merupakan usaha
menetapkan siswa yang bermasalah dan kemudian memberikan bantuan untuk
mengatasi permasalahan tersebut, dengan menggunakan teknik pengumpulan data
sebanyak-banyaknya dari klien yang bermasalah. Setelah
data terkumpul, dilakukan analisis untuk mencari akar permasalahan. Langkah
terakhir adalah pemberian solusi atau alternatif pemecahan masalah yang dapat
memuaskan dan membantu menyelesaikan masalah tersebut secara tuntas.
C. Tujuan Layanan Bimbingan Siswa
1.
Tujuan Umum
Secara umum, tujuan dari penulisan pelaksanaan penelitian
tidakan kelas ini adalah untuk mengenal memahami siswa secara individu yang
mengalami kesulitan belajar, khususnya kesulitan belajar bidang studi yang
dipegang penulis, yaitu Pendidikan Agma Islam (PAI) serta memahami dan
menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebab dan
penetapan kemungkinan pemecahannya, baik cara pencegahannya maupun
penyembuhannya.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus, layanan bimbingan kepada siswa bertujuan
untuk:
a. Mengenal pribadi siswa,
menetapkan bentuk kesulitan belajar siswa, faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar siswa, serta merumuskan beberapa cara (solusi) mengatasinya dengan baik
dan realistis.
b. Membantu siswa
dalam menumbuhkan motivasi belajar.
c. Membantu siswa
dalam upaya mencapai prestasi belajar yang optimal.
D.
Arti Penting Layanan
Bimbingan Siswa
Layanan bimbingan siswa di sekolah
memiliki arti yang sangat penting karena diperlukan bagi pengembangan
intelektual siswa. Dengan adanya bimbingan, siswa akan tahu arah dan tujuan
pengembangan dirinya, sehingga bijaksana dalam menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya. Hal ini diharapkan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih
efektif dan optimal sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh
masing-masing siswa atau anak didik.
Pentingnya layanan penelitian tidakan kelas yang
diperoleh dari kegiatan penulisan ini, antara lain sebagai berikut:
1.
Memberikan gambaran bagi guru BK dalam menangani penelitian tidakan kelas
dengan mengetahui permasalahan pada siswa lebih mendalam lagi.
2.
Metode pemecahan masalah yang digunakan, bisa menjadi bahan pertimbangan
yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
3.
Siswa yang bermasalah pada mata pelajaran tertentu dapat diketahui
permasalahannya dan dapat meningkatkan kualitas siswa, berani mengungkapkan
pendapat, ide, pertanyaan, dan saran meningkat.
4.
Bagi penulis, penulisan ini dapat memberikan pengalaman yang dapat
dipergunakan untuk bekal mengajar setelah penulis selesai dalam menempuh
pendidikan atau kuliah.
E.
Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka memperolah data atau informasi
tentang siswa klien, penulis menggunakan beberapa metode guna menjamin
keakuratan data, sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai
berikut:
1.
Observasi
Teknik ini dilakukan
dengan cara pengamatan dan pencatatan gejala dan tingkah laku pada diri siswa
berkasus. Observasi dapat dilakukan dengan mengamati tingkah laku siswa terutama selama mengikuti proses belajar mengajar di kelas, tingkah
laku siswa terhadap teman-temannya, ataupun
terhadap gurunya.
2.
Angket
Angket adalah instrumen
pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan-pertanyaan tentang diri siswa
yang berkasus yang harus dijawab/dikerjakan oleh siswa. Dari angket tersebut
dapat dianalisis penyebab masalah yang dihadapi siswa.
3.
Dokumenter
Dokumenter merupakan
teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui dan mengumpulkan data
siswa yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa selama mengikuti proses
belajar mengajar atau pendidikan di sekolah.
Informasi ini didapatkan dari daftar nilai siswa selama mengikuti proses pembelajaran di sekolah.
4.
Wawancara
Adalah teknik pengumpulan
data dengan cara mewancarai secara langsung siswa itu sendiri dan orang-orang
yang ‘dekat’ dengan siswa, seperti konselor sekolah dan teman dekat di kelas.
Wawancara berguna untuk mendukung data yang diperoleh dari angket.
5.
Check List
Metode ini merupakan rangkaian dari
angket yang telah diberikan sebelumnya. Metode ini lebih memerinci keadaan diri
maupun kesulitan yang dihadapi siswa yang telah diungkap dalam angket. Teknik
ini dilakukan untuk mengetahui kadaan masalah siswa yang dihadapinya.
G.
Konfidensialitas
(Kerahasiaan)
Konfidensialitas
merupakan prinsip dalam menjaga kerahasiaan klien. Dengan demikian, yang
dibutuhkan adalah penalaran etis berkaitan dengan kode etik. Karena itu, setiap kerahasiaan mengenai
klien merupakan citra dengan mempercayakan kepada penulis dalam pengambilan
data. Bersifat etis berarti memiliki suara hati yang
jernih didukung oleh penalaran etis yang baik. Namun, yang lebih penting,
penulis harus profesional dalam menangani masalah-masalah dan harus bersikap
etis.
Sebagai realisasi dari hal tersebut,
maka identitas siswa (klien) dalam penelitian tidakan kelas ini dirahasiakan
dengan cara ditulis fiktif, artinya identitas klien yang dipakai adalah samaran
dan identitas asli menjadi catatan khusus bagi guru atau konselor. Dan apabila
laporan penelitian tidakan kelas ini dibaca oleh pihak lain, maka kerahasiaan
klien tetap terjaga.
F.
Alasan Pemilihan Siswa Klien
Dalam
penyusunan layanan bimbingan kesulitan belajar siswa, penulis sengaja memilih
siswa yang bersangkutan untuk dibahas kasusnya, berdasarkan pengamatan penulis
pada siswa dan tingkah lakunya di sekolah terutama pada saat berlangsungnya
proses belajar mengajar di kelas yaitu :
1. Siswa kurang memperhatikan
pelajaran khususnya bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI);
2. Siswa menunjukkan sikap
kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar;
3. Siswa sering terlihat tidak
berminat pada pelajaran, sepertinya klien mempunyai motivasi belajar yang
rendah.
Dengan melihat fakta yang
ada maka penulis beranggapan bahwa keadaan di atas harus segera diatasi karena
jika tidak akan menyebabkan kesulitan bagi siswa, terutama dikhawatirkan jika
prestasi siswa yang bersangkutan akan terpengaruh dan menjadi semakin buruk.
Oleh karena itu penulis memilih siswa tersebut untuk dijadikan klien dalam pembahasan layanan bimbingan siswa.
PEMBAHASAN
Layanan bimbingan
siswa merupakan suatu upaya untuk mengenal, memahami dan menetapkan siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Adapun
tahap-tahap yang harus ditempuh adalah: identifikasi
kasus, analisis, sintesis,
diagnosis, prognosis, pemberian bantuan belajar (treatment), dan tindak
lanjut (follow up).
A.
Identifikasi Kasus
Identifikasi kasus adalah suatu cara untuk mencari,
menetapkan dan mendapatkan siswa mana yang tergolong mengalami kesulitan
belajar dan memerlukan bantuan. Untuk mengetahui secara mendalam dan luas
tentang masalah yang dihadapi siswa, dituntut suatu pengumpulan data, termasuk
di dalamnya mengenai potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa yang dapat
menghambat atau mendukung penyesuaian diri siswa, dari berbagai sumber dan
aspek.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data tersebut
adalah analisis dokumen dan observasi, yaitu dengan mengamati dan mencatat
tingkah laku siswa selama mengikuti proses belajar mengajar serta
informasi-informasi yang ada tentang siswa-siswa di tempat di mana guru mengajar.
Data yang melatarbelakangi
pengambilan kasus adalah :
1). Siswa sering tidak
memperhatikan penjelasan guru waktu pelajaran khususnya mata pelajaran yang
diajarkan oleh guru; yaitu pendidikan agama Islam (PAI) bahkan terkadang tidak
mengumpulkan tugas.
2). Siswa tersebut sebenarnya tergolong
cerdas dan kreatif, tapi mempunyai sifat malas dalam belajar.
3). Siswa tersebut terkadang
antusias dalam mengikuti pelajaran, namun tidak jarang pula terlihat sangat
pasif dan malas.
1.
Dari Metode Angket
dan Wawancara
a.
Masalah Pribadi
·
Klien bersikap
kaku dan kurang toleran
·
Sering
menyesali diri sendiri
b.
Masalah
Agama dan Moral
·
Sering merasa
berdosa
c.
Masalah
Hubungan Sosial dan Keaktifan Berorganisasi
·
Klien merasa
mudah tersinggung
d.
Penyesuaian
Terhadap Sekolah
·
Sering merasa malas dan bosan bila ada ulangan
·
Ada
beberapa pelajaran yang tidak disenangi
e.
Masa Depan yang Berhubungan dengan Jabatan
·
Merasa pesimis terhadap hari depan berhubung
sulitnya mencari pekerjaan
·
Ingin mengetahui bakat dan kemampuan diri sendiri
f.
Kegiatan
Belajar
·
Belajar
kalau ada ulangan
·
Belajar hanya waktu malam hari saja
·
Sering
merasa malas belajar
·
Tidak dapat
menerapkan cara belajar yang baik
·
Kadang tidak mengumpulkan tugas
g.
Masalah
Asmara
·
Pilihan
klien tidak sesuai dengan pilihan orang tua
·
Mulai
tertarik pada lawan jenis
h.
Harapan Siswa
·
Ingin
mengetahui cara belajar yang efektif
·
Ingin mengetahui minat dan bakat yang sebenarnya
2. Dari Hasil Observasi
Observasi ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dan dilakukan tanpa
sepengetahuan siswa. Tingkah laku siswa yang diobservasi adalah tingkah laku
yang sebenarnya bukan dibuat-buat. Dari observasi yang
telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
a.
Klien
tampak tidak termotivasi dalam menerima pelajaran
b.
Klien
duduk sering berpindah-pindah
c.
Sukar
berkonsentrasi dalam kegiatan belajar
d. Sulit untuk belajar
karena situasi kelas yang ramai
e.
Prestasi
belajar kurang optimal
f.
Klien
sering berkumpul dengan teman-temannya yang juga kurang termotivasi untuk
belajar.
C.
Sintesis
Sintesis
dilakukan untuk menyimpulkan data yang telah diidentifikasi yang merupakan
gambaran secara menyeluruh tentang diri klien. Langkah ini dimaksudkan untuk
mengetahui gambaran secara menyeluruh mengenai masalah yang dihadapi siswa
berdasarkan data-data yang diperoleh dan dengan menggunakan metode yang ada.
Untuk
mengetahui lokasi kesulitan, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:
angket, wawancara, observasi, dan penilaian/analisa dokumen nilai. Gambaran
umum ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu gambaran tentang kelebihan dan
kekurangan klien.
1.
Kelebihan
Klien
Melihat kondisi klien
berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan angket, memang tidak banyak
kelebihan yang dimilikinya. Meskipun demikian, keinginan dan harapan klien
untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam belajar dan memanfaatkan waktu
luang dengan baik patut dianggap sebagai suatu bentuk keinginan untuk memperbaiki
diri. Klien juga telah memiliki pandangan tentang masa depannya. Adanya
keinginan-keinginan ini tentunya memudahkan guru, konselor sekolah, dan juga
orang tua untuk memberikan bantuan bagi kesulitan yang dialami klien.
2.
Kekurangan
Klien
Klien memiliki banyak
sekali kekurangan, baik dari segi kemampuan, pandangan hidup, pandangan
terhadap diri sendiri, maupun juga terhadap lingkungan. Ini merupakan hal yang
sangat wajar karena orang-orang yang berada pada usia sebaya klien ini umumnya
juga mengalami masa-masa labil proses pencarian jati diri dan arah hidup. Satu
hal yang sangat perlu mendapatkan perhatian adalah kenyataan bahwa klien sepertinya
terpengaruh dengan sikap dan perilaku teman-temannya yang kurang positif.
D.
Diagnosis
Diagnosis
merupakan tahap menginterpretasi data dalam bentuk problem yang ditunjukkan.
Dari diagnosis dapat dipeoleh data tentang klien dan permasalahannya. Tahap
diagnosis ini merupakan pengumpulan data yang bertujuan mengetahui lokasi
kesulitan, mengetahui jenis kesulitan, dan mengetahui latar belakang kesulitan.
Dari analisis dan sintesis di atas maka dapat
diketahui bahwa diagnosis yang dapat diambil berdasarkan data angket,
wawancara, observasi dan penilaian adalah:
1)
Klien bersifat pasif di dalam kelas, tidak pernah bertanya kepada guru
maupun berinisiatif menjawab pertanyaan guru karena merasa malas belajar.
2)
Klien kurang termotivasi terhadap pelajaran agama Islam karena tidak masuk
ujian nasional. Hal ini terbukti ketika diberi tugas terstruktur klien tidak
mengerjakan apalagi mengumpulkan tugasnya,
3)
Klien kurang bisa mengatur waktu belajar. Hal
ini terbukti dari pernyataan klien yang hanya belajar jika ada ulangan, belajar
tidak teratur waktunya. Klien juga sering malas belajar karena merasa
beberapa mata pelajaran di sekolah tidak penting baginya. Klien belum memahami
makna “belajar” sehingga dia belajar dengan cara menghafal yang kurang begitu
efektif.
Setelah memperhatikan beberapa hal dan menganalisa data-data yang berhasil
dikumpulkan baik dengan metode angket, interview, observasi maupun penilaian,
dapat disimpulkan bahwa latar belakang kesulitan belajar klien disebabkan oleh
beberapa faktor.
a. Faktor internal
Klien sering terlihat malas belajar dan kurang aktif. Hal ini kemungkinan
besar berkaitan dengan sifat klien yang memang sering malas. Hal inilah yang
menyebabkan klien bersifat pasif dalam kelas bahasa Inggris dan juga ketakutan
menghadapi masa depan.
b.
Faktor
eksternal
Yang termasuk dalam
faktor eksternal di sini meliputi masalah-masalah yang dialami yang berhubungan
dengan faktor lingkungan sekolah. Dalam hal ini berdasarkan pengamatan penulis
di kelas dan di luar kelas, klien sering bekumpul dengan anak yang menurut
pengamatan penulis memiliki sifat pemalas dan sikap cuek pada orang lain.
c.
Dari
faktor pendekatan belajar
Klien merupakan anak
yang memiliki pola belajar yang kurang bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari
cara belajar siswa yang lebih senang belajar sendiri (individu) walaupun
terkadang dibantu saudara dan orang tuanya. Ketidakmampuan klien untuk mengatur
waktu belajar juga memperburuk prestasi belajar klien.
E.
Prognosis
Prognosis
adalah suatu langkah yang digunakan untuk meramalkan kemungkinan yang akan
terjadi pada klien apabila permasalahan yang dihadapi tidak segera ditangani
atau segera mendapat bantuan. Tahap ini bertujuan untuk menetapkan jenis
bantuan yang diberikan kepada klien. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana cara membantu klien untuk dapat menyelesaikan masalahnya, sehingga
tidak terjadi kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan. Dengan demikian,
diharapkan prestasi belajar klien menjadi lebih baik.
Berdasarkan
permasalahan yang dihadapi klien harus segera mendapatkan bantuan dalam masalah
belajarnya. Adapun masalah klien yang mungkin timbul jika tidak segera
mendapatkan bantuan adalah sebagai berikut:
a.
Prestasi
belajar klien akan terus menurun; dan
b.
Klien akan merasa terpengaruh oleh perilaku
negatif teman-temanya.
akan tetapi, apabila permasalahan klien segera dibantu, maka
diharapkan:
a.
Klien kembali mempunyai semangat dalam belajar;
b.
Klien merasa lebih percaya diri;
c.
Bersifat
aktif di dalam kelas;
d.
Lebih dapat meningkatkan prestasi belajarnya; dan
e.
Yang paling penting, klien bisa lebih dewasa,
bijak, dan mampu belajar untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi
seperti apapun.
F. Pemberian Bantuan (Treatment)
Usaha pemberian bantuan atau treatment
merupakan inti dari kegiatan penelitian tidakan kelas. Tahap ini merupakan
usaha untuk mengentaskan masalah klien dengan memberikan beberapa
alternatif bantuan. Tujuan dari pemberian bantuan adalah agar klien dapat mengatasi kesulitan belajar, memahami dirinya sendiri sehingga dapat
mencapai hasil belajar yang optimal.
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan
dalam diagnosa, masalah yang telah dihadapi oleh siswa adalah masalah kesulitan
belajar dan masalah persahabatan yang kurang positif dan bersikap cuek. Dengan
adanya data yang seperti itu penulis perlu memberikan bantuan yang berupa layanan bimbingan belajar dan dorongan
semangat untuk bertanggung jawab terhadap dirinya. Adapun bantuan dalam layanan
bimbingan ini adalah sebagai berikut :
1.
Bantuan
mengatasi kesulitan belajar
- Membuat jadwal tentang kegiatan
sehari-hari mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi di malam
hari. Sehingga waktunya dapat digunakan seefektif mungkin untuk belajar
dan dapat menentukan waktu yang tepat untuk bermain dengan teman-temannya.
- Menggunakan waktu istirahat sebaik
mungkin agar pada waktu belajar tidak ngantuk, selain itu menggunakan
waktu sebaik mungkin seperti ketika nonton TV tetap membawa buku paling
tidak masih bisa belajar meskipun tahapnya sangat ringan, selain itu
belajar tidak hanya ketika mau ulangan atau diperintah orang tua saja,
tapi kapan pun dan di mana pun dia sempat untuk belajar.
- Memberikan pengertian bahwasannya
dia adalah anak yang cerdas hanya saja dia malas dalam belajar sehingga
prestasinya kurang optimal, sehingga
siswa lebih percaya diri dengan kemampuann yang dimiliki.
2. Bantuan mengatasi masalah lingkungan
di sekolah
a.
Klien
berusaha untuk mengurangi pergaulannya dengan teman-temannya yang malas dan
memberikan pemahaman yang baik.
b.
Klien agar
berusaha menjalin persahabatan dengan teman-temannya yang aktif dan memiliki
prestas tinggi
c.
Berkonsultasi
dengan orang tua ketika waktu senggang, mengajak mengobrolorang tua mengenai
hal apapun terutama mengenai sekolah dan yang berhubungan dengan masa depannya.
G.
Tindak
Lanjut (Follow Up)
Follow Up adalah suatu usaha untuk tindak lanjut setelah
mengadakan evaluasi terhadap bimbingan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan diagnosis kesulitan belajar dan usaha bantuan yang diberikan.
Setelah melakukan tahap pemberian
bantuan (treatment), untuk selanjutnya adalah :
a. Memonitor atau mengawasi
perkembangan siswa secara terus menerus baik di dalam kelas maupun di luar
kelas
b. untuk mengetahui
perkembangan siswa, selanjutnya akan diserahkan kepada konselor, guru dan wali kelas, untuk
memberikan bimbingan kepada siswa yang bersangkutan.
PENUTUP
Adalah sebuah kewajiban bagi seorang guru
untuk mengajar di dalam kelas, namun selain itu guru juga dituntut untuk
membantu mengembangkan pribadi siswa menuju yang lebih baik sesuai dengan
potensi yang dimiliki.
Berdasarkan cita-cita dan langkah-langkah yang
telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa keberadaan layanan
bimbingan siswa sangat penting artinya bagi diri sendiri, terutama untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar agar dapat menyelesaikan
masalahnya sendiri dengan kemampuannya dan meningkatkan prestasi belajarnya
secara optimal.
Dari layanan bimbingan siswa yang telah penulis lakukan,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Pergaulan
sangat mempengaruhi
2.
Keadaan
siswa yang sukar untuk berkonsentrasi saat menerima pelajaran, mudah lupa, dan
sering lelah kurang bersemangat dapat menjadi beban seorang anak usia sekolah
dalam menyelami kehidupan bermasyarakat pada umumnya dan sekolah pada
khususnya, terutama akan berpengaruh pada motivasi belajarnya yang
menurun.
3.
Walau
bagaimanapun juga, sebagai seorang anak usia yang masih bersekolah di SMA
Negeri 01 Malang tidak akan bisa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri yang
bukan menjadi tanggung jawabnya. Klien harus bisa bertanggung jawab pada
dirinya untuk giat belajar dan bersekolah agar nantinya dapat mencapai
cita-citanya kelak di masa depan.
B. Saran
Penulis
sangat bersyukur atas terselesaikannya penulisan laporan ini, dengan harapan
penulis memperoleh pengalaman, manfaat dan hasil yang baik. Sesuai dengan
harapan tersebut, penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Saran-saran
untuk klien
·
Klien
diharapkan mampu merubah cara belajarnya dan mampu membagi waktu secara tepat
untuk kepentingan belajarnya.
·
Klien
sebaiknya membuat jadwal penggunaan waktu belajar dan berusaha untuk bersikap
disiplin terhadap perencanaan waktu yang telah dibuat.
·
Klien
hendaknya mampu menumbuhkan motivasi dalam diri pribadi untuk dapat
meningkatkan kualitas kemampuan di dalam penguasaan materi pelajaran terutama
bidang studi Pendidikan Agama Islam.
·
Klien
hendaknya selalu menjalin komunikasi yang harmonis dengan orang tua.
2.
Saran-saran
untuk guru
3.
Saran-saran
kepada BK
Guru BK diharapkan selalu mampu menjalin komunikasi
dengan siswa sehingga dapat mengetahui perkembangan siswa yang telah mendapatkan
bantuan. Secara umum guru BK diharapkan menjadi penghubung antara siswa, guru,
dan orang tua, sehingga permasalahan siswa dapat segera diketahui dan
diselesaikan.
4. Saran-saran untuk
orang tua
Perhatian dan motivasi orang
tua terhadap aktivitas anak, memiliki pengaruh yang besar dalam membantu
pengembangan diri anak menjadi yang terbaik, oleh karena itu pada orang tua
diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam membimbing dan memotivasi
anak-anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian
dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan. 1985.Pengantar Pelayanan
Bimbingan di Sekolah. Jakarta :
Depdikbud.
Djumbur. I dan Surya. M, 1975. Bimbingan dan Penyuluhan untuk PPJP.
Jakarta: Depdikbud.
Parto Wisato, K. 1986. Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar. Jakarta:Erlangga
Sajadi Kapitalisme, 1983. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di
Sekolah. Bandung Ilmu.
Makmun, Abin
Syamsudin. 1996. Psikologi Kependidikan. Perangkat Sistem Pengajaran Modul.
Bandung: Rosda Karya.
Muhaimin,
MA. 1991. Konsep Pendidikan Islam.
Solo: Ramadhan