PENDAHULUAN
Ilmu
merupakan produk dari proses berpikir menurut langkah-langkah teryentu yang
secara umum dapat disebut sebagai berpikir ilmiah.[1]
Perkembangan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan penelitian
atau riset (resarch). Research diartikan sebagai kegiatan mengungkap atau
membuka pengetahuan, karena pengetahuan dianggap sudah ada dan atau tersembunyi
di alam yang hanya memerluka pengungkapannya.[2]
Penelitain bisa juga diartikan sebagai semua kegiatan pencarian, penyelidikan
dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidan tertentu untk mendapat
fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan
pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu dan teknologi.[3]
Perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan mensyaratkan
dan memutlakkan adanya kegiatan penelitian. Tanpa penelitian itu ilmu
pengetahuan tidak dapat hidup.
“Ilmu itu bagaikan
bangunan yang tersusun dari batu bata. Batu atau unsur dasar tersebut tidaj
pernah langsung didapat di alam sekitar. Lewat observasi ilmiah batu-batu sudah
dikerjakan sehingga dapat dipakai, kemudian digolongkan menurut kelompok
tertentu, sehingga dapat digunakan”. (Van Peursen 1985, hlm. 28).[4]
Memang
penelitian merupakan suatu tugas, agar ‘bangunan’ ilmu pengetahuan tidak kabur,
tanpa struktur jelas, tanpa sistematik, atau dengan metode serta tujuan yang
kacau.[5]
Pada
pokonya kegiatan penelitian merupakan upaya untuk merumuskan permasalahan,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencobamenjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut, dengan jalan menemukan fakta-fakta dan memberikan penafsiran yang
benar. Tetapi lebih dinamis lagi penelitian juga berfungsi dan bertujuan inventif,
yakni terus-menerus membaharui lagi kesimpulan dan teori yang telah diterima
berdasarkan fakta-fakta dan kesimpulan yang telah diketemukan. Tanpa usaha
peneliti itu ilmu pengetahuan akan mandeg, bahkan akan surut kebelakang.[6]
Penelitian
juga merupakan suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan
menganalisis sampai menyusun laporan.[7]
Penelitian
mempunya tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga
macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan
berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang
betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti
data yang diperoleh itu digunakan untuk
membuktikan adanya keraguan-keraguan terhadap informasi atau pengetahuan
tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas
pengetahuan yang telah ada.[8]
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Penelitian.
DanuWira Pangestu dalam bukunya “Dasar Teori
Metodologi Penelitian”, mengutip beberapa definisi tentang penelitian yang
diturunkan di bawah ini.
Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry)
secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap
masalah-masalah yang dapat dipecahkan. (Parsons, 1946).
Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode
objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil
atau hukum. (John, 1949).
Penelitian adalah transformasi yang terkendalikan atau
terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada padanya
dan hubungannya, seperti mengubah unsur dari situasi orisinal menjadi suatu
keseluruhan yang bersatu padu (Dewey, 1936).
Dari definisi-definisi tentang penelitian, maka nyata
bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang terorganisasi. Penelitian juga
dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberi artian yang
terus-menerus terhadap sesuatu.
Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah (scientific
method) disebut penelitian ilmiah.
Dalam penelitian ilmiah ini, selalu ditemukan dua unsur
penting, yaitu unsur observasi (pengamatan) dan unsur nalar (reasoning)
(Ostle, 1975).[9]
B. Kegunaan dan Peranan Penelitian
Kegunaan
penelitian adalah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan
konsekuensiterhadap suatu set keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja
dikontrol melalui percobaan (eksperimen) ataupun berdasarkan observasi tanpa
kontrol. Penelitian memegang peranan yang amatpenting dalam memberikan fondasi
terhadap tindak serta keputusan dalam segala aspek pembangunan. Adalah sangat
sulit, bahkan tidak mungkin sama sekali, untuk memperoleh data yangterpercaya
yang dapat digunakan dalam perencanaan pembangunan, jika penelitian tidak
pernahdiadakan, serta kenyataan-kenyataan tidak pernah diuji lebih dahulu
melalui penelitian. Tidak adasatu negara yang sudah maju dan berhasil dalam
pembangunan, tanpa melibatkan banyak daya dandana dalam bidang penelitian.
Di
negara-negara yang telah berkembang, apresiasi terhadap karya penelitian sudah
begitu melembaga dan penggunaan dana untuk keperluan penelitian tidak pernah
dipertanyakan lagi manfaatnya. Pengeluaran negara untuk penelitian dapat
mencapai 1-2 persen dari total pengeluaran
negara. Di tahun 1953, Amerika
Serikat misalnya telah menggunakan 3,5 billiun (miliar) dolar untuk penelitian.
Kira-kira 60 persen dibiayai oleh pemerintah dan 35 persen oleh industri
swasta, dan selebihnya oleh instansi dan lembaga lainnya. Dari keseluruhan
pembiayaan tersebut, 94 persen digunakan untuk penelitian terapan (applied
research) dan 6 persen untuk penelitian dasar (basic research).[10]
C. Krakteristik Penelitian Kasu
- Menempatkan obyek sebagai kasus
Dari pembahasan tentang
pengertian penelitian studi kasus,
dapat disimpulkan bahwa penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti
fenomena kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya,
dengan menggunakan berbagai bentuk data kualitatif. Penjelasan
tersebut menunjukkan bahwa, karakteristiuk penelitian studi kasus pada umumnya
sama dengan karakteristik penelitian kualitatif pada umumnya. Seperti telah dijelaskan di depan, karakteristik
penelitian kualitatif dilandasi oleh tujuan utamanya yaitu untuk menggali
substansi mendasar di balik fakta yang terjadi di dunia. Secara khusus,
penelitian studi kasus memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan
jenis penelitian kualitatif yang lain. Kekhususan penelitian studi kasus adalah
pada cara pandang penelitinya terhadap obyek yang diteliti. Dari cara pandang
yang berbeda ini, menimbulkan kebutuhan metoda penelitian yang khusus, yang
berbeda dengan jenis penelitian kualitatif yang lain.
- Dilakukan pada kondisi kehidupan sebenarnya
Seperti telah dijelaskan di dalam pengertian penelitian studi kasus
di depan, keunikan penelitian studi kasus adalah pada adanya cara pandang terhadap obyek penelitiannya
sebagai ’kasus’. Bahkan, secara khusus, Stake (2005) menyatakan bahwa
penelitian studi kasus bukanlah suatu pilihan metoda penelitian, tetapi
bagaimana memilih kasus sebagai obyek atau target penelitian. Pernyataan ini
menekankan bahwa peneliti studi kasus harus memahami bagaimana menempatkan
obyek atau target penelitiannya sebagai kasus di dalam penelitiannya.
Kasus itu sendiri adalah sesuatu yang dipandang sebagai suatu sistem kesatuan yang menyeluruh, tetapi
terbatasi oleh kerangka konteks tertentu (Creswell, 2007). Sebuah kasus adalah isu atau masalah yang harus
dipelajari, yang akan mengungkapkan pemahaman mendalam tentang kasus tersebut,
sebagai suatu kesatuan sistem yang dibatasi, yang melibatkan pemahaman sebuah
peristiwa, aktivitas, proses, atau satu atau lebih individu. Melalui penelitian
studi kasus, kasus yang diteliti dapat dijelaskan secara terperinci dan
komprehensif, menyangkut tidak hanya penjelasan tentang karakteristiknya,
tetapi juga bagaimana dan mengapa karakteristik dari kasus tersebut dapat
terbentuk.
- Menggunakan teori sebagai acuan penelitian
Karakteristik penelitian studi kasus yang relatif berbeda
dibandingkan dengan strategi atau metoda penelitian studi kasus yang lain
adalah penggunaan teori sebagai acuan penelitian. Berdasarkan pemikiran
induktif yang bermaksud untuk membangun pengetahuan-pengetahuan baru yang
orisinil, penelitian kualitatif selalu dikonotasikan sebagai penelitian yang
menolak penggunaan teori sebagai acuan penelitian. Penggunaan teori sebagai
acuan dianggap dapat mengurangi orisinalitas temuan dari penelitian kualitatif
Pada penelitian studi kasus, teori digunakan baik untuk menentukan arah, konteks, maupun posisi
hasil penelitian. Kajian teori dapat dilakukan di
bagian depan, tengah dan belakang proses penelitian. Pada bagian depan, teori
digunakan untuk membangun arahan dan pedoman di dalam menjalankan kegiatan
penelitian. Secara khusus,
pada bagian ini, teori dapat dipergunakan untuk membangun hipotesis, seperti
halnya yang dilakukan pada paradigma deduktif atau positivistik (VanWynsberghe
dan Khan, 2007; Eckstein, 2002; Lincoln dan Guba, 2000). Pada bagian tengah, teori dipergunakan untuk menentukan posisi
temuan-temuan penelitian terhadap teori yang ada dan telah berkembang
(Creswell, 2003, 2007). Sedangkan pada bagian belakang, teori dipergunakan
untuk menentukan posisi hasil keseluruhan penelitian terhadap teori yang ada
dan telah berkembang (Creswell, 2003, 2007).
Melalui pemanfaatan teori tersebut, peneliti studi kasus dapat
membangun teori yang langsung terkait dengan kondisi kasus yang ditelitinya.
Kesimpulan konseptual dan teoritis yang dibangun melalui penelitian studi kasus
dapat lebih bersifat alamiah, karena sifat dari kasus yang alamiah seperti apa
adanya tersebut.
D. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan ( Case study and field
study)
Penelitian kasus
dan penelitian lapangan bermaksud mempelajari secara intensif tentang latar
belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok,
lembaga, masyarakat. Misalnya, study secara intensif tentang sosial kebudayaan
suatu kota metropolitan, study lapangang tentang kelompok masyarakat terpencil
dan lain-lain.[11]
- Tujuan
Tujuan
penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara
intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan
sesuatu unuit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.[12]
- Contoh
- Study lapangan yang tuntas mengenai kebudayaan
kelompok—kelompok masyarakat terpencil
- Study secara mendalam mengenai seorang anak yang mengalami
ketidakmampuan belajar yang dilakukan oleh seorang ahli psikologi.[13]
- Ciri-ciri
a.
Penelitian
kasus adalah penelitain yang mendalam mengenai kasus tertentu yang hasilnya
merupakan gambaran lengkap dan terorganim mengenai kasus itu penelitian ini
antara lain mencakup keseluruhan siklus kehidupan, kadang-kadang hanya meliputi
segmen-segmen tertentu pada faktor-faktor kasus.
b.
Penelitian
kasus cendrung untuk meneliti jumlah unit yang kecil tetapi mengenai
variable-variabel dan kondisi yang besar jumlahnya.
1)
Penelitian
kasus sangat berguna untuk informasi latar belakang guna merencakan yang lebih
besar dalam ilmu-ilmu sosial.
Ia lebih
intensif menerangi variable-variabel yang penting, proses-proses dan
interaksi-interaksi yang memerlukan perhatian yang lebih luas. Penelitian ini
merupakan perintis bagi penelitian lanjutan, juga merupakan sumber hipotesi.
2)
Penelitian
kasus memberikan contoh yang berguna berdasarkan data yang diperoleh untuk
memberi gambaran untuk penemuan-penemuan yang disimpulkan dengan statistik.
Kelemahan :
a)
Tidak
memungkinkan generalisasi yang obyektif pada populasi sebab perincian kasus
sangat terbatas representatnya.
b)
Penelitian
kasus sangatlah peka terhadap keberatan sebelahan yang subyektif maka hasilnya
kurang obyektif.[14]
- Langkah-langkah Pokok
1.
Merumuskan
tujuan-tujuan yang akan dicapai, apakah yang dijadikan unit studi dan
sifat-sifat, saling hubungan serta proses-proses yang mana yang akan menuntun
penelitian.
2.
Merancangkan
cara pendekatannya. Bagaimana unit-unit itu akan dipilih? Sumber-sumber data
mana yang tersedia Metode pengumpulan data mana yang akan digunakan?
3.
Mengumpulkan
data.
4.
Mengorganisasikan
data dan informasi yang diperoleh itu menjadi rekonstruksi unit studi yang
koheren dan terpadu secara baik.
5.
Menyusun
laporan dengan sekaligus mendiskusikan makna hasil tersebut.[15]
KESIMPULAN
Peneliltian
merupakan kegiatan yang kerap dilakukan kalangan awam, akademisi, maupun
ilmuwan. Untuk mencapai hasil-hasil yang mememuaskan dibutuhkan metodologi
penelitian yang meliputi langkah-langkah, dalil-dalil, dan proses yang
sistematis serta didukung data yang akurat.
Diantara lain
adalah Penelitian Kasus, yang bermaksud mempelajari secara intensif tentang
latar belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok,
lembaga, masyarakat. Misalnya, study secara intensif tentang sosial kebudayaan
suatu kota metropolitan, study lapangang tentang kelompok masyarakat terpencil
dan lain-lain, dengan cirri-ciri kegiatan penelitain yang mendalam mengenai
kasus tertentu yang hasilnya merupakan gambaran lengkap dan terorganim mengenai
kasus itu penelitian ini antara lain mencakup keseluruhan siklus kehidupan,
kadang-kadang hanya meliputi segmen-segmen tertentu pada faktor-faktor kasus.
Dan penelitian kasus cendrung untuk meneliti jumlah unit yang kecil tetapi
mengenai variable-variabel dan kondisi yang besar jumlahnya.
Daftar
Pustaka
Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
Populer, Jakarta: Sinar Harapan, 1995.
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2000.
Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung:
Pustaka Setia, 1998.
Anton Bakker, Charris Zubair Achmad, Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Narbuko Cholii,
Achmadi Abu, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Sugiono, Metode Penelitia Kuantitatif Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2011.
DanuWira Pangestu, Dasar Teori Metodologi Penelitian, 2007
Usman Husaini, Setiady Purnomo, Metode Penelitian Hukum,
Jakarta: Bumi Aksara, 1996