Pendekatan dalam Pengkajian Islam: telaah terhadap pemikiran Richard C.
Martin.
A. Pendahuluan
Tradisi agama telah mendarah daging dalam sejarah kehidupan umat
manusia. Eropa dan Amerika dengan tradisi Kristen, Timur Tengah dengan tradisi
Islam, Cina dengan tradisi Konfusianisme, Thailand dengan Budhisme, India
dengan Hinduisme, dan masih banyak lagi tradisi keagamaan lain yang tidak cukup
untuk disebut satu persatu.[1]
Menafikan keberadaan tradisi-tradisi agama di muka bumi, baik di Barat apalagi
di Timur, merupakan pekerjaan yang sia-sia. Masing-masing mempunyai hak hidup
yang sama; masing-masing memiliki cara untuk mempertahankan identitasnya
sendiri-sendiri. Salah satu cara yang paling tepat adalah melalui jalur
pendidikan.[2]
Dewasa ini kehadiran
agama semakin dituntut agar ikut terlibat secara aktif di dalam memecahkan
berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama tidak boleh hanya sekedar
menjadi lambang kesalehan atau berhenti sekadar disampaikan dalam khutbah,
melainkan secara konsepsional menunjukkan cara-cara yang paling efektif dalam
memecahkan masalah. Tuntutan terhadap agama yang demikian itu dapat dijawab
manakala pemahaman agama yang selama ini banyak menggunakan pendekatan teologis
normatif dilengkapi dengan pemahaman agama yang menggunakan pendekatan lain,
yang secara operasional konseptual dapat memberikan jawaban terhadap masalah
yang timbul. [3]
Islam telah menjadi
kajian yang menarik banyak minat belakangan ini. Studi Islam pun makin
berkembang. Islam tidak lagi dipahami dalam pengertian historis dan doktriner,
tetapi telah menjadi fenomena yang kompleks. Islam tidak hanya terdiri dari
rangkaian petunjuk formal tentang bagaimana seseorang memaknai kehidupannya.
Islam telah menjadi sebuah sistem budaya, peradaban, komunitas politik, ekonomi
dan bagian dari perkembangan dunia. Mengkaji dan mendekati Islam, tidak lagi
mungkin hanya dari satu aspek, tetapi dibutuhkan metode dan pendekatan
interdisipliner.[4]
Studi
Islam atau studi keislaman atau pengkajian Islam (Islamic studies)[5]
merupakan suatu disiplin ilmu yang membahas Islam, baik sebagai ajaran,
kelembagaan, sejarah maupun kehidupan umatnya. Dimaklumi bahwa
Islam sebagai agama dan sistem ajaran telah menjalani proses
akulturasi, transmisi dari generasi ke generasi dalam rentang waktu yang
panjang dan dalam ruang budaya yang beragam. Proses ini melibatkan
tokoh-tokoh agama, mulai dari Rasulullah saw., para sahabat, sampai ustadz dan
para pemikir Islam sebagai pewaris dan perantara yang hidup. Secara
kelembagaaan proses transmisi ini berlangsung di berbagai institusi mulai dari
keluarga, masyarakat, mesjid, madrasah, pesantren, sampai al-jamiah. Dalam
proses tersebut para pemeluk agama ini telah
memberikan respon, baik dalam pemikiran ovensif maupun devensif terhadap
ajaran, ideologi atau pemikiran dari luar agama yang diyakininya itu. Dengan
demikian, studi keislaman, dilihat dari ruang lingkup kajiannya, berupaya
mengkaji Islam dalam berbagai aspeknya dan dari berbagai perspektifnya.
Dalam lingkup kajian
studi Islam dan agama-agama, kegagalan para sejarawan dan peneliti-peneliti
agama abad ke-19 dalam memberikan pemahaman yang memadai tentang fenomena
keberagamaan manusia (Islam) menjadi satu kegelisahan tersendiri bagi Richard
C. Martin. Problem lain yang juga muncul dalam kajian-kajian Islam tradisional
adalah hubungan problematis antara peneliti (sarjana bidang agama) dengan
objek/subjek yang diteliti. Dimana sering terjadi distorsi dalam memberikan
pemaknaan dan pemahaman mengenai fenomena keberagamaan manusia. Sehingga wajar
saja jika ada yang mengatakan bahwa agama bisa saja berubah secara drastis
dibawah pengaruh kajian-kajian akademik.
Buku suntingan Richard C. Martin yang berjudul approaches
to Islam in religious studies, menyajikan berbagai pendekatan yang
digunakan oleh para Islamisis dan sarjana Barat dalam upaya mendekati
materi-materi Islam; mulai dari pendekatan terhadap teks kitab suci dan nabi,
ritual Islam, Islam dan masyarakat hingga pendekatan interpretasi dan problem
insider dan outsider.
B. Biografi Richard
Martin
Richard C. Martin adalah guru besar (professor) agama di
Emory University. Di universitas tersebut Richard C. Martin menjabat sebagai
Ketua Departemen Agama sejak tahun 1996-1999. Bidang-bidang keahliannya
meliputi studi Islam (Islamic Studies), studi perbandingan agama, serta
agama dan konflik. Martin memegang beberapa jabatan penting, diantaranya
sebagai komite eksekutif pusat penelitian Amerika di mesir (1996-2009), bahkan
sekarang menjabat sebagai presiden di lembaga tersebut. Martin telah memberikan
kuliah secara luas di Amerika, Afrika Utara, Asia tenggara pada topic-topik
terkait dengan Islam dan sejarah agama.[6]
Diantara
karya-karya yang dihasilkan oleh Martin adalah:
Dalam
bentuk buku : Co-editor
with Carl Ernst, Rethinking Islamic Studies: From Orientalism to
Cosmopolitanism (Columbia, SC: University of South Carolina Press,
2010); Co-editor with Abbas Barzegar, Islamism:
Contested Perspectives on Political Islam (Stanford, CA: Stanford
University Press, 2009) ; Co-editor with John Witte, Jr., Sharing the Book:
Religious Perspectives on the Rights and Wrongs of Mission (Orbis Books, 1999)
; Islamic Studies: A History of Religions Approach, a thoroughly revised
edition ; Islam: A Cultural Perspective, with eight new chapters.
(Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall, 1995); Defenders of Reason in Islam:
Mu`tazilism from Medieval School to Modern Symbol, co-author Mark R.
Woodward (London: Oneworld, 1997); Editor, Approaches to Islam in Religious
Studies (Tucson, AZ: University of Arizona Press, 1985). Islam: A
Cultural Perspective (Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1982).
Editing - Encyclopedias and Dictionaries : Editor in Chief, Macmillan Encyclopedia of Islam and the
Muslim World 2003; Islam Area
Editor, HarperCollins Dictionary of Religion, Jonathan Z. Smith, editor,
1995
Refereed Articles and Chapters in Books
1.
“Hidden Bodies in Islam: Secular Muslim Identities in Modern
(and Premodern) Societies,” in Gabriele Marranci, ed., Muslim Societies and
the Challenge of Secularization: An Interdisciplinary Approach (Netherlands:
Springer, 2010).
2.
“Islamic Studies in the American Academy: A Personal
Reflection,” Journal of the American Academy of Religionvol. 78.4, 2010.
3.
“Visiting Ground Zero: Sacred Echoes in Secular Rites,” in Pilgrimages
Today, ed. By Tore Ahlbäck (Åbo, Finland: Donner Institute for Research in
Religious and Cultural History, 2010), pp. 268-87.
4.
“From Dhimmis to Minorities: Shifting Constructions of the
non-Muslim Other from Early to Modern Islam,” in Nationalism and Minorities
in Islamic Societies, ed. Maya Shatzmiller (McGill-Queens University Press)
5.
“September 11: Clash of Civilizations or Islamic Revolution?”
in Roads to Reconciliation: Approaches to Conflict in the Twenty-First
Century, eds. Amy B. Brown and Karen M. Poremski (Armonk, N.Y.: M. E.
Sharpe, Inc.,2004).
6.
“Discourses on Jihad in the Postmodern Era,” in Islamic
Ethics of Life: Abortion, War and Euthanasia, ed. Jonathan E. Brockopp
(Columbia, S.C.: University of South Carolina Press, 2003).
7.
“Other People’s Theologies: The New Hubris of History of
Religions,” in Shifting Paradigms: Theology, Religious Studies and the
University, eds. Delwin Brown and Linell R. Cady (SUNY Press, 2003).
8.
“Conversion to Islam by Invitation: Proselytism and the
Negotiation of Identity in Islam,” in Witte and Martin, eds., Sharing the
Book: Religious Perspectives on the Rights and Wrongs of Mission (Orbis
Books, 1999). 5
9.
“Fazlur Rahman’s Contribution to Religious Studies: A
Historian of Religions’ Appraisal,” in Waugh and Denny, eds., Trends in the
North American Study of Islam: The Shape of an American Islamic Discourse: A
Memorial to Fazlur Rahman (Atlanta, GA: Scholars Press, 1998).
10.
“More on the Identification of Fi l-tawhid?” in Muhammad
`Abd al-Hadi Abu Rida, Kitab Tadhkari (Festschrift), ed. Dr. `Abdallah
al-`Umar (Kuwait: University Press, 1993) pp. 582-92.
11.
"Public Aspects of Theology in Medieval Islam: The Role
of Kalam in Conflict Definition and Resolution," Journal for Islamic
Studies 17 (1993).
12.
"The Religious Foundations of War, Peace, and Statecraft
in Islam," in War, Peace and Statecraft in Western and Islamic Religion
and Culture, eds. John Kelsay and James Turner Johnson (Westport, CN:
Greenwood Press, 1991), pp. 91-117.
13.
"The Study of Religion and Violence: Approaches in the
Humanities and the Social Science," in David Rapoport, ed., The
Morality of Terrorism, rev. ed. (New York, Columbia University Press,
1989).
14.
"Understanding Islamic Texts and Contexts in the
Poststructuralist Era," The Way Prepared: Essays in Honor of Richard
Bayly Winder, eds. F. Kazemi and R. McChesney (New York: New York
University Press, 1988).
15.
"Striving in the Path of Allah: A Fundamentalist
Interpretation of Jihad in Egypt," Conflict Quarterly 7/2 (1987):
5-19.
16.
"Text and Contextuality in Reference to Islam," in
Text and Textuality, ed. Charles Winquist, Semeia 39 (1987): 125-45.
17.
"Religious Violence in Islam: Towards an Understanding
of the Discourse on Jihad in Modern Egypt" in Contemporary Research on
Terrorism, eds. Paul Wilkinson and A. M. Stewart (Aberdeen: Aberdeen
University Press, 1987), pp. 55-71.
18.
"Clifford Geertz Observed: Understanding Islam as
Cultural Symbolism," in Anthropology and the Study of Religion, ed.
Robert L. Moore & Frank 6
19.
E. Reynolds (Chicago: Center for the Scientific Study of
Religion, 1984), pp. 11-30.
20.
"Cosmology, World View and Ethos: An Approach to Quranic
Studies," Paine Lectures in Religion (Columbia, MO: University of
Missouri, 1984).
21.
"Understanding the Qur'an in Text and Context," History
of Religions 21/4 (1982): 361-84.
22.
"The Role of the Basrah Mu`tazilah in Formulating the
Doctrine of the Apologetic Miracle," Journal of Near Eastern Studies 39
(1980): 175-89.
23.
"Structural Analysis and the Qur'an: Newer Approaches to
the Study of Islamic Texts," Journal of the American Academy of
Religion (Supplement) 47/4 (1979): 665-83.
24.
"The Identification of Two Mu`tazilite MSS," Journal
of the American Oriental Society 98 (1978): 389-93.
Dictionary/Encyclopedia Articles
1.
“Miracle of the Qur’an” (5000 words), “Anthropomorphism”
(1000), “Creation of the Qur’an” (1000), Encyclopaedia of the Qur’an .
2.
“Islam,” 5,000-word essay and over 30 short articles in Dictionary
of Religion, ed. by Jonathan Z. Smith, Harpers, 1995
3.
"Id al-adha," "Id al-fitr," "History
of Islamic Studies," The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic
World, New York: Oxford University Press, 1995.
4.
"Hajj" "Right and Left Symbolism" and
Qur'an Recitation" in Encyclopedia of Religion, ed. Mircea Eliade
(New York: Macmillan, 1986).
5.
"Unbelief in Islam," Encyclopedia of Unbelief,
ed. Gordon Stein (Buffalo NY: Prometheus Books, 1986).
6.
"Ihram," "Mecca," and "Medina"
in Dictionary of the Middle Ages, ed. Joseph R. Strayer (New York:
Scribner's, 1987).
7.
"Islam and the History of Religions," CSR
Bulletin 7/1 (1976). 7
8.
"On Teaching Islam as Religion," CSR Bulletin (1975):
3-5.
9.
Book
Reviews In Journal of the American Academy of Religion, Middle East
Journal, History of Religions, International Journal of Middle
Eastern Studies, Speculum, Conflict Quarterly, and Journal
of Religion.
10.
Guest
Editor, Islam in Local Contexts, in Contributions to Asian Studies 17
(Leiden, E.J. Brill, 1982).
C. Pendekatan Studi Islam Menrut Richard C. Martin
Dalam catatan
pengantarnya, Richard C. Martin menekankan bahwa pendekatan dalam pengkajian
Islam seyogyanya memaparkan Islam sebagaimana apa yang dialami dan dijalankan
oleh para pemeluknya. Meskipun bentuk ideal Islam normatif juga tidak luput
dilihat, tetapi pengakuan yang harus ditekankan adalah bahwa realitas agama
memiliki lokusnya dalam pengalaman penganutnya dan para sarjana mutlak harus
tunduk pada pengalaman itu. Hal
ini lebih didasarkan pada pengalaman kegagalan para sejarawan agama abad ke-19
dalam memajukan pemahaman tentang Islam sebagai agama, dan mereka juga dianggap
gagal dalam menjelaskan fenomena keagamaan Islam secara memadai. Tidak ada
demonstrasi yang sungguh-sungguh meyakinkan bahwa para sejarawan agama dengan
metode-metode yang mereka gunakan telah memberi sumbangan yang cukup bermakna
dalam memahami Islam.
Richard C.
Martin menyatakan bahwa Islam mendapat perhatian besar dalam studi agama lebih
disebabkan perkembangan dan pengaruh global terhadap penduduk muslim dunia.
Richard C. Martin berasumsi bahwa pemahaman tentang agama dari sudut pandang
Islam merupakan persoalan yang perlu dielaborasi dalam diskusi dan pembahasan
para sarjana di bidang studi agama.[7]
Menurut Richard
C. Martin, Para sarjana studi agama, bagaimanapun, mempunyai akar dalam
disiplin tradisional. Pertama, adalah humaniora tradisional. Kedua,
adalah disiplin teologi, studi al-kitab, dan sejarah gereja. Ketiga,
adalah ilmu-ilmu sosial, khususnya antropologi, ilmu bahasa dan psikologi. Keempat,
adalah studi kawasan (utamanya studi ketimuran), Timur Tengah, Asia Timur, Asia
Selatan dan Tenggara.[8]
Selanjutnya, Martin menyatakan ingin membuka kontak
dan pertemuan langsung antara tradisi berfikir keilmuan dalam Islamic
Studies secara tradisional dan tradisi berfikir keilmuan dalam religious
Studies kontemporer yang telah memanfaatkan kerangka teori,
metodologi, dan pendekatan yang digunakan oleh ilmu-ilmu social dan humaniora
yang berkembang sekitar abad ke-18 dan 19.
Buku suntingan Richard C. Martin ( Approaches to
Islam in Religious Studies) ini, menggambarkan betapa kajian tentang Islam
membuka kemungkinan-kemungkinan bagi aplikasi metodologi dari disiplin keilmuan
lain, utamanya sciences dan humanities. Artinya, Islamic
Studies memperoleh manfaat langsung dari hubungan diatas bagi perkembangan
epistemologinya.[9] Buku ini merupakan kumpulan essai yang
dipersiapkan para sarjana ilmu social yang ingin memperbaiki kualitas dalam
memahami Islam pada tingkat penelitian, kurikulum, dan buku-buku teks perguruan
tinggi.
Buku tersebut merupakan hasil symposium internasional
tentang “ Islam dan sejarah agama-agama” yang diselenggarakan oleh Departemnent
of Religious Studies pada Arizona State University, Tempe, Januari 1980.
Bahkan Charles J. Adam memberikan penilaian dan pujian terhadap buku tersebut
karena melebihi capaian symposium. Adam menyatakan: “ for the first time in
North America a large of group of scholars who were trained or have read widely
in the history of religions and who identify themselves with the concerns of
this “field” have cooperated to share insights into the Islamic tradition. The
book goes beyond the achievement of the symposium by providing scholars,
students, and the general public with carefully written essays on topics and
issues first raised at the symposium”.[10]
Sebagai editor, Martin menjelaskan bahwa bidang-bidang
data (data fields) yang dikaji dalam buku suntingannya adalah
bidang-bidang data tentang Islam yang menyebar luas secara historis dan
geografis. Sedang jeins-jenisnya terbentang dari jenis-jenis tekstual, sosio-historis,
sampai pada ritual-simbolis. Buku ini merepresentasikan kritik konstruktif
terhadap pendekatan-pendekatan yang telah diterima lama dalam studi Islam dan
upaya menerapkan metode dan teori-teori dari disiplin-disiplin lain terhadap
data keagamaan Islam.Maksud hal ini adalah untuk memberikan servis tentang
perubahan dan pengembangan yang diperlukan dalam studi Islam sebagai agama.[11]
Martin mengelompokkan materi bukunya ke dalam dua
kelompok bidang data (data field), yaitu (1) Bagian pertama
sampai bagian keempat membahas isu-isu studi keagamaan (issues in religious
studies); (2) bagian kelima membahas respon-respon para penulis muslim yang
terkenal tentang Islam. Seluruhnya membentuk dialog dan diskusi tentang islam
dan studi agama-subjek yang Martin mengharapkan perhatian serius dapat
diberikan untuk hal tersebut.[12]
Secara lebih rinci dapat digambarkan mengenai bagian
dari masing-masing pembagian kajian dari kelompok-kelompok tersebut, yaitu:
1. Kelompok
satu, bagian
pertama: Pendekatan terhadap Kiab Suci dan Nabi (Scripture and Prophet). Pada
bagian ini dibahas tentang (1) Qur’an Spoken Word: An Islamic
Contribution to the Understanding of scripture, yang ditulis oleh William
A. Graham; dan The Popular Muhammad: Models in the Interpretation of an
Islamic Paradigm, yang ditulis oleh Earl H. Waugh. Pendekatan yang
digunakan pada bagian ini merupakan pendekatan tekstual dan historis.
William A. Graham berpendapat bahwa al
Qur’an tidak semata mempertahankan tradisi tulisnya dalam bentuk kitab, tetapi
lebih penting daripada itu adalah ia merupakan tradisi lisan yang selalu
terjaga melalui tilawah, qira’ah, nadwah, dan bahkan tahfiz. Dalam hal ini
William A. Graham menyatakan : “ the primary and most authoritative form of
the qur’anic text, unlike the biblical, is oral, not written. The name “ al
Qur’an” carries the fundamental sense of “the reciting” or “the recitation,”
and it is indeed as a recited text above all that the Qur’an has played its major
role in the piety and practice of Muslim”.[13] Sedangkan Earl
H. Waugh memandang kajian tentang Nabi menduduki tempat yang penting, karena
nabi adalah figure paradigmatic yang dengannya kita dapat memahami Islam dalam
lintasan sejarah. Dalam hal ini dia menyatakan “ Muhammad cannot be located
on any single plane, whether it be social, political, psychological, or
religious.[14]
2. Kelompok
satu, bagian kedua: Pendekatan terhadap ritual dan Komunitas (Ritual and
Community). Pendekatan ini ditulis oleh Frederick M. Denny, Islamic
Ritual: Perspectives and Theories; dan William R. Roff, Pilgrimage and
the history of religions: Theoritical Approaches to the hajj. Pendekatan yang digunakan dalam bagian kedua
ini adalah pendekatan sosiologis.
Frederick M. Denny berpendapat bahwa ritual
Islam kurang berhubungan dengan mitos, tidak sebagaimana dalam peradaban kuno
agama-agama budaya seperti Israel Kuno dan sejarah Yahudi dan Kristen. Menurutnya,
kepribadian Muhammad tidak dibingkai oleh keajaiban-keajaiban, tetapi oleh
sejarah politik hijaz pada abad ke-7.[15] Sedangkan William R. Roff melakukan
analisis haji dengan mengelaborasi teori van Gennep dan menerapkan tesis Turner
tentang liminalitas dan batasan-batasannya. Menurut Roff, haji mabrur
mengandung suatu perubahan.[16]
3. Kelompok
satu, bagian ketiga: Pendekatan terhadap Islam dan Masyarakat (Religion and
Society). Dalam bagian ini, essai ditulis oleh Marilyn R. Waldman, primitive
mind/modern mind: new approaches to an old problem applied to Islam; dan
Richard M. Eaton, Approaches to the study of conversion to Islam in India. Pendekatan
yang digunakan dalam bagian ini adalah pendekatan antropologi.
Marilyn R. Waldman menunjukkan bahwa
semakin berkembangnya tradisi baca tulis dan institusi-institusi belajar yang
sangat menekankan budaya cetak, menyebabkan para sarjana mengabaikan komponen
lisani dalam budaya muslim, yang sangat jelas terlihat pada al Qur’an sendiri.
Menurutnya, proses transmisi lisani ke transmisi tertulis, membantu untuk melihat
beberapa perkembangan dalam pembentukan tradisi Islam sekaligus diferensiasinya
dalam masyarakat Islam saat ini.[17]
Sedangkan Richard M. Eaton mengkaji
konversi Islam di India. Dalam proses ini, makam para sufi memainkan peran
social dan simbolik yang penting dalam proses konversi terutama di
wilayah-wilayah pinggiran India.[18]
4. Kelompok
satu, bagian keempat: Pendekatan Interpretasi (Scholarship and Interpretation).
Pendekatan ini ditulis oleh Charles J. Adam, The Hermeneutics of Henry
Corbin; Andrew Rippin, Literary Analisis of Qur’an, Tafsir, and Sira:
the methodologies of John Wansbrough; dan Azim Nanji, Toward of
hermeneutic of Qur’anic and other narratives of Ismaili Thougth. Pendekatan
yang digunakan pada bagian ini adalah pendekatan filosofis keilmuan dan
hermenetik.
Charles J. Adam menguji karya Henry Corbin
tentang Islam di Iran (Islam Syiah) dengan menggunakan pendekatan dari Clifford
Geertz ”thick description”.[19] Sedangkan Andrew Rippin mengulas analisis
literer yang pernah diterapkan dalam bible menurt John Wansbrought.[20] Sedangkan Azim Ninji member perhatian pada
problem analisis symbol-simbol budaya dan maknanya yang ada dalam data agama,
yaitu materi sastra suci syiah Ismailiyah.[21]
5. Kelompok
dua, Respon para penulis muslim yang terkenal tentang Islam.
Bagian kelima, Challenge and Criticsm
(pendekatan terhadap Insider dan Outsider). Dalam hal insider dan
outsider Martin menyunting esai Muhammad Abdul Rauf, Outsider’s
Interpretations of Islam: A Muslim Point of View; dan Fazlur Rahman,
Approaches to Islam in Religious Studies: Review Essay. Pendekatan yang digunakan dalam bagian ini
adalah pendekatan kritis.
Kajian tentang insider dan outsider
berkaitan erat dengan pengalaman Barat dan Sarjana Muslim sendiri dalam
menafsirkan dan memahami Islam. Insider adalah para pengkaji Islam dari
kalangan Muslim sendiri. Sedang Outsider adalah sebutan untuk para
pengkaji non muslim yang mempelajari Islam dan menafsirkannya dalam bentuk
analisis-analisis dengan metodologi tertentu.
D.Kontribusi
Martin terhadap Islamic Studies
Martin dalam fokus
kajiannya menggunakan kata kunci “ data field”. Bidang data yang dikaji adalah bidang-bidang
data tentang Islam yang tersebar luas secara historis dan geografis dalam
berbagai jenis baik tekstual, social-historis, samapai pada ritual simbolis.
Kontribusi Martin melalui buku suntingannya tersebut
terhadap Islamic studies dapat diklasifikasikan dalam empat unsur, berupa:
1. Dua kelompok
data field, yaitu (1) pengungkapan terhadap isu-isu studi agama (issues
in religious studies), dan (2) presentasi respon-respon para penulis muslim
yang terkenal tentang Islam;
2. Lima bidang data
field, yang meliputi: (1) scripture and prophet, (2) ritual and
community, (3) religion and society, (4) scholarship and
interpretation, (5) challenge and criticsm.
3. Tujuh
pendekatan data field, yaitu: (1) tekstual, (2) sejarah, (3)sosiologi,
(4) antropologi, (5) filsafat ilmu, (6) hermenetik, dan (7) kritik.
4. Sebelas data field. Meliputi: (1) Qur’an
Spoken Word: An Islamic Contribution to the Understanding of scripture, oleh
William A. Graham; (2) The Popular Muhammad: Models in the Interpretation of
an Islamic Paradigm, oleh Earl H. Waugh; (3) Islamic Ritual:
Perspectives and Theories, oleh Frederick M. Denny; (4) Pilgrimage
and the history of religions: Theoritical Approaches to the hajj, oleh William
R. Roff; (5) Primitive mind/modern mind: new approaches to an old problem
applied to Islam, oleh Marilyn R. Waldman; (6) Approaches
to the study of conversion to Islam in India, oleh Richard M. Eaton; (7) The
Hermeneutics of Henry Corbin, oleh Charles J. Adam; (8) Literary
Analisis of Qur’an, Tafsir, and Sira: the methodologies of John Wansbrough, oleh
Andrew Rippin; (9) Toward of hermeneutic of Qur’anic and other narratives of
Ismaili Thougth, oleh Azim Nanji; (10) Outsider’s Interpretations of
Islam: A Muslim Point of View, oleh Muhammad Abdul Rauf;(11)
Approaches to Islam in Religious Studies: Review Essay, oleh Fazlur Rahman.
Dalam kaitannya dengan keinginan Martin untuk membuka
kemungkinan kontak langsung antara tradisi berfikir keilmuan dalam Islamic
Studies secara tradisional dan tradisi berfikir keilmuan dalam religious
studies, maka sebagai solusinya, Martin kemudian memperkenalkan pendekatan
fenomenologi agama.
“ the idea of cultural evolution and its attending
notion of human progress were badly shaken. In the aftermath a need was
strongly felt to find approaches that would allow the authentic expressions of
“other” religions to speak for themselves without the imposition of scholars personal
values. What was needed was an objective assessment of the role of religion in
human life. In Holland and Scandinavia emerged the school known as the “
phenomenology of religions”.[22]
Fenomenologi berasal dari
kata “phainein” yang berarti memperlihatkan dan “pheinemenon”
yang berarti sesuatu yang muncul atau terlihat, sehingga dapat diartikan “back
to the things themselves” atau kembali kepada benda itu sendiri.[23]
Fenomenologi agama cukup
sulit didefinisikan. Namun demikian, ada dua hal penting yang nampaknya
memudahkan seseorang dalam memahami fenomenologi, pertama adalah metode
memahami agama orang lain dengan berusaha untuk masuk komunitas agama dengan
meninggalkan atribut yang dimilikinya. Kelebihannya dari hal ini adalah si
peneliti bisa mendalami agama orang lain, sedangkan kekurangannya kalau imannya
tidak kuat maka akan membuat iman tersebut tergoyahkan. Kedua,
fenomenologi dipandang sebagai suatu pendekatan yang mencoba mencari
fenomena-fenomena agama dengan melintasi batas-batas komunitas, agama dan
budaya.
1. Pendekatan terbuka dan
empatik
2. Epoche yaitu menghilangkan
prasangka atau prejudice.
3. Agama
merupakan aspek hakiki dari kehidupan manusia bukan berasal dari evolusi
4. Harus
menemukan sikap universal.
Kesimpulan
Buku suntingan Richard C. Martin ( Approaches to
Islam in Religious Studies) merupakan hasil symposium internasional tentang
“ Islam dan sejarah agama-agama” yang diselenggarakan oleh Departemnent of
Religious Studies pada Arizona State University, Tempe, Januari 1980.
Sebagai editor, Martin menjelaskan bahwa bidang-bidang
data (data fields) yang dikaji dalam buku suntingannya adalah
bidang-bidang data tentang Islam yang menyebar luas secara historis dan
geografis. Sedang jeins-jenisnya terbentang dari jenis-jenis tekstual,
sosio-historis, sampai pada ritual-simbolis.
Bentuk kontribusi Martin melalui buku suntingannya
tersebut terhadap Islamic studies adalah (1) pengungkapan terhadap
isu-isu studi keagamaan, dan (2) presentasi respon para penulis muslim terkenal
tentang Islam. Kedua hal tersebut, oleh Martin
diklasifikasikan dalam empat unsur, berupa : (1)Dua kelompok data
field; (2) Lima bidang data field; (3) Tujuh Pendekatan data
field; dan (4) Sebelas data field.
Dalam hal ini, Martin juga memberikan solusi
metodologis berupa pendekatan fenomenologi sebagai pemecahan terhdap
proble-problem insider dan outsider dalam studi Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Metodologi
Studi Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers; 2006)
Amin Abdullah, Pendidikan Agama Era Multikultural-Multireligius, (Jakarta: PSAP Muhammadiyah, 2005)
Imam Suprayogo
dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Rosyda Karya,
2003
U. Maman Kh, et
all, Metodologi Penelitian Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2006
Muhaimin, at
all, Kawasan dan Studi Islam, Jakarta: Kencana, 2007
Richard C.
Martin, Approaches to Islam in Religious Studies, Tucson: The
University of Arizona Press, 1985
----------------------, Pendekatan Kajian Islam dalam Studi Agama,
terj. Zakiyuddin Baidhawy, ( Surakarta: Muhammadiyah University, 2002)