PENDAHULUAN
Tidaklah tersembumyi bagi siapapun juga bahwa
tiap-tiap sesuatu dan ada kadarnya. Demikianlah sunnatullah didalam alam ini.
Sejarah adalah saksi yang benar menetapkan kebenaran ini. Seseorang ahli
sejarah yang hendak menggali sesuatu dari perkembangan sejarah harus mengetahui
sebab-sebab kejadian dan pendorong-pendorongnya, jika dia ingin mengetahui
hakikat sejarah itu sebenaranya, bukan sejarah saja yang memerlukan hal
demikian, ilmu-ilmu tabi’at, ilmu-ilmu kemasyarakatan dan kebudayaan serta
kesusastraan juga memerlukan sebab dan musabab.
Turunnya AlQur’an merupakan suatu kejadian
yang sangat mengagetkan sekaligus menggembirakan hati Rasulullah SAW.
Sebagaimana turunnya Surat Al-‘alaq(ayat:1-5), Nabi Muhammad SAW dalam menerimanya sangatlah berat karena
karena diturunkan lewat perantara malaikat jibril sesosok yang membuat Nabi SAW
ketakutan. Saat malaikat jibril menyampaikan wahyu tersebut, Rasullullah juga
merasa keberatan karena tidak bisa melaksakan apa yang diperintah malaikat
jibril. Tetapi setelah berkali-kali malaikat jibril mengulang akhirnya Rasullah
SAW dapat menerimanya. Begitupun saat menerima ayat-ayat yang lain, Rasulullah
selalu merasa ketakutan dengan segala sesuatu yang mengiringi ayat-ayat tersebut.
Begitu sulitnya Rasulullah dalam menerima
wahyu membuktikan kalau peristiwa turunnya Al Qur’an merupakan suatu kejadian
yang sangat luar biasa dan juga merupakan suatu . Dengan turunnya Al Qur’an
berarti banyak hal yang perlu dikaji lebih mendalam lagi, baik dari segi
sebab-sebab turunnya atau yang sering disebut Asbabun Nuzul maupun proses
turunnya Al Qur’an itu sendiri.
Dalam Makalah ini pembahasannya hanya terkait
tentang proses turunnya Al Qur’an saja atau yang sering disebut ilmu nuzulul
Qur’an.
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN TURUNNYA AL QUR’AN
Secara majazi
turunnya Al-Qur’an diartikan sebagai pemberitahuan dengan cara dan sarana yang
dikehendaki Allah SWT sehingga dapat diketahui oleh para malaikat bi lauhil
mahfudz dan oleh nabi Muhammad SAW didalam hatinya yang suci.
Adapun tentang
kayfiyat Al-Qur’an itu di turunkan telah terjadi penyelisihan antara para
ulama. Dalam hal ini ada tiga pendapat :
1.
Al-Qur’an
itu diturunkan ke langit dunia pada malam al-qadr sekaligus lengkap dari awal
sampai akhir. Kemudian diturunkan berangsur-angsur sesudah itu dalam tempo 20
tahun atau 23 tahun atau 25 tahun berdasarkan pada perselisihan yang terjadi
tentang berapa lama nabi bermukim di mekkah sesudah beliau di angkat menjadi
rasul. Pendapat ini berpegang pada riwayat Ath Thabary dari Ibnu abbas beliau
berkata “diturunkan Al-Qur’an dalam lailatul qadr dalam bulan ramadhan ke
langit dunia sekaligus semuanya, kemudian dari sana (langit) diturunkan sedikit
sedikit kedunia”. Dari segi isnad riwayat tersebut kurang kuat akan tetapi
boleh di gunakan[1]
2.
Al-Qur’an
itu di turunkan ke langit dunia dalam 20 kali lailatul qadr dalam 20 tahun atau
23 kali lailatul qadr dalam 23 tahun atau 25 kali lailatul qadr dalam 25 tahun.
Pada tiap-tiap malam diturunkan ke langit dunia tersebut, sekedar yang hendak
di turunkan dalam tahun itu kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara
berangsur-angsur.
3.
Al-Qur’an
itu permulaan turunnya ialah di malm al qadr, kemudian diturunkan setelah itu
dengan berangsur-angsur dalam berbagai waktu.
Adapula pendapat bahwa Al-Qur”an di turunkan tiga kali dalam tiga
tingkat:
1.
Di
turunkan ke lauhil mahfudz.
2.
Di
turunkan ke baitul izzah di langit dunia.
3.
Di
turunkan berangsur-angsur kedunia.
Meski sanad nya shoheh, Dr. Subhi as Sholeh menolak pendapat di
atas tersebut karena turunnya Al-Qur’an yang demikian itu termasuk bidang yang
ghaib dan juga berlawanan dengan dzahir Al-Qur’an.[2]
Menurut pendapat ulama jumhur, bahwa ”lafadz Al-Qur’an tertulis di
lauhil mahfudz lalu di pindah dan di turunkan ke bumi”, dengan demikian tidak ada
lagi lafadz-lafadz Al-Qur’an. Di lauhil mahfudz. Menurut pendapat Hasby
Ash-Shiddiqie yang di nukil bukan lafazd yang ter ma’tub, hanya di salin lalu
di turunkan. Hal ini sama dengan orang yang nenghapal isi kitab Al-Qur’an, isi
kitab tetap berada dalam kitab yang di salin dalam hapalan pun persis sebagai
mana yang tertulis dalam kitab Al-Qur’an itu.
Al-Qur’an diturunkan dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari,
yaitu mulai dari malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi sampai 9
dhulhijjah Haji wada’ tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 H.[3] Permulaan turunnya
Al-Qur’an ketika Nabi SAW bertahannus (beribadah) di Gua Hira. Pada saat itu
turunlah wahyu dengan perantara Jibril Al-Amin dengan membawa beberapa ayat
Al-Qur’an Hakim. Surat yang pertama kali turun adalah surat Al-Alaq ayat 1-5.
Sebelum wahyu diturunkan telah turun sebagian irhas (tanda dan dalil) sebagaimana
hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori dengan sanad dari Aisyah yang menunjukkan
akan datangnya wahyu dan bukti nubuwwah bagi rasul SAW yang mulia.
Diantara tanda-tanda tersebut adalah mimpi yang benar di kala beliau tidur dan
kecintaan beliau untuk menyendiri dan berkhalwat di Gua Hira untuk beribadah
kepada Tuhannya.
Al-Qur’an diturunkan pada bulan ramadhan berdasarkan nash
yang jelas yang terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 185 :
ãöky tb$ŸÒtBu‘ ü“Ï%©!$# tAÌ“Ré& ÏmŠÏù ãb#uäöà)ø9$# ”W‰èd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3“y‰ßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur 4 `yJsù y‰Íky ãNä3YÏB tök¤¶9$# çmôJÝÁuŠù=sù ( `tBur tb$Ÿ2 $³ÒƒÍsD ÷rr& 4’n?tã 9xÿy™ ×o£‰Ïèsù ô`ÏiB BQ$ƒr& tyzé& 3 ߉ƒÌムª!$# ãNà6Î/ tó¡ãŠø9$# Ÿwur ߉ƒÌムãNà6Î/ uŽô£ãèø9$# (#qè=ÏJò6çGÏ9ur no£‰Ïèø9$# (#rçŽÉi9x6çGÏ9ur ©!$# 4†n?tã $tB öNä31y‰yd öNà6¯=yès9ur šcrãä3ô±n@ ÇÊÑÎÈ “
(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Proses turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW melalui tiga tahap,
yaitu : [4]
- Al-Qur’an turun secara
sekaligus dari Allah ke lauh al-mahfuzh yaitu suatu tempat yang merupakan
catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah. Proses pertama ini
diisyaratkan dalam Q.S Al-Buruuj : 21-22
”Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al- Qur’an yang mulia. Yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh”.
dan Q.S Al-Waqi’ah :77-80 yang artinya : ”Sesungguhnya Al-Quran Ini adalah bacaan yang sangat mulia, Pada Kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan, Diturunkan dari Rabbil ‘alamiin. - Al-Qur’an diturunkan dari Lauh
Al-Mahfuzh ke Bait Al-Izzah (tempat yang berada di langit dunia.
Diisyaratkan dalam: Q.S Al-Qadar: 1, ”Sesungguhnya kami Telah
menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan”.
dan pada QS Ad-Dhuhan:3, “Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”. - Al-Qur’an diturunkan dari Bait
Al-Izzah ke dalam hati Nabi melalui malaikat Jibril dengan cara
berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Adakalanya satu ayat, dua ayat,
bahkan kadang-kadang satu surat. Diisyaratkan dalam Surat Ass-Syu’ara’
193-195, “Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin
(Jibril), Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di
antara orang-orang yang memberi peringatan, Dengan bahasa Arab yang jelas”
B.
AYAT YANG PERMULAAN DITURUNKAN
Tentang
ayat-ayat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Menurut
pendapat yang terkuat ialah ayat permulaan surah Al-alaq
ù&tø%$# ÉOó™$$Î y7Înu‘ “Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7šu‘ur ãPtø.F{$# ÇÌÈ “Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ
Ayat-ayat
tersebut diturunkan ketika Rasulullah SAW. Berada di gua Hira, yaitu disebuah
gua di Jabal Nur, yang terletak kira-kira 3 mil dari kota Mekah. Terjadi pada
malam hari senin, tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari usia Rasulullah 13 tahun
sebelum hijriah, bertepatan dengan bulan juli tahun 610 M. malm turunnya
Al-Qur’an itu disebut”lailatul qadr”atau “lailatul mubarakah” yaitu suatu malm
kemulian dan keberkahan hal ini termaktub didalam Al-qur’an sebagai berikut:
!$¯RÎ) çm»oYø9t“Rr& ’Îû Ï's#ø‹s9 Í‘ô‰s)ø9$# ÇÊÈ
Bahwasanya kami
telah menurunkannya(Al-qur’an pertama kali) pada malm lailatul qadr (QS. Al-Qadr ayat 1)
!$¯RÎ) çm»oYø9t“Rr& ’Îû 7's#ø‹s9 >px.t»t6•B 4 $¯RÎ) $¨Zä. z`ƒÍ‘É‹ZãB ÇÌÈ
Sesungguhnya
kami telah menurunkannya ( AL-Qur’an pertama kali) pada lailatul mubarakah.(QS. Ad-Dukhan ayat 3)
Saat
turunnya al-qur’an pertama kali itu disebut Yaumul Furqan ialah karna Al-qur’an
itu membawa ajaran-ajaran dan hukum-hukum yang jelas, yang memberikan batas
yang terang antara yang haq dan yang bathil, antara yang salah dan benar, dan
antara yang halal dan yang haram.
Di
samping itu ada ulama berpendapat yang mengatakan bahwa ayat-ayat al-qur’an
yang pertama kali diturunkan ialah surah al-fatihah. syekh Muhammad Abduh
menguatkan pendapat ini dengan beberapa alasan, yaitu:
1.
Dengan
memperhatikan surah al-fatihah itu yang seolah-olah yang mencakup segala
pokok-poko isi al-qur’an itu secara garis besarnya, sehingga apa-apa yang
tersebut dalam surah-surah berikutnya adalah merupakan keterangan perincian
bagi pokok-pokok yang telah disebutkan dalam surst Al-Fatihah itu. Dengan
demikian ia Preambule bagi Alqur’an seluruhnya.
2.
Boleh
jadi karena fungsinya sebagai preambule tersebut itu maka nabi memerintahkan
supaya surah al-fatihah itu dicantumkan pada permulaan Al-Qur’an.
3.
Memang
ada hadist yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqy dalam kitab ”Dalailun nubuwwah”
yang menerangkan hal itu.
Akan tetapi ada
pendapat lain lagi yang menyatakan bahwa ayat yang mula-mula diturunkan surah
Ad-Dhuha. Dan ada pula yang mengatakan ayat yang mula-mula yang diturunkan
surah Al-Mudatstsir. Bahkan ada pula yang mengatakan ayat-ayat surah
Al-muzammil.
C.
MASA TERPUTUSNYA WAHYU
Apabila kita perhatikan dari riwayat hidup Rasulullah berdasarkan
riwayat-riwayat yang terkuat maka kita akan dapat kesimpulan bahwa ayat yang
permulaan yang diturunkan memanglah lima ayat permulaan surah Al-alaq kemudian
ketika surah Al-mudatstsir. Kemudian setelah itu wahyu mpun terputus, beliau
tidak pernah lagi menerima wahyu dalam waktu yang agak lama. Nabi amat merasa
sedih dan gelisah karna terputusnya wahyu tersebut, karna justru hal itu
terjadi pada saat beliau mulai melaksanakan tugas yang amat berat, dimana
beliau memerlukan tuntunan-tuntunan dari tuhan, apalagi untuk menghadapi
rintangan-rintangan dari pihak lawan bahkan timbul keragu-raguan dalam hati
Nabi, apakah Allah benar-benar mengangkat beliau sebagai Nabi dan Rasul-Nya.
Kalau benar, mengapa kini wahyu terputus, justru saat beliau sangat memerlukan
dan merindukannya? Kesdihan, kegelisahan dan kekecewaan itu pada suatu ketika
mencapai puncaknya,dimana beliau merasa ditinggalkan oleh Tuhanya sedemikian
rupa.
Tetapi akhirnya, kesedihan,kekecewaan dan keraguan itu berakhir juga dengan
kembalinya wahyu turun kepada beliau yaitu ayat-ayat surah Ad-duha, yang menggambarkan
dengan jelas betapa hebatnya derita bathin yang beliau tanggung dalam masa
terputusnya masa-masa itu, dan betapa pula Allah menghibur hati Nabi serta
mengingatkan beliau pada masa lampaunya yang dahulunya adalah seseorang yang
melarat lalu diberikan kekayaan. Allah juga mengajarkan kepada Nabi bagaimana
harus bersikap pada anak yatim dan orang yang meminta-minta. Dan bagaimana
mensyukuri nikmat tuhan.
Dengan memperhatikan suasana yang meliputi turunnya surah ad-duha ini
dapatlah di simpulkan bahwa surah tersebut adalah surah yang ketiga diturunkan.
D.
HIKMAH TERPUTUSNYA WAHYU
Para ulama menyebutkan hikmah dan terputusnya wahyu itu
antara lain ialah:
1.
Supaya lenyap sama sekali rasa takut yang
dialami Nabi keika turunnya wahyu pertama kali di Gua Hira’.
2.
Supaya timbul rasa kerinduan dalam hati Nabi
untuk kembalinya wahyu kepada beliau setelah terputusnya dalam beberapa waktu.
Hal ini memang terjadi. Di samping timbulnya rasa kecewa dan keragu-raguan
beliau tentang kenabian dan kerasulannya, beliau juga mersa rindu untuk
mendapat wahyu itu kembali. Pada saat kerinduan itu begitu hebatnya maka
Tuhan menurunkan wahyu surah Ad-Duha ini. Dengan demikian tentramlah hati
beliau bahwa Allah benar-benar mengangkatnya menjadi Nabi dan Rasul-Nya.
E.
LAMANYA WAHYU TERPUTUS
Terdapat bermacam-macam pendapat tentang lamanya terputus wahyu: Ada yang mengatakan bahwa wahyu itu terputus selama tiga tahun. Ada pula yang
mengatakan dua sengah tahun. Dan ada yang lain berkata empat puluh hari dan ada
pula yang menyebutkan lima belas hari. Bahkan ada pula yang berkata, hanya tiga
hari saja. Ustadz Al-Khuduri dalam bukunya “ Nurul Yakin” mengatakan
bahwa yang terkuat di antara pendapat-pendapat tersebut ialah pendapat yang
mengatakan empat puluh hari. Akan tetapi jika kita hubungkan analisa di atas
tadi, bahwa surah Ad-Duha itu turun pada waktu bi’tsah Nabi, maka dapatlah
dikatakan bahwa Fatratul Wahyi itu berlangsung selama lebih dari dua
tahun. Dan timbulnya perbedaan-perbedaan pendapat yang begitu menyolok dalam
menentukan masa fatratul Wahyi ini juga kita dapat kita pahami, terutama
jika diingat bahwa peristiwa itu terjadi masih pada permulaan islam, disana
jumlah kaum uslimin masih sedikit, dan mereka selalu dapat gangguan dari
pihak-pihak lawan, sehingga tidak pernah timbul inisiatif pada mereka, atau
tidak ada kesempatan secara kronologis dan teratur, tentang peristiwa-peristiwa
penting yang mereka hadapi.
F.
CARA-CARA AL-QUR’AN DITURUNKAN
Al-Qur’an itu diturunkan secara berangsur-angsur bukan sekaligus semuanya.
Memang sudah diperoleh kenyataan dari dari pemeriksaan yang lengkap, bahwa
Al-Qur’an diturunkan menurut keperluan: lima ayat, sepuluh ayat, kadang-kadang
lebih dan kadang-kadang hanya setengah ayat.
Ayat-ayat yang sepuluh ayat turunnya, ialah ayat-ayat yang mengkisahkan
tentang tuduhan terhadap ’Aisyah dalam surat An-Nur dan ayat-ayat yang
dipermulaan surah Al-mu’minun. diantara yang setengah saja diturunkan, ialah
firman Allah SWT :
çŽöxî ’Í<'ré& Í‘uŽœØ9$#
“Yang selain dari orang yang mempunyai kemelaratan (halangan)”.(QS An-Nissa :95)
4 ÷bÎ)ur óOçFøÿz \'s#øŠtã t$öq|¡sù ãNä3‹ÏZøóムª!$# `ÏB ÿ¾Ï&Î#ôÒsù bÎ) uä!$x© 4 žcÎ) ©!$# íOŠÎ=tæ ÒOŠÅ6ym ÇËÑÈ
“Dan jika kamu takut kepapaan, maka kelak Allah akanmengayakan
kamu dari keutamaanNya, jika iya kehendaki bahwasanya Allah sangat mengetahui
dan sangat bijaksana”.(QS At-Taubah: 28)
Kata An Nakhrawy dalam kitab Al Waqaf adalah Al Qur’an diturunkan secara
bercerai-cerai,satu ayat, dua ayat, tiga ayat, empat ayat dan lebih banyak dari
itu. Diriwayatkan oleh Baihaqy dari Khalid Ibn Dinar, ujarnya ; “Abul aliyah
berkata : pelajarilah Qur’an lima ayat- lima ayat, karena Nabi
menerimanya dari Jibril, lima ayat- lima ayat. Yakni Jibril lebih
menyampaikannya kepada Nabi sejumlah itu, sesudah Nabi menghafalnya, barulah di
sampaikan yang lain.
Kata setengah ‘ulama diantara ayat-ayat Al Qur’an, ada yang diturunkan
bercerai-bercerai, ada yang diturunkan secara berkumpul-kumpul. Bagian pertama
surah itu lebih banyak. Contohnya dalam surah-surah pendek, Iqra’bismi
rabbika. Pada permulaan diturunkan hanya sampai kepada Ma lam ya’lam.
Wadldluha pada permulaan diturunkan hanya sampai kepada Fatardla. Di
antara contoh yang diturunkanberkumpul, ya’ni sepenuh surat diturunkan
sekaligus ialah surat Al-Fatihah, Al Ikhlas, Al Kautsar, Tabbat,Lam yakun,
An Nasr dan Al Mu’auwidzatani. Di antara surat yang panjang yang diturunkan
sekaligus ialah surah Al Mursalat.
G.
HIKMAH AL-QUR’AN DITURUNKAN SECARA
BERANGSUR-ANGSUR
“bila orang bertanya, apakah rahasia yang terkandung dalam menurunkan
Al-Qur’an berangsur-angsur dan mengapakah tidak sekaligus semuanya seperti kitab-kitab
Samawy yang lain ?”, maka kami menjawab : “pertanyaan yang demikian telah
dijawab Allah sendiri dalam firmanNya :
tA$s%ur tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. Ÿwöqs9 tAÌh“çR Ïmø‹n=tã ãb#uäöà)ø9$# \'s#÷Häd Zoy‰Ïnºur 4
“Dan berkatalah segala orang yang kafir: apakah gerangan sebabnya tiada
diturunkan Al-Quran sekaligus semuanya”. (Q.A. 32. S. 25 : al Furqan)
Mereka bermaksud, mengapa tidak diturunkan Al-Qur’an sebagai diturunkan
kitab-kitab yang lain ?
Tuhan berfirman :
4... y7Ï9ºx‹Ÿ2 |MÎm7s[ãZÏ9 ¾ÏmÎ x8yŠ#xsèù (
“sedemikianlah
(kami turunkan dia berangsur-angsur) untuk kami kuatkan dengan dia hati
engkau”.(Q.A 32. S 25 : Al-Furqan)
Diantara hikmah diturunkannya al-qur’an secara
bertahap:[5]
1.
Meneguhkan hati Rasulullah saw. Dalam
melaksanakan tugasnya, kendati ia menghadapi hambatan dan tantangan (QS.
Al-Furqon: 32-33). Disamping itu dapat juga menghibur hati beliau pada saat
menghadapi kesulitan, kesedihan atau perlawanan dari orag-orang kafir (QS.
Al-Ahqof:5), dan sebaginya.
2.
Untuk memudahkan nabi saw. Dalam menghafal
lafad al-Qur’an, mengingat al-Qur’an bukan sya’ir atau prosa, tetapi kalam
Allah yang sanagat berbobot isi maknanya, sehingga memerlukan hafalan dan
kajian secara kusus.
3.
Agar
mudah dimengerti dan dilaksanakan segala isinya oleh umat islam.
4.
Di antara ayat-ayat al-Qur’an, menurut ulama’
ada yang nasikh dan ada yang mansukh , sesuai dengan kemaslahatan. Hal ini
tidak akan jelas jika al-Qur’an di Nuzulkan secara sekaligus.
5.
Untuk meneguhkan dan menghibur hati umat islam
yang hidup semasa semasa dengan nabi.
6.
Untuk memberi kesempatan sebaik-baiknya kepada
umat Islam untuk meninggalkan sikap mental atau tradisi-tradisi jahiliyah yang
negatif secara berangsur-angsur.
7.
Al-Qur’an yang di Nuzulkan berulangkali,
sebenarnya mengandung kemukjizatan tersendiri. Bahkan hal itu dapat
membangkitkan rasa optimisme pada diri Nabi, sebab setiap persoalan yang
dihadapi dapat dicarika jalan keluarnya dari penjelasan al-Qur’an
8.
Untuk membuktikan bahwa al-Qur’an benar-benar
kalam Allah, bukan kalam Muhammad. Jadi, al-Qur’an secara berangsur-angsur ini
utuk menepis anggapan tersebut.
Perlu ditegaskan sedikit, bahwa setengah ulama tidak membenarkan bahwa
kitab-kitab yang lain dari Al Qur’an, semuanya diturunkan sekaligus. Memang tak
ada dalil yang menyatakan demikian. Maka pendapat yang benar soal ini, semua
kitab itu diturunkan bercerai-cerai sebagai Al Qur’an juga.
H.
TEMPO LAMA TURUN AL-QUR’AN
Antara permulaan turun al Qur’an dengan penghabisannya, lamanya dua puluh
tahun atau dua puluh tiga tahun. Ini berdasarkan kepada perselisihan tentang
berapa lama Nabi bermukim di makkah sesudah beliau diutus. Memang para
ulama berselisihant paham tentang lamanya Nabi bermukim di makkah sesudah beliau
diutus. Pad satitu mereka sepakat menepatkan, bahwa lama Nabi bermukim di
madinah sepuluh tahun.
Al Ustadz Al Khudlary dalam Tarikh Tasyri’ menetapkan bahwa lama tempo
Nuzulul Qur’an dari permulaannya sehingga penghabisannya, 22 tahun 2
bulan 22 hari , ya’ni dari malam 17 ramadhan tahun 41 dari Millad Nabi,
hingga 9 Dzulhijjah hari haji Akbar
I.
AYAT YANG TERAKHIR TURUN
Pertama, ada yang mangatakan bahwa ayat yang terakhir turunnya ialah ayat yang
mengenai riba. Menurut hadis bukhari dan ibnu abbas katanya, ayat terakhir
diturunkan tuhan kepada muhammad SAW ialah ayat riba. Yang dimksud dengannya
itu ialah firman tuhan yang berbunyi;
$yg•ƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#râ‘sŒur $tB u’Å+t z`ÏB (##qtÌh9$# bÎ) OçFZä. tûüÏZÏB÷s•B ÇËÐÑÈ
Hai orang orang beriman, bertakwalah kamu kepada allah dan tinggalkanlah
riba, (QS albaqarah:278)
Kedua, ada pula yang mengatakan bahwa ayat terakhir turun Allah berfirman;
(#qà)¨?$#ur $YBöqtƒ šcqãèy_öè? ÏmŠÏù ’n<Î) «!$# ( §NèO 4†¯ûuqè? ‘@ä. <§øÿtR $¨B ôMt6|¡Ÿ2 öNèdur Ÿw tbqãKn=ôàムÇËÑÊÈ
Dan periharalah dirimu (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu
kamu semua dikembalikan kepada Allah. (QS Al-Baqarah: 281)
Ketiga, ada pula yang mengatakan ayat tentang utang-piutang, ayat itu berbunyi:
$yg•ƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) LäêZtƒ#y‰s? Aûøïy‰Î #’n<Î) 9@y_r& ‘wK|¡•B çnqç7çFò2$$sù 4
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah, tdak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan hendaklah kamu menuliskannya. (QS Al-Baqarah 282)
Keempat,ada pula yang mengatakan ayat terakhir turun,
Allah berfirman:
y7tRqçFøÿtGó¡o„ È@è% ª!$# öNà6‹ÏFøÿム’Îû Ï's#»n=s3ø9$#
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) katakanlah, Allah memberi
fatwa kepadamu tentang kalalah. (QS An-Nisa :176)
Kelima,ada pula yang mengatakan ayat terakhir turun, firman Allah;
ô‰s)s9 öNà2uä!%y` Ñ^qß™u‘ ô`ÏiB öNà6Å¡àÿRr& . .
. . .
Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari golongan kamu
sendiri, (QS At-Taubah: 128-129)
Keenam, ada pula yang mengatakan surah al-maidah
Ketujuh, ada pula yang mengatakan, firman Allah:
z>$yftFó™$$sù öNßgs9 öNßgšu‘ ’ÎoTr& Iw ßì‹ÅÊé& Ÿ@uHxå 9@ÏJ»tã Nä3YÏiB `ÏiB @x.sŒ ÷rr& 4Ós\Ré& ( Nä3àÒ÷èt .`ÏiB <Ù÷èt (
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya
aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik
laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian
yang lain. (QS Ali-imran: 195)
Kedelapan, ada pula yang mengatakan, firman Allah:
`tBur ö@çFø)tƒ $YYÏB÷sãB #Y‰ÏdJyètG•B ¼çnät!#t“yfsù ÞO¨Yygy_ #V$Î#»yz $pkŽÏù |=ÅÒxîur ª!$# Ïmø‹n=tã ¼çmuZyès9ur £‰tãr&ur ¼çms9 $¹#x‹tã $VJŠÏàtã ÇÒÌÈ
dan Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya
ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.(QS An-Nisa: 93)
Sembilan, hadits ibnu abbas RA mengatakan bahwa ayat yang terakhir diturunkan:
#sŒÎ) uä!$y_ ãóÁtR «!$# ßx÷Gxÿø9$#ur ÇÊÈ
Apabila datang pertolongan
Allah dan kemenangan. (QS An-Nasr: 1)
Kesepuluh, ada
pula yang mengatakan, firman Allah:
4 tPöqu‹ø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYƒÏŠ àMôJoÿøCr&ur öNä3ø‹n=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMŠÅÊu‘ur ãNä3s9 zN»n=ó™M}$# $YYƒÏŠ 4 Ç`yJsù §äÜôÊ$# ’Îû >p|ÁuKøƒxC uŽöxî 7#ÏR$yftGãB 5OøO\b} ¨bÎ*sù ©!$# Ö‘qàÿxî ÒO‹Ïm§‘ ÇÌÈ
pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.(QS Al-Maidah: 3)
Menurut ijtihad para ulama ayat yang
kesepuluh lah yang paling banyak kesepakatan karna ayat ini turun
diarafah pada tahun haji wada’. Pada akhirnnya menunjukan kesempatan segala
yang fardu dan hukum-hukum, dan menunjukan kesempurnaan agama. Allah telah
mencukupkan nikmatnya dari negri haram mkengalahkan orang musyrik.
Kata Qadhi Abu Bakar Al-barkani dam kitabnya Al-Intisar, mengatakan
mengenai perbedaan riwayat ayat terakhir turun diatas tidak ada satu juapun
yang bersumber dari Nabi SAW. Oleh karena itu orang boleh melakukan ijtihat dan
membuang hal-hal yang masih diragukan. Barang kali tiap-tiap orang memberitakan
tentang apa yang didengarnya dari nabi pda hari wafatnya,atau beberapa hari
sebelum wafat.selain itu ada pula orang yang mengatakan katanya dia pernah
mendengar dari Nabi, padahal ia tidak pernah mendengarkannya sama sekali. Dan
barangkali ada pula yang mengatakan ayat inilah yang terakhir dibaca Nabi SAW. Disamping
ayat-ayat yang lain turun. Nabi memerintahkan untuk menuliskan ayat-ayat yang
terakhir dibacakannya itu
KESIMPULAN
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur
berupa beberapa ayat dari sebuah surah atau surat yang pendek secara lengkap. Dan penyampaian Al-Qur’an secara
keseluruhan memakan waktu kurang lebih 23 tahun yakni 13 tahun waktu nabi masih
tinggal di mekkah, 10 tahun waktu nabi sesudah dimadinah. Alqur’an mulai
diturunkan kepada nabi Muhammad pada malam Lailatul-Qadar tanggal 17 Ramadhan
pada waktu Nabi telah berusia 41 tahun bertepatan pada tanggal 6 agustus 610
Masehi.
Wahyu yang pertama-tama kali diterima Nabi ialah ayat 1 smpai
dengan 5 surat Al-Alaq, pada waktu Nabi sedang berada di gua Hira. Sedang,
wahyu terakhir yansg diterima Nabi adalah surat Al-Maidah ayat 3 pada tanggal 9 Dzul
hijjah tahun ke 10 Hijriah atau 7 Maret 632 Masehi. Antara wahyu pertama dan
wahyu terakhir diterima Nabi berselang kurang lebih 23 tahun
DAFTAR PUSTAKA
Ahad Syadali,. Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an
1, CV Pustaka setia abadi, Bandung: 1997
Hudhari Bik, Tarikh At-Tasyri’ Al-Islami, (Terj. Mohammad
Zuhri, Rajamurah Al-Qanaah), 1980,
Kahar Masyur, Pokok-pokok Ulumul Qur’an,Rineka
Cipta, Jakarta: 1992
Mana’ul Quthan, Pembahasan ilmu Al-Qur’an,
PT Rineka cipta, Jakarta: 1993
M. Hasbi Ashshiddieqy, Sejarah dan
Pengantar Ilmu alqur’an dan Tafsir, PT Bulan Bintang, Jakarta: 1992
Muhammad Chirzin, Al-Qur’an dan Ulumul
Qur’an, Dana Bakti Primayasa, Yogyakarta: 1998
Subhi Ash-Shalih, Membahas ilmu-ilmu Al-quran, terjemah Nur
Rakhim, Pustaka Firdaus Jakarta: 1993