PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik atau guru harus memiliki dasar empiris yang
kuat untuk mendukung profesi mereka sebagai pengajar. Namun kenyataan yang ada,
kurikulum yang selama ini diajarkan di sekolah menengah kurang mampu
mempersiapkan siswa untuk masuk ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, teori
pembelajaran diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran di kelas, serta
beberapa contoh praktis untuk dapat menjadi bekal persiapan profesionalitas
seorang guru.
Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidik sangat
memerlukan aneka ragam pengetahuan psikologi yang memadai, dalam arti sesuai
dengan tuntutan zaman serta kemajuan sains dan teknologi.
Psikologi belajar adalah sebuah disiplin ilmu psikologi
yang berisi teori-teori psikologis mengenai belajar yakni teori-teori yang
khusus mengupas cara individu dalam
melakukan pembelajaran. Teori ini berupaya megungkapkan hakikat umum belajar
dan syarat-syarat yang diperlukan agar peristiwa belajar itu berjalan dengan
baik.
Behaviorisme berpendapat bahwa prilaku terbentuk
melalui perkaitan antara rangsangan (stimulus) dengan tindak balas (respon).
Menurut pendekatan ini, prilaku adalah sesuatu yang dapat diamati dengan alat
indera. Pembelajaran merupakan prosespembentukan perkaitan antara stimukus dan
respon. Dengan demikian, maka perubahan prilaku itu lebih banyak karena
pengaruh lingkungan.
PEMBAHASAN
A.
Sekilas
Potret Clark Leonard Hull
Clark
L. Hull (1884-1952) meraih gelar Ph.D. dari University of Wisconsin pada 1918,
tempat dia mengajar dari 1916 sampai 1929 dia pindah ke Yale dan tetap disana
sampai ia meninggal.
Ebbinghaus
adalah orang yang pertama menggunakan eksperimen untuk meneliti proses belajar, tetapi Hull adalah
orang pertama yang menggunakan teori yang kukuh untuk mempelajari dan
menjelaskan proses belajar. Teori Hull disajikan pada tahun 1943 yang kemudian
diperluas pada 1952 dalam buku berjudul A
Behavior System. Dia bermaksud menulis ketiga tentang belajar, tetapi
niatnya tidak pernah terwujud.
Setiap
teori ilmiah hanyalah alat yang membantu periset dalam mensintesiskan fakta dan
dalam memhami kemana mesti mencari informasi baru. Nilai dasar dari teori
ditentukan oleh seberapa kuatkah ia bersesuaian dengan fakta yang teramati atau
dengan hasil eksperimen. Otoritas utama dalam ilmu pengetahuan ilmiah adalah
dunia empiris. Meskipun teori Hull dapat sangat abstrak, ia tetap harus memberi
pernyataan tentang kejadian yang dapat diamati. Seberapapun abstraknya suatu
teori, ia pada akhirnya menghasilkan proposisi yang dapat diverifikasi secara
empiris, demikianlah yang terjadi dalam teori Hull.
B.
Konsep Dasar
Clark L.
Hull (1943) mengemukakan konsep pokok teorinya yang sangat dipengaruhi oleh
teori evolusinya Charles Darwin. Bagi Hull, tingkah laku seseorang berfungsi
untuk menjaga kelangsungan hidup. Oleh karena itu, dalam teori Hull, kebutuhan
biologis menempati posisi sentral. Menurut Hull (1943, 1952), kebutuhan dikonsepkan
sebagai dorongan (drive), seperti lapar, haus, tidur, hilangnya rasa nyeri, dan
sebagainya. Stimulus hampir selalu dikaitkan denagan kebutuhan biologis ini,
meskipun respons mungkin bermacam-macam bentuknya. Teori ini terutama setelah
Skinner memperkenalkan teorinya, ternyata tidak banyak dipakai dalam dunia
praktis, meskipun sering digunakan dalam berbagai eksperimen dalam
laboratorium. Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan
respon untuk menjelaskan pengertian belajar.
Namun dia sangat terpengaruh oleh teori
evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi
tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan
hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan
kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi
sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan)
dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun
respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah
laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis
Teori belajar yang dikembangkan oleh Hull sama dengan
para ahli fungsionalis lainnya, yaitu menggunakan tipe belajar hubungan
Stimulus-Respon (S-R). Menurut pandangan
ini, belajar tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi karena adanya hubungan S-R.
Namun menurut Hull, selain hubungan antara S-R, perilaku juga dipengaruhi oleh
suatu proses yang terjadi dalam diri organisme, yang tidak dapat diamati.
Variabel ini kemudian dikenal dengan nama variabel intervening (intervening variable).
Clark
Hull mengikuti jejak Thorndike dalam usahanya mengembangkan teori belajar.
Prinsip-prinsip yang digunakan mirip dengan apa yang dikemukakan oleh para
behavior, yaitu dasar stimulus dan adanya penguat (reinforcement). Clark Hull mengemukakan teorinya yaitu bahwa suatu
kebutuhan atau keadaan terdorong (oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi dan
ambisi) harus ada dalam diri seseorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat
diperkuat atas dasar pengurangan kebutuhan. Dalam hal ini, efesiensi belajar
tergantung oada besarnya tingkat pengurangan dan kepuasan motif yang
menyebabkan timbulnya usaha belajar oleh respon-respon yang dibuat individu
tersebut.
Dua
hal yang sangat penting dalam proses belajar Hull adalah adanya motivasi
intensif (incentive motivation) dan
pengurangan stimilus pendorong (drive
stimulus reduction). Penggunaan secara praktis teori belajar Hull untuk
kegiatan di dalam kelas adalah sebagai berikut :
a.
Teori belajar
didasarkan pada drive-reduction atau drive stimulus reduction.
b.
Instruksional
objektif harus dirumuskan secara spesifik dan jelas.
c.
Ruangan kelas
harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terjadinya proses belajar.
d.
Pelajaran harus dimulai
dari yang sederhana atau mudah menuju kepada yang kebih kompleks atau sulit.
e.
Kecemasan harus
ditimbulkan untuk mendorong kemauan belajar. Latihan harus didistribusikan
dengan hati-hati supaya tidak terjadi inhibisi
(kelelahan tidak boleh mengganggu belajar).
f.
Urutan mapel harus
diatur sedemikian rupa sehingga mapel yang terdahulu tidak menghambat, tapi
justru harus menjadi perangsang yang mendorong belajar mapel berikutnya.
C.
Tipe belajar
Tipe belajar Hull
dapat kita skemakan sebagai berikut :
Stimulus Variabel
Intervening
Respon
Dalam buku Principle
of Behavior (1943), Hull mengajukan 16 (enam belas) buah postulat. Keenambelas
postulat tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Indera memproses
lingkungan dan jejak stimulus, dengan skema S
s r R, di mana S adalah stimulus eksternal, s adalah jejak stimulus, r adalah reaksi motorik dan R adalah
respon/refleks. S -> s -> r -> R
2.
Interaksi
impuls-impuls sensori
3.
Perilaku yang
tidak dipelajari.
4.
Contiguity dan drive reduction sebagai syarat munculnya
belajar. Yang dimaksud dengan contiguity adalah
bahwa hubungan antara stimulus dan respon akan semakin kuat bila respon dapat
memenuhi kebutuhan biologis. Semakin
tinggi intensitas hubungan stimulus dan respon, maka semakin kuat hubungan S-R
tersebut.
5.
Stimulus Generalization. Suatu stimulus yang
berbeda dengan stimulus pertama penghasil respon original dapat menghasilkan
respon yang sama tergantung pada kemiripan kedua stimulus tersebut.
6.
Stimulus
dihubungkan dengan Drives. Respon
yang muncul dari suatu stimulus dipengaruhi oleh adanya drive yang merupakan manifestasi defisiensi biologis.
7.
Reaksi potensial
merupakan fungsi dari Drive dan Habit Strength. Semakin suatu stimulus
“dibiasakan (habit)” untuk diikuti
dengan respon, maka hubungan S-R akan semakin kuat.
8. Respon
akan menyebabkan Kelelahan, yang akan menghambat munculnya respon bersyarat.
Respon membutuhkan kerja, dan kerja selalu memunculkan kelelahan, sehingga
menghambat respon yang akan dibentuk (reactive
inhibition).
9.
Respon yang dipelajari dari yang tidak direspon. Karena terlalu
sering mengalami reactive inhibition,
maka organisme akan merasa senang untuk tidak melakukan respon, dan hasil dari
proses belajar ini disebut conditioned
inhibition.
10.
Faktor yang
cenderung menghambat respon yang dipelajari berubah dari waktu ke waktu.
11.
Momentary
Effective Reaction Potential (MERP) harus menghasilkan satu
nilai tertentu sebelum respon yang dipelajari dapat muncul. MERP adalah hasil
dari hubungan habit strength dan drive dikurangi semua hambatan
potensial.
12.
Kemungkinan dari
suatu respon yang dipelajari dapat dibuat merupakan fungsi dari MERP, Oscillation effect dan reaction threshold.
13.
Semakin tinggi
nilai MERP, maka akan semakin pendek Latency antara stimulus dan respon
14.
Nilai MERP akan menentukan resistensi terjadinya extinction
15. Lebar atau luasnya respon yang dipelajari bervariasi
secara langsung berdasarkan MERP
16. Jika ada dua respon yang tidak bersesuaian muncul pada
waktu yang sama, maka respon yang memiliki nilai MERP yang besar yang mungkin
muncul.
Hull mengajukan postulat-postulat tersebut
dengan maksud ingin mempelajari terbentuknya tingkah laku secara sistematis. Namun pada tahun 1952 sejumlah postulat direvisi dalam
buku keduanya yang berjudul A Behavior
System.
D. Mekanisme belajar
Ada tiga macam variabel dalam teori Hull :
1.
Variabel bebas
(independen), yang merupakan kejadian stimulus secara sistematis dimanipulasi oleh
eksperimenter
2.
Variabel
pengintervensi (intervening), yakni proses yang dianggap terjadi di dalam
organisme tetapi tidak dapat diamati secara langsung
3.
Variabel terikat
(dependen), yakni beberapa aspek dari prilaku yang diukur oleh eksperimenter
dalam rangka menentukan apakah variabel bebas punya efek atau tidak.
E.
Pandangan
Hull Tentang Pendidikan
Walaupun Hull sangat hati-hati dengan membatasi
teorinya dan implikasinya, kita juga bisa mengeksplorasi implikasi teori Hull
untuk pendidikan. Teori belajar Hull adalah reduksi dorongan atau reduksi
stimulus dorongan. Menurutnya, belajar melibatkan dorongan yang dapat
direduksi. Sulit membayangkan bagaimana reduksi dorongan primer dapat berperan
dalam belajar di kelas, tapi beberapa pengikut Hull (misalnya Janet taylor
Spence) menekankan kecemasan sebagai sebentuk dorongan dalam proses belajar
manusia.
Latihan harus didistribusikan dengan cermat agar
hambatan tidak muncul. Guru Hullian akan membagi topik-topik yang diajarkannya
sehingga siswa tidak akan kelelahan yang bisa mengganggu proses belajar.
Topik-topik itu juga diatur diatur sedemikian rupa sehingga topuk yang
berbeda-beda akan saling berurutan. Misalnya urutan pelajaran yang baik adalah
matematika, pendidikan olah raga, bahasa Inggris, seni dan sejarah.
Revisi teori Hull oleh Spence menayatakn bahwa siswa
belajar tentang hal-hal yang mereka lakukan. Jadi Spence adalah teoretisi
kontiguitas. Menurut Spence, insentif (penguat) itu penting sebab insentif
memotivasi siswa untuk menterjemahkan apa-apa yang dipelajarinya ke dalam
prilaku. Dengan menghubungkan insentif ke kinerja, bukan ke belajar.
F.
Aplikasi
dalam kehidupan nyata
Prinsip-prinsip utama teori dari Hull sendiri adalah :
1.
Reinforcement
adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun fungsi Reinforcement bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada satisfied factor.
2.
Dalam mempelajari
hubungan S – R yang perlu dikaji adalah peranan dari intervening variable atau
yang juga dikenal sebagai unsur O (Organisme). Faktor O adalah kondisi internal
dan sesuatu yang disimpulkan, efeknya bisa dilihat pada faktor R yang berupa
output. Karena pandangan ini Hull dikritik karena bukan behaviorisme sejati.
3.
Proses belajar
baru terjadi setelah keseimbangan biologis terjadi. Disini tampak pengaruh teori Darwin yang mementingkan adaptasi
biologis organisme.
Sebagai contoh adalah ketika seorang anak belajar
membaca, di mana kemampuannya dalam membaca akan meningkat tergantung pada
faktor-faktor seperti rajin belajar (IS), pujian dari orang tua (Reinforcement), dan sebagainya yang
berpotensi untuk memunculkan peningkatan kemampuan membacanya.
PENUTUP
Belajar merupakan proses yang awal mulanya tidak tahu
atau tidak bisa menjadi tahu atau bisa, melalui latihan dan pengalaman.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksinya
dengan lingkungannya, tidak karena proses pertumbuhan fisik, tidak karena
kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan. Oleh karena itu, tidak semua
perubahan tingkah laku dapat disebut belajar.
Hull
mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive
reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan
manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu
dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin
dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini,
tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis
Teori belajar yang
dikembangkan oleh Hull sama dengan para ahli fungsionalis lainnya, yaitu
menggunakan tipe belajar hubungan Stimulus-Respon (S-R). Menurut pandangan ini, belajar tidak terjadi
secara tiba-tiba, tetapi karena adanya hubungan S-R. Namun menurut Hull, selain
hubungan antara S-R, perilaku juga dipengaruhi oleh suatu proses yang terjadi
dalam diri organisme, yang tidak dapat diamati. Variabel ini kemudian dikenal
dengan nama variabel intervening (intervening
variable).
Adapun prinsip teori Hull sebagai berikut : Reinforcement adalah faktor penting
dalam belajar yang harus ada. Namun fungsi Reinforcement
bagi Hull lebih sebagai drive
reduction daripada satisfied factor.
Dalam mempelajari hubungan S – R yang perlu dikaji adalah peranan dari
intervening variable atau yang juga dikenal sebagai unsur O (Organisme). Faktor
O adalah kondisi internal dan sesuatu yang disimpulkan, efeknya bisa dilihat pada
faktor R yang berupa output. Karena pandangan ini Hull dikritik karena bukan
behaviorisme sejati. Proses belajar baru terjadi setelah keseimbangan biologis
terjadi.
DAFTAR
PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka
Cipta. 2002.
Hergenhahn, B. R & Matthew H. Olson, Theories of Learning (Teori Belajar),
Jakarta : Kencana, 2010.
Hull, C. L. Principle of Behavior. New York : Appleton Century Grofts, 1948.
Thobroni, Muhammad & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, Jogjakarta : Ar
Ruzz Media, 2011.