PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah membawa perubahan
yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam
ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan
tidak tertinggal dari perkembangan iptek tersebut perlu adanya
penyesuain-penyesuaian, terutama sekali yang berkaitan dengan faktor-faktor
pengajaran disekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran yang
perlu dipelajari dan dikuasai guru/calon guru, sehingga mereka dapat
menyampaikan materi pelajaran kepada para siswa secara baik berdaya guna dan
berhasil guna.
Dalam proses pembelajaran, terdapat banyak sekali macam-macam media yang digunakan seperti media
grafis, media visual, media audio dan media audio visual yang sangat berpengaruh dalam kegiatan
belajar mengajar. Di dalam
makalah ini, akan membahas dua media yaitu media audio dan media audio-visual.
PEMBAHASAN
A. Media
Audio
Jenis media berikut ini adalah media yang penggunaanya menekankan pada
aspek pendengaran. Indra pendengaran disini merupakan alat utama dalam
penggunaan media ini, dimana pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan)
maupun non verbal. Sehingga antara pengirim pesan dengan penerima pesan bisa
memahami makna dari lambang auditif tersebut.[2]
Sudjana dan Rivai mengemukakan bahwa ada hubungan antara media audio
dengan pengembangan keterampilan pada peserta didik. Dalam hal ini keterampilan
yang dapat dicapai meliputi: 1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan
perhatian, 2) Mengikuti pengarahan, 3) Melatih daya analitis, 4) Menentukan
arti dari konteks, 5) Memilih-milah informasi atau gagasan yang relevan dan
informasi yang tidak relevan, 6) Merangkum, mengemukakan kembali, atau
mengingat kembali informasi.
Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio ini
antara lain; 1) Radio, 2) Alat perekam pita magnetik, 3) Piringan hitam, dan 4)
laboratorium bahasa.[3]
1. Radio
dan Tape
Radio adalah satu alat komunikasi elekro magnetic untuk mengirim dan menerima pesan
suara dengan menggunakan sistem gelombang suara melalui udara, dapat digunakan
untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa
kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan
dan sebagainya.[4]
Radio juga dapat dijadikan sebagai media pendidikan dan
pengajaran yang cukup efektif, Yang dapat digunakan dalam semua fase
pembelajaran mulai dari pembukaan sampai kepada evaluasi. Penggunaan media ini
juga dapat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning).[5]
Seperti yang kita ketahui dalam dunia pendidikan, hingga
kini radio masih digunakan sebagai media pembelajaran, khususnya untuk program
pembelajaran jarak jauh. Penggunaan radio sebagai media pendidikan tidak perlu
diragukan lagi peranannya, hal ini disebabkan karena radio memiliki daya
jangkauan yang luas. Oemar Hamalik mengemukakan bahwa radio merupakan
alat pendidikan yang digunakan secara efektif untuk seluruh level dan fase
pendidikan. [6]
Sebagai suatu media, radio mempunyai beberapa kelebihan dan
kekurangan jika dibandingkan dengan media yang lain, yaitu:
Ø Kelebihannya
a. Harganya relatif murah, tersedia
dimana-mana dan dapat dibeli oleh sebagian besar masyarakat.
c. Jikalau radio tersebut memiliki tipe
recorder maka kita akan merekam siaran-siaran yang penting untuk kemudian dapat
didengar kembali.
d. Mengembangkan daya imajinasi anak
didik dan merangsang partisipasi aktif pendengar.
f. Siaran lewat suara terbukti amat
tepat/cocok untuk mengerjakan musik dan bahasa.
Ø Kekurangannya
1) Sifat komunikasi radio hanya satu arah (one way comunication).
2) Program radio telah disentralisasikan
sehingga guru kurang tidak dapat mengontrolnya.
3) Penjadwalan pelajaran dan siaran
sering menimbulkan masalah. Integrasi siaran radio ke dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas sering kali menyulitkan.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran
dengan menggunakan media radio adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan diri.
Guru
merencanakan dan menyiapkan diri sebelum manyampaikan materi.
b. Membangkitkan kesiapan siswa.
Siswa dituntun
agar memiliki kesiapan diri untuk mendengar. Misalnya, dengan cara memberikan
komentar awal dan pertanyaan-pertanyaan.
c. Mendengarkan materi audio.
Guru menuntun
siswa untuk mendengarkan dengan tenang kemudian memusatkan perhatian kepada
materi audio.
d. Diskusi (membahas) materi program
audio.
e. Menindak lanjuti program/mengevaluasi
program.[10]
2. Alat
Perekam pita magnetik
Alat perekam pita magnetik (magnetic tape recording)
atau lazimnya orang menyebut tape
recorder adalah salah satu
media pembelajaran yang tidak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi,
karena mudah menggunakannya. Ada dua macam rekaman dalam alat perekam pita
magnetik yaitu sistem full
track recording dan double track recording.[11]
Kaset tape recorder yang menggunakan pita dalam kaset. Pita
tersebut di gulung-gulung pada kumparan yang berbeda dalam kotak yang disebut
kaset. Pita yang digunakan untuk cassete recorder itu adalah pita magnetik. Berupa pita
plastik yang tipis dan elastis. Satu sisi permukaannya berkilat, sedangkan
permukaan lainnya kusam yang mengandung lapisan oksida besi yang magnetik.
Kalau pita itu berjalan dan permukaannya yang kusam menyentuh puting perekam suara maka
media magnetik mengatur partikel-partikel oksida pola besi yang terdapat pada
permukaan pita tersebut sesuai dengan pola suara yang direkam.
Alat perekam memiliki 3 buah puting (head) yaitu: 1)
puting perekam (Record head) untuk
merekam suara, 2) puting suara (play head)
untuk mengasilkan suara, dan 3) puting penghapus (erax Head) untuk
menghapus suara.[12]
Untuk kepentingan sekolah dapat merekam hal-hal sebagai
berikut, 1) komando hitung seperti satu, dua , tiga, bisa digunakan untuk
pelajaran senam, 2) latihan mengucapkan kata-kata untuk bahasa asing, 3) latihan
membaca untuk pelajaran bahasa asing, 4) pelajaran mengarang dimana hasil
karangan murid yang baik direkam, 5) pembacaan puisi, 6) sandiwara, 7)
menyanyi, 8) menari, 9) diskusi, dan 10) mengiringi slide dengan
memberikan ulasan dan komentar dari isi slide tersebut.
a. Dengan
menggunakan kaset, guru dapat mempersiapkan terlebih dahulu dengan baik. Guru
dapat memeriksa apakah suara dalam kaset itu masih baik atau tidak baik, dan
apakah isi program yang disajikan sesuai dengan materi.
b. Dengan
kaset, guru dapat memutar kembali program yang telah disampaikan, sehingga
materi tersebut menjadi jelas. Guru dapat pula menghentikannya kapan diperlukan.
c. Melalui
tape recorder mata pelajaran dapat disajikan di luar kelas.
d. Kaset
dapat menimbulkan banyak kegiatan. Anak didik diminta untuk mendengarkan dengan
seksama dan mencatat sesuatu yang penting.
e. Kaset
sangat efisien untuk mengajarkan bahasa dan dapat digunakan di laboraturium
bahasa karena sangat membantu proses tercapainya tujuan pendidikan dan
pengajaran.
f. Kaset yang dipergunakan lagi dapat
dihapus dan diisi dengan program lainnya,[14] Pengoperasiannya relatif mudah.[15]
Disamping keuntungan-keuntungan tersebut di atas, kaset
juga mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:
a) Daya
jangkauan terbatas di tempat program yang disajikan.
b) Biaya
pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.
c) Dalam
suatu rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi. Jika pesan
atau informasi itu berada di tengah-tengah pita, maka akan memakan waktu lama
untuk menemukannya, apalagi jika radio tape tidak memiliki angka-angka penuntun
putaran pitanya.
3. Laboratorium Bahasa
laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa
mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi
pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai adalah alat perekam.[17]
Dalam laboratorium bahasa, siswa duduk sendiri-sendiri di
dalam kotak bilik akustik dan kotak suar. Siswa mendengarkan suara guru yang
duduk di ruang kontrol lewat headphone. Pada saat siswa menirukan ucapan guru
dia juga mendengar suaranya sendiri lewat headphone-nya, sehingga dia bisa
membandingkan ucapannya dengan ucapan guru. Dengan demikian dia bisa segera
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuatnya. Gambar raung laboraturium bahasa
B. Media
Audio Visual
Dalam media audio-visual terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu
audio dan visual. Dengan adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat
menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual
memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk pengihatan atau tampak.
Media audio visual dapat berupa; film atau video, dan televisi. Berikut ini
akan dibahas jenis jenis media audio visual tersebut.
1. Film
Film pada hakikatnya merupakan penemuan baru dalam
interaksi belajar mengajar yang dikombinasikan dua macam indera pada saat yang
sama yaitu indra pendengaran dan penglihatan. Film merupakan media yang amat
besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar.
Film yang dimaksud adalah film sebagai alat pembelajaran,
penerangan dan penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film,
antara lain tentang; proses yang terjadi dalam tubuh kita atau yang terjadi
dalam suatu industri, kejadian-kejadian dalam alam, tatacara kehidupan di
negara asing, berbagai industri dan pertambangan, mengajarkan sesuatu
keterampilan, sejarah kehidupan orang-orang besar dan sebagainya.[18]
Ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan
film sebagai media untuk menyiapkan pelajaran terhadap anak didik. Di antara
keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain:
a. Merupakan
suatu denominator belajar yang umum baik anak yang
cerdas maupun yang lamban akan memperoleh sesuatu dari film yang sama.
Keterampilan membaca atau menguasaan yang kurang, bisa di atasi dengan
menggunakan film.
b. Film
dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu keterampilan
tangan dan sebagainya.
c. Dapat
menimbulkan kesan ruang dan waktu.
d. Penggambarannya
bersifat 3 dimensional.
e. Suara
yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi
murni.
f. Dapat menyampaikan suara seseorang
ahli sekaligus melihat penampilannya.
g. Kalau
film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan.
h. Film
dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak.
Di samping keuntungan-keuntungan yang dikemukakan di atas,
film juga mempunyai beberapa kekurangan-kekurangan sebagai berikut:
1. Film
bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan
sewaktu film diputar, penghentian pemutaran akan menganggu konsentrasi audien.
2. Audien
tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.
4. Film
tidak dapat mencapai semua tujuan pembelajaran.
5. Penggunaanya
memerlukan ruangan gelap.
Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan
siswa dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari. Oemar Hamalik mengemukakan
prinsip pokok yang berpegang kepada 4-R. Yaitu: “The right film in the right
place at the right time used in the right way”.
Adapun langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan film
sebagai media pengajaran adalah sebagai berikut:
a) Langkah
persiapan, yaitu guru harus mempersiapkan unit peljaran terlebih dahulu,
kemudian baru memilih film yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang
diharapkan.
b) Mempersiapkan
kelas. Guru mempersiapkan peralata yang di perlukan misalnya; proyektor, layar,
pengeras suara, dll.
c) Langkah
penyajian, setelah audien dipersiapkan barulah film diputar.
d) Aktivitas
lanjutan; aktivitas ini dapat berupa tanya jawab tentang apa isi film yang
diputar tadi, guna untuk mengetahui sejauh mana pemahaman audien/siswa terhadap
materi yang di sajikan. Jikalau masih terdapat kekeliruan bisa dilakukan dengan
pengulangan pemutaran film tersebut. Pengertian yang diperoleh oleh siswa dari
melihat film akan lebih banyak manfaatnya bila diikuti dengan aktivitas
lanjutan ini.[22]
Secara singkat apa yang telah dilihat pada sebuah film
hendaknya dapat memberikan hasil yang nyata bagi siswa.
2. Televisi (TV)
Selain film, televisi adalah media yang menyampaikan
pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan di sertai unsur gerak.
Dilihat dari sudut jumlah penerimaan pesannya televisi tergolong dalam media
massa.
Oemar Hamalik mengemukakan bahwa televisi sesungguhnya
adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup
yang meliputi gambar dan suara. Maka televisi sebenarnya sama dengan film,
yakni dapat didengar dan dilihat. Media ini berperan sebagai gambar hidup dan
juga sebagai radio yang dapat diliat dan didengar secara bersamaan. Televisi
juga dapat memberikan kejadian-kejadian yang sebenarnya pada saat suatu
peristiwa terjadi dengan disertai dengan komentar penyiarnya. Kedua aspek
tersebut secara simultan dapat di dengar dan dilihat oleh pemirsa.
Peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian tersebut langsung disiarkan dari
stasiun pemancar TV tertentu. [23]
Televisi sebagai media pengajaran mengandung beberapa
keuntungan antara lain: 1) Bersifat langsung dan nyata, 2) Memperluas tinjauan
kelas, 3) Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau, 4) Dapat
mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam, 5) Banyak
mempergunakan sumber-sumber masyarakat, 6) Menarik minat anak, 7) Dapat melatih
guru, baik dalam pre-service maupun dalam incervice training.
Adapun kelemahan-kelemahan TV sebagai media pengajaran,
sama halnya yang terjadi pada film sebagaimana telah disampaikan sebelumnya.
Tetapi ada beberapa yang berbeda antara lain:
a) Jika
akan dimanfaatkan di kelas jadwal tayang dan jadwal pelajaran di sekolah sering
kali sulit disesuaikan
b) Program
di luar kontrol guru, sehingga guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi
film sebelum di tayangkan.
3. Video
Video, sebagai media audio visual yang menampilkan gerak,
semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta
(kejadian/peristiwa penting berita) maupun fiktif (seperti misalnya cerita);
bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas
film dapat digantikan oleh video. Tapi ini tidak berarti bahwa video akan
menggantikan kedudukan film. Masing-masing mempunyai kelebihan dan keterbatasannya
sendiri.
Menurut Ronal Anderson, media video adalah merupakan
rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara audio juga mempunyai
unsur gambar yang dituangkan melalui pita video (video tape). Rangkaian gambar
elektronis tersebut kemudian diputar dengan suatu alat yaitu video cassette
recorder atau video player.
Kelebihan media video: 1) Dapat digunakan untuk klasikal
atau individual 2) Dapat digunakaan seketika. 3) Digunakan secara berulang. 4)
Dapat menyajiakn materi secara fisik tidak dapat bicara kedalam kelas. 5) Dapat
menyajikan objek yang bersifat bahaya 6) Dapat menyajikan obyek secara detail.
7) Tidak memerlukan ruang gelap 8) Dapat di perlambat dan di percepat. 9)
Menyajikan gambar dan suara
Kelemahan media video : 1) Sukar untuk dapat direvisi. 2)
Relatif mahal. 3) Memerlukan keahlian khusus
C. Media dalam Pendidikan Islam
Media
pengajaran pendidikan agama Islam adalah perantara atau pengantar
pesan guru agama kepada penerima pesan yaitu siswa. Media pengajaran ini sangat
diperlukan dalam merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian sehingga terjadi proses belajar mengajar serta dapat memperlancar
penyampaian pendidikan agama Islam.
Media pembelajaran dalam
Pendidikan Agama Islam (PAI) juga dapat diartikan semua aktifitas yang
ada hubungannya dengan materi Pendidikan Agama Islam, baik yang berupa alat
yang dapat diperagakan maupun teknik atau metode yang secara efektif dapat
digunakan oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak
bertentangan dengan ajaran Islam. Diantaranya
adalah Uswatun Khasanah (teladan
yang baik), kebiasaan, nasehat dan cerita, disiplin,
partisipasi, pemeliharaan, papan tulis, buku pelajaran, film atau gambar
hidup, radio pendidikan, TV pendidikan, computer dan karyawisata.
Dalam
pemilihan media pembelajaran agama Islam, hendaknya disesuaikan
dengan tujuan pengajaran agama itu sendiri, bahan atau materi yang akan
disampaikan, ketersediaan alat, pribadi guru, minat dan kemampuan siswa serta
situasi pengajaran yang akan berlangsung, sehingga penggunaan media bukan
sekedar upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi lebih dari itu, yaitu
sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari
pengajaran agama.
Setelah
membahas alat atau media pembelajaran, maka kita tinggal
memilih media pembelajaran apa yang cocok untuk dipraktekkan kepada siswa
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Terkait dengan pembelajaran agama Islam,
maka media yang digunakan juga bermacam-macam.
Media
yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam ada dua macam, yaitu
media yang bersifat benda (materiil) dan yang bukan benda:
1. Alat
yang bersifat benda
a. Media tulis seperti Al-Qur’an, Hadis,
Tauhid, Fiqih, Sejarah.
b. Benda-benda alam seperti hewan,
manusia dan tumbuh-tumbuhan.
c. Gambar-gambar yang dirancang seperti
grafik.
d. Gambar yang diproyeksikan seperti
video, transparan.
e. Audio recording (alat untuk didengar),
seperti kaset, tape dan radio.
2. Alat
yang bersifat bukan benda
a. Keteladanan.
b. Perintah atau Larangan.
c. Ganjaran dan Hukuman.
Peranan
media dalam pengembangan pendidikan Islam sangatlah penting, dan agar proses
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien serta agar tujuan dalam
pengembangan pendidikan Islam dapat tercapai, maka dalam pemilihan media ada
faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain:
1. Tujuan instruksional
yang ingin dicapai.
2. Karakteristik
siswa.
3. Jenis
rangsangan belajar yang diinginkan.
4. Keadaan
latar belakang dan lingkungan siswa.
5. Pemilihan media harus sesuai atau cocok
dalam pencapaian tujuan pendidikan Islam yang telah ditetapkan.
6. Pendidik
atau guru memahami peranan dari alat pendidikan yang dimaksud dan ia cakap
untuk menggunakan alat pendidikan yang diamaksud, misalnya guru mampu mengatasi
batas-batas ruang kelas, maksudnya benda-benda yang akan diajarkan sulit dibawa
kedalam kelas, jadi guru dapat mengajarkannya melalui film strip atau film
slide.
7. Anak didik mampu menerima penggunaan alat
pendidikan sesuai dengan keadaan dirinya. Dalam hal ini pertimbangan terhadap
kondisi anak didik sangatlah penting, sebab anak didiklah yang akan menerima
dan mengolah pengaruh pendidikan yang dimaksud demi pencapaian kedewasaan dirinya.[24]
8. Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi
peserta didik. Misalnya peserta didik yang bertempat tinggal didaerah
pegunungan yang belum pernah melihat lautan dapat digunakan media film atau
video kaset.
9. Mengatasi peristiwa-peristiwa alam.
Misalnya terjadinya letusan gunung berapi, terjadinya banjir, pertumbuhan
tumbuhan, perkembangbiakan binatang, dapat digunakan media gambar atau film.
10. Mampu
membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
11. Mampu
memberikan kejelasan materi yang disampaikan kepada peserta didik.
Adapun
singkatnya yang perlu diperhatikan oleh pendidik dalam pemilihan media
pembelajaran pendidikan Islam yaitu media pembelajaran pendidikan Islam
digunakan untuk peningkatan interaksi belajar mengajar yang bermanfaat bagi
peserta didik, serta merupakan upaya dalam menumbuhkan motivasi atau menggugah
minat siswa agar mau belajar.
KESIMPULAN
Dalam
dunia pendidikan penggunaan media dan tekhnologi sangat dianjurkan karena dengan adanya
media dan tekhnologi tersebut
kegiatan pembelajaran lebih mudah disampaikan dan lebih mudah dipahami. Dalam proses pembelajaran, terdapat banyak sekali macam-macam media yang digunakan salah satunya adalah media audio dan media audio visual.
Media
audio adalah media yang penggunaanya menekankan pada aspek pendengaran saja,
contohnya:
1) Radio
dan tape
2) Alat
perekam pita magnetik
3) Laboratorium
bahasa
Sedangkan
media audio visual adalah media yang penggunaanya menekankan pada aspek
pendengaran dan penglihatan, seperti:
1) Film
2) Televisi
3) Video
Setiap
media diatas memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga sebagai guru harus bisa
memilih dan memadukan antara media dan materi yang disampaikan, sehingga proses
pembelajaran yang di lalui tidak monoton dan anak-anak merasa tidak jenuh
ketika mengikuti pelajaran.
Dalam
Pendidikan Agama Islam (PAI) media juga berperan penting didalamnya Diantaranya melalui media audio atau audio visual
guru dapat menontonkan kisah tentang Uswatun
Khasanah (teladan yang baik), kisah-kisah
nabi, kebiasaan beliau,
kisah tentang asbabun nuzul dapat dikemas berupa film animasi yang sangat
menarik sehingga peserta didik menjadi lebih termotivasi dalam belajar dan
proses pembelajaran menjadi efektif.
DAFTAR
PUSTAKA
Anderson, Ronald H. Pemilihan
dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran : Selecting and Developing Media for
Instruction. Jakarta:
Rajawali. 1987.
Arsyad, Azhar. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada. 2006
Bakry, Sama’un. Menggagas
Konsep Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. 2005.
Habsono, Sunarto dan Julhah Yasin. Kamus
Populer Bahasa Indonesia. Surabaya:
Mekar. 1984.
Musfiqon. Pengembangan
Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:
PT. Prestasi Pustakaraya. 2012.
Rohani, Ahmad. Media
Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. 1997.
Sadiman, Arief S., dkk. Media
Pendidikan; Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta: CV.
Rajawali. 1986.
Smaldino, Sharon E.,
Deborah L. Lowther dan James D. Russell, Instructional
Technology and Media for Learning : Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk
Belajar. Jakarta: Kencana. 2012.
Usman, M. Basyiruddin dan Asnawir. Media
Pembelajaran. Jakarta:
Ciputat Pers. 2002..