Pengujian Reliabilitas Tes




       PENDAHULUAN
Sebuah tes dapat dikatakan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap apabila diujikan berulang kali. Sehingga dapat dikatakan bahwa reliabilitas berkaitan dengan ketetapan hasil tes. Seandainya hasilnya berubah, perubahan yang terjadi dapat dikatan tidak berarti.
Dalam evaluasi pendidikan, yang disebut “ajeg” atau “tetap” tidak selalu harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara tetap. Sebagai contoh, jika keadaan si A mula-mula berada lebih tinggi dari pada si B, maka jika dilakukan pengukuran ulang, si A juga berada lebih tinggi dari B. Itulah yang disebut ajeg atau tetap, yaitu memiliki kedudukan yang sama. Tentunya tidak dituntut semuanya tetap. Besarnya ketetapan itulah menunjukkan tingginya reabilitas instrumen.
      Cara-cara mencari besarnya reliabilitas
1.      Metode bentuk paralel (Equivalent)[1]
Tes paralel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempuyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda.
Dua buah tes yang paralel, misalnya Bahasa Inggris seri A yang akan dicari realibilitasnya dan tes seri B diteskan kepada sekelompok siswa yang sama. Setelah itu, hasil keduanya dikorelasikan. Koefisien korelasi dari kedua hasil tes inilah yang menunjukkan koefisien reabilitas tes seri A. Jika koefisiennya tinggi maka tes tersebut dapat dikatakan reliabel.
2.      Metode tes ulang (Test-retest Method)
Dalam menggunakan metode ini, pengetes hanya memiliki satu seri tes, tetapi dicobakan dua kali. Kemudian hasil dari kedua kali tes tersebut dihitung korelasinya.
Pada umumnya hasil tes kedua cenderung lebih baik dari pada hasil tes pertama. Hal ini tidak jadi masalah karena pengetes harus menyadari akan adanya practice effect dan carry over effect. Yang penting adanya kesejajaran hasil. Sebagai contoh:
Siswa
Tes Pertama
Tes Kedua
Skor
Ranking
Skor
Ranking
A
75
3
80
3
B
60
5
65
5
C
80
2
85
2
D
88
1
95
1
E
65
4
72
4

 Walaupun tampak skornya naik, namun kenaikannya dialami semua siswa.
Metode ini juga dikenal sebagai korelasi diri sendiri (self-correlation method) karena mengkorelasikan hasil dari tes yang sama.
3.      Metode belah dua (Split-half Method)
Berbeda dengan metode bentuk paralel dan tes ulang, metode belah dua hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali. Metode ini disebut juga single-test-trial-method.
Ada dua cara membelah butir soal, yaitu:
a.       Membelah item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya disebut belahan ganjil-genap.
b.      Membelah item-item awal dan item-item akhir yaitu separuh jumlah pada nomor-nomor awal dan separuh jumlah nomor-nomor akhir.
Contoh
No
Nama
Nomor Item
Skor Total
1,3,5,7
2,4,6,8
1,2,3,4
5,6,7,8
1
2
3
4
5
6
7
8
Ganjil
Genap
Awal
Akhir
1
Fatih
1
1
0
1
0
0
1
1
5
2
3
3
2
2
Aditya
1
1
1
1
1
1
1
0
7
4
3
4
3
3
Zahra
1
1
0
0
1
0
1
0
4
3
1
2
2
4
Abbas
1
0
0
1
1
0
1
1
5
3
2
2
3
5
Adela
1
1
1
0
1
1
1
0
6
4
2
3
3

Pembelahannya hanya memilih salah satu saja, kemudian dihitung dengan korelasi product moment.
a.       Pembelahan ganjil-genap.
No
Nama
1,3,5,7
2,4,6,8
Ʃxy
1,3,5,7
2,4,6,8
Ganjil (x)
Genap (y)
Ganjil (x2)
Genap (y2)
1
Fatih
2
3
6
4
9
2
Aditya
4
3
12
16
9
3
Zahra
3
1
3
9
1
4
Abbas
3
2
6
9
4
5
Adela
4
2
8
16
4

Ʃ
16
11
35
53
27

Selanjutnya dihitung dengan rumus korelasi product moment.[2]
Setelah dihitung dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar diketahui bahwa rxy = -0,479. Nilai tersebut baru menunjukkan reliabilitas separuh tes. Oleh karena itu, kemudian dihitung reliabilitas instrumen dengan rumus Spearman-Brown.[3]

r11 = 2 rxy
                   1+ rxy

r11 = 2 (-0,479)                                             -0,958    
       1 – (-0,479)                                          1,479
     = 0,676

b.      Pembelahan awal-akhir.
Menggunakan rumus Flanagan
Sebelum menggunakan rumus Flanagan, kita harus menganalisis butir dengan teknik belah dua.[4]

r11  = 2 (1- V1 – V2)
                               Vt

          r11         = reliabilitas instrumen
          V1         = varians belahan pertama
          V2         = varians belahan kedua
          Vt          = varians skor total      
Untuk semua varians rumusnya adalah:

                                    (ƩX)2
            
   = ƩX2 -      N
                                N

Dengan menggunakan tabel analisis butir yang disajikan untuk perhitungan dengan rumus Spearman-Brown diketahui harga:

V1 = 3,6399
V2 = 4,8099
V3 = 7, 4899

Maka data tersebut dimasukkan ke rumus

r11        = 2 (1 -   3,6399 - 4,8099)
                                            7, 4899
            = 2 (1 -    -1,1109                    = 2 (1 – (-0,1483)
                                         7, 4899                                 
            = 2 x 1,1483
            = 0,2966

Apabilah harga r11 ini dikonsultasikan dengan tabel product moment ternyata hasilnya lebih kecil dari harga rt yang diharapkan, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut tidak reliabel.



KESIMPULAN
Ada dua cara untuk menguji realibilitas eksternal suatu instrumen yaitu dengan teknik paralel dan teknik ulang.
Kalau realibilitas eksternal diperoleh dengan cara mengolah hasil pengetesan yang berbeda, reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalis data dari satu kali hasil pengetesan. Ada beberapa macam cara mengetahui realibilitas internal, misalnya dengan menggunakan rumus Spearman-Brown dan Flanagan.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Ed. 2, Jakarta: Bumi Aksara, 2012
-------------------------, Prosedur Penelitian Edisi Revisi 2010, Jakarta: Rieneka Cipta, 2010

Postingan terkait: