Sekolah Dalam Bentuk Model,Unggulan, Full Day
Scull
Disini
penulis mencontohkan MAN MODEL BANGKALAN sebagai contoh
sekolah unggulan Man Bangkalan berdiri pada tahun 1978, hasil alih fungsi dari
PGA 6th.Sejak tahun 1998, Man bangkalan bersama-sama dengan 35 MAN lainnya yang
tersebar di 26 profinsi di tunjuk sebagai madrasah percontohan (MAN MODEL)
melalui program Development of Madrasah Aliyah Project DMAP dapartemen agama.
Man
Model Bangkalan meliki visi dan misi, Visinya yaitu menjadikan Man Model
Bangkalan sebagai lembaga pendidikan menengah terkemuka di Madura,yang
mengintegrasikan aspek keilmuanteknologi dan keislaman (IPTEK dan IMTAQ).
Sedangkan misi Man Model Bangkalan yaitu menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran secara profesional dan bertanggungjawab dengan mengintegrasikan
aspek keilmuan teknologi dan keislaman.
Man
Model Bangkalan juga memiliki program pengajaran ,yaitu program IPS, IPA,
Bahasa dan Agama, Dimana pada masing-masing program terdapat guru
spesialis pada bidang masing-masing.Misalnya pada program Bahasa tedapat guru
bahasa jerman,jurusan IPS terdapat guru yang benar-benar ahli dalam ilmu
sosial,begitu pula dalam program IPA dan Agama, Memiliki 13 orang pendidik
bergelar Magister-S2, 69 orang sarjana-S1 dan 5 orang sarjana -S1 Keterampilan.
Man Model Bangkalan tentunya memiliki gerbagai program pengembangan, misalnya
Tata Busana (TB), Elektronika, Ekstakurikuler,misalnya Paskibra, Pramuka,
Drumband dan sebagainya dan yang tidak akan habis untuk di bicarakan karena terlalu
banyak pengembangan dan ekstra yang ada di ManBa tercinta ini.Dan tak lupa pula
fasilitas yang cukup sangatlah lengkap misalnya Lab Bahasa,Lab IPS dan Lab IPA.
Madrasah
Aliyah Negeri Model Bangkalan atau yang lebih di kednal dengan nama “MANBA”.
MANBA adalah satu satunya MAN MODEL yang ada di wilayah MADURA. Arti dari kata
MODEL bukan berarti siswa siswinya yang bermodel model, akan tetapi artinya
adalah sekolah yang mempunyai kurikulum sendiri. Di Pulau banyak sekolah MA
atau MAN tetapi bukan MODEL, itu karena mereka tidak memiliki kurikulum
sendiri.
MAN
MODEL BANGKALAN tidak kalah dengan SMA Negeri yang berada di bangkalan. Bahkan
MANBA bisa di bilang lebih populer dari SMA atau SMK karena memiliki lebih
banyak mata pelajaran, terutama pada mata pelajaran “Agama Islam”. Di sekolah
lain (SMA atau SMK) mungkin ada 2 atau 4 mata pelajaran agama islam, sedangkan
di MANBA ada 8 jam mata pelajaran agama islam yang setiap 1 jam mata
pelajarannya adalah 45 menit, dan tentu pulangnya lebih akhir dari sekolah lain,
Meskipun pulang lebih akhir, ilmu yang di dapat pasti lebih banyak. Biasaanya
di MANBA pulang pada jam 13.05 WIB.
Munculnya
apa yang disebut sebagai “sekolah unggulan” dalam dunia pendidikan di Indonesia
akhir-akhir ini merupakan perkembangan baru yang perlu disambut gembira.
Mengapa? Karena ini menunjukkan makin banyaknya variasi dan alternatif
pendidikan bagi anak-anak kita. Dalam tulisan ini saya memberi tambahan
‘apa yang disebut’ ketika menyebut sekolah unggulan karena, menurut saya,
bentuk sekolah unggulan yang kita amati dalam praktek saat ini masih
beragam. Sepertinya, saat ini kita sedang mencari bentuknya yang
pas. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena, dalam proses
perkembangan sesuatu, tahap ‘mencari bentuk’ itu memang harus kita lalui.
Bentuk
apa yang disebut sebagai sekolah unggulan ini memang bervariasi. Ada yang
model AKABRI seperti di SMU Taruna Magelang, ada yang model pesantren seperti
SMU Unggulan di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang, ada pula yang model
Sekolah Ciputra yang mewah itu. Konon, kelompok Paramadina pun membuka
sekolah unggulan semacam ini. Persamaan dari sekolah-sekolah
unggulan yang beragam itu adalah: mereka adalah SMU dan berbeda dari sekolah
menengah umum tradisional. Perbedaan ini terutama terletak pada
kurikulumnya yang rata-rata lebih banyak daripada kurikulum yang dipakai
di sekolah ‘biasa’. Demikian pula fasilitas pendidikannya.
Semuanya mengharuskan siswanya tinggal di asrama sehingga pendidikannya boleh
dikatakan berlangsung selama 24 jam sehari.
Di
tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, di Indonesia telah ada beberapa
sekolah swasta yang baik yang menjadi favorit masyarakat sehingga mereka mau
membayar uang masuk yang cukup mahal. SD Al-Azhar di Jakarta, SD
Al-Hikmah di Surabaya, SD Sabilillah dan MIN Malang I berserta filialnya MI
Jenderal Sudirman, merupakan contoh SD/MI semacam itu. Sekolah-sekolah
tersebut biasanya juga disebut orang sebagai sekolah unggulan. Tampaknya
sekolah/madrasah seperti inilah yang ingin dijadikan madrasah model yang akan
dikembangkan di beberapa tempat di seluruh Indonesia.
Diharapakna,
dengan adanya madrasah model itu, madrasah-madrasah di sekitarnya akan melihat
dengan kepala mereka sendiri contoh dari suatu madrasah ideal; yang lengkap
fasilitasnya, bagus kualitas penddikannya, dan tinggi prestasinya. Kali ini
saya akan mencoba membahas tantangan dan
peluang pengembangan Madrasah Unggulan di wilayah Jawa Timur dengan fokus
analisis sumberdaya wilayah dan pemberdayaannya. Untuk itu, kita
perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Madrasah Unggulan
itu, bagaimana ciri-cirinya, dan faktor-faktor apa yang menyebabkan mereka
unggul. Baru sesudah itu kita akan dapat melihat kemungkinan
pengembangannya di wilayah Jawa Timur dengan melihat potensi yang dapat
dikembangkan dan potensi hambatan yang harus diatasi. ,
Ada 10
ciri SD/MI berprestasi yaitu: (1) fasilitas belajar yang baik dan eksklusif;
(2) layanan akademik dan khusus yang baik; (3) perencanaan yang baik; (4) iklim
kerja dan belajar yang sehat dan baik; (5) motivasi berprestasi dan semangat
kerja tinggi; (6) menerapkan guru kelas dan guru bidang studi, (7) bekal dasar
murid berupa pendidikan prasekolah; (8) harapan yang tinggi dan dukungan yang
kuat dari orang tua dan masyarakat sekitar; (9) keter-libatan wakil kepala
sekolah dan guru-guru; dan (10) kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. Hampir
semua ciri di atas,
Merupakan
faktor yang mendukung tercapainya prestasi SD/MI yang ditelitinya, yaitu: (1)
fasilitas fisik dan peralatan pendidikan yang baik; (2) guru-guru dan staf
pendukung yang kompeten dan mempunyai komitmen yang tinggi; (3) pembelajaran
yang berdiferensiasi; (4) harapan dan kepercayaan yang tinggi, dan dukungan
yang kuat, dari orang tua dan masyarakat sekitar; (5) organisasi yang rasional
dan harmonis; (6) komitmen yang tinggi terhadap budaya lokal dan agama; (7)
iklim kerja yang sehat, serta motivasi dan semangat kerja tinggi; (8)
keterlibatan wakil kepala sekolah dan guru-guru; (9) dukungan figur-figur
kreatif yang kaya wawasan dan gagasan; dan (10) kepemimpinan kepala sekolah
yang efektif.
Peluang Untuk
Mengembangkan Madrasah Unggulan di Wilayah Jawa Timur Dengan berbekal
pengetahuan tentang ciri MI berprestasi dan faktor-faktor pendukung tercapainya
prestasi tersebut, kini kita siap untuk membicarakan bagaimana peluang yang ada
bagi pengembangan Madrasah Unggulan di wilayah Jawa Timur. Peluang
biasanya diartikan sebagai kesempatan yang muncul secara eksternal yang
memungkinkan kita melaksanakan keinginan atau mencapai tujuan kita yang mungkin
sudah lama kita pendam.
Politik : Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan (khususnya
tentang madrasah) dapat mempengaruhi, secara positif atau negatif, perkembangan
madrasah. Pertanyaan yang timbul dalam kaitannya dengan keinginan untuk
mengembangkan Madrasah Unggulan di wilayah Jawa Timur ini ialah: apakah
kebijakan pemerintah mendukung pengembangan Madrasah Unggulan di wilayah Jawa
Timur? Dalam hal ini, tampaknya kebijakan pemerintah amat mendukung
pengembangan Madrasah Unggulan di wilayah Jawa Timur. Hal ini tampak
dalam strategi pencapaian sasaran pendidikan dalam Repelita VI yang, antara
lain, adalah “pengembangan program sekolah-sekolah unggulan sebagai centers of
excellence dengan maksud sekolah-sekolah lain di sekitarnya terangsang untuk
meningkatkan mutu pendidikannya” (Depdikbud, 1995:595).
Pemberian
ijin pada beberapa sekolah mewah seperti Sekolah Ciputra serta kerjasama antara
perguruan tinggi nasional dengan perguruan tinggi asing merupakan bukti dari tekad
pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.Di lingkungan Departemen
Agama, Menteri Agama telah menetapkan prioritas alokasi program dan anggaran
tahun1999/2000, di mana prioritas yang pertama adalah: “Peningkatan pendidikan
dasar dan menengah pada Madrasah sebagai pelaksanaan Undang-undang nomor 2 Th.
1989 tentang sistem Pendidikan Nasional jo PP. Nomor 28, 29, dan 32 tahun 1990
termasuk penyelenggaraan madrasah model dan madrasah terbuka sebagai
pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.” (Menteri Agama, 1998).
Pengembangan
madrasah model ini, di Jawa Timur, sudah dilaksanakan mulai tahun anggaran
1996/7 dengan menetapkan satu MIN di Bangkalan, satu di Trenggalek, dan dua di
Lamongan sebagai MIN model. Dana untuk pengembangan MIN model ini
diperoleh dari Asian Development Bank dan diarahkan untuk pengembangan
sarana-prasarana (gedung kelas, workshop, laboratorium, dsb.) dan sumberdaya
manusia (penataran kepala sekolah dan guru-guru bidang studi). Di samping
itu juga disediakan bantuan imbal swadana (bantuan pancingan) untuk merangsang
madrasah swasta untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikannya di tiga
daerah tersebut. Usaha-usaha lain seperti seminar ini untuk
mensosialisasikan perlunya peningkatan mutu madrasah juga telah dilakukan.
Dari
paparan di atas dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari segi politik, situasinya
amat membantu pengembangan Madrasah Unggulan di wilayah Jawa Timur.
Pemerintah memang menginginkan berkembangnya banyak Madrasah Unggulan di
berbagai tempat di Indonesia ini dan bersedia menyediakan dana untuk membantu
pengembangan itu.
Ekonomi: Pengembangan Madrasah Unggulan jelas memerlukan
dana yang banyak. Penyediaan fasilitas pendidikan yang memadai memerlukan
dana yang tidak sedikit, demikian pula usaha peningkatan kualitas sumber daya
manusianya (guru, staf, dan siswa). Dana pemerintah yang diambil dari
APBN jelas tidak akan mencukupi untuk semua Madrasah. Oleh karena itu,
Madrasah yang berniat menjadi unggulan harus dapat memobilisasi dana yang dimilikinya
maupun yang ada di masyarakat.
Sosial. Suatu Madrasah tidak mungkin dapat dikembangkan
menjadi Madrasah Unggulan kalau masyarakat di sekitarnya tidak membutuhkan hal
itu. Dukungan masyarakat sekitar amat dibutuhkan bagi pengembangan
Madrasah Unggulan. kecenderungan masyarakat terhadap madrasah (terutama MI)
kita bisa secara optimis mengatakan bahwa kebutuhan masyarakat muslim akan
madrasah masih tinggi. Madrasah masih merupakan pendidikan alternatif
bagi sebagian besar masyarakat muslim. Hal ini tampak dari jumlah MI dan
murid MI yang secara nasional terus meningkat setiap tahun. Dari data
Depdikbud (1995:406), selama Pelita V, jumlah MI meningkat dari 21.364 di tahun
fiskal 1989/1990 menjadi 24.979 di tahun fiskal 1993/1994 sementara jumlah murid
MI meningkat dari 3.056.300 di tahun 1989/1990 menjadi 3.379.734. Data
dari Kanwil Depag Jatim menunjukkan bahwa di Jawa Timur, saat ini, ada 135 MIN
dan lebih dari 7000 MI swasta.
Teknis. Faktor teknis yang perlu dipertimbangkan dalam
rangka pengembangan Madrasah Unggulan Pengembangan Madrasah Unggulan memerlukan
banyak pelatihan sumberdaya manusia, baik dari segi wawasan, pengetahuan,
maupun ketrampilannya. Analisa di lapangan menunjukkan bahwa secara
teknis peluang untuk mengembangkan Madrasah Unggulan di wilayah Jawa Timur
cukup bagus. Di beberapa tempat di Jawa Timur telah ada Fakultas Tarbiyah
yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat peningkatan SDM Madrasah. Di
samping itu, di Jawa Timur juga ada Balai Diklat yang juga dapat dimanfaatkan
untuk keperluan itu. Kalau itu masih belum cukup, masih ada pula IKIP
yang juga ada di berbagai kota.
SDM,
tantangan yang harus diatasi juga tidak sederhana. Saat ini di Jatim
tercatat sekitar 22.000 orang GPAI dengan NIP. 15.. (Depag) yang tersebar di
MI, MTs, MA, baik negeri maupun swasta, dan sebagian kecil ada di sekolah
umum. GPAI NIP. 15 inilah yang menjadi andalan Depag untuk mengembangkan
MI. Namun, kebanyakan dari mereka saat ini sudah mendekati pensiun.
Bahkan, berdasarkan informasi, pada tahun 2000 nanti akan ada sebanyak 10.000
orang GPAI yang memasuki masa pensiun sementara jumlah GPAI NIP. 15 yang
diangkat sebagai penggantinya tidak sebesar yang pensiun akibat kebijakan zero
growth yang dianut pemerintah. Adalah wajar jika orientasi kerja sebagian
GPAI yang mendekati pensiun ini lebih tercurah pada apa yang akan mereka
lakukan setelah pensiun daripada pada pengembangan madrasahnya yang memerlukan
pemikiran dan usaha yang keras dan memakan proses yang cukup lama.
Kualitas
sebagian besar Kepala Madrasah Kualitas sebagian besar Kepala Madrasah
(terutama Madrasah Negeri). Berdasarkan informasi, selama ini, proses
pengangkatan untuk menjadi kepala Madrasah Negeri masih didasarkan pada
senioritas dan urutan kepangkatan, bukan pada kemampuan manajemen dan
potensinya untuk memajukan Madrasah. Akibatnya, mungkin saja ada guru
yang memiliki potensi untuk mengembangkan Madrasah secara kreatif akan
dikalahkan oleh guru senior yang mungkin kurang memiliki potensi hanya karena
guru senior tadi pangkatnya lebih memenuhi syarat daripada si anak muda yang
potensial tersebut. Seperti
analisa saya di atas, dana saya masukkan ke dalam kategori peluang..
Artinya, dana untuk pengembangan Madrasah menjadi berprestasi itu tersedia,
baik di pemerintah maupun di masyarakat. Madrasah tinggal mengambilnya
saja. Persoalannya adalah bagaimana cara mengambil dana tersebut.
Untuk memperoleh dana dari pemerintah, tentunya diperlukan proposal yang
meyakinkan pemerintah bahwa dana yang akan diberikan kepada Madrasah itu tidak
akan sia-sia (benar-benar dapat membantu Madrasah tersebut menjadi Madrasah
Unggulan). Demikian pula dengan dana yang ada di masyarakat. Hanya
saja, masyarakat biasanya lebih tertarik pada bukti nyata daripada proposal
yang belum tentu menjadi kenyataan Dari sepuluh ciri dan faktor pendukung SD/MI
berprestasi yang ditemukan oleh Imron Arifin (yang telah disebut di atas),
hanya ada satu yang ber,sifat fisik: fasilitas belajar yang baik dan ekslusif,
sedangkan sembilan ciri lainnya bersifat non-fisik.
Ada satu
ciri dan faktor yang, menurut saya, merupakan kunci dari sembilan ciri dan
faktor yang lain: kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. Kepemimpinan
kepala sekolah yang efektif akan menimbulkan sembilan faktor lainnya itu yang
ujung akhirnya adalah peningkatan prestasi madrasah yang dipimpinnya.
Kepala Sekolah yang efektif akan dapat memotivasi stafnya (guru dan non-guru)
untuk berprestasi dan bekerja dengan semangat tinggi. Ia juga akan dapat
membina hubungan yang baik dengan orang tua dan masyarakat sekitar demi
kemajuan Madrasahnya. Motivasi berprestasi dan semangat kerja tinggi staf
Madrasah ini akan menghasilkan kualitas layanan pendidikan yang lebih baik yang
kemudian menghasilkan siswa yang berprestasi baik. Prestasi siswa yang
baik akan menimbulkan kepercayaan masyarakat akan kualitas pendidikan di
Madrasah tersebut. Masyarakat yang percaya akan kualitas Madrasah
tersebut akan tidak keberatan kalau mereka diminta membayar lebih banyak
daripada kalau mereka menyekolahkan anaknya ke sekolah lain yang kalah
kualitasnya.
Jadi, kalau kita ingin mengembangkan Madrasah menjadi Madrasah berprestasi, kita harus memulainya dengan mengembangkan faktor kuncinya, yaitu sumberdaya manusianya yang meliputi kepala Madrasah, guru-guru, staf administrasi, pengurus yayasan/BP3, dan pejabat Kandepag atau Kanwil Depag yang mengurusi Madrasah. The man behind the gun lebih menentukan daripada the gunnya. Dari SDM tersebut, yang perlu diprioritaskan pengembangannya adalah kepala Madrasahnya karena dialah yang diharapkan akan menjadi motor reformasi (perubahan) Madrasah tersebut. Kita harus mengembangkan para kepala Madrasah itu menjadi kepala Madrasah yang beriwa pemimpin, bukan sekedar manajer.
Jadi, kalau kita ingin mengembangkan Madrasah menjadi Madrasah berprestasi, kita harus memulainya dengan mengembangkan faktor kuncinya, yaitu sumberdaya manusianya yang meliputi kepala Madrasah, guru-guru, staf administrasi, pengurus yayasan/BP3, dan pejabat Kandepag atau Kanwil Depag yang mengurusi Madrasah. The man behind the gun lebih menentukan daripada the gunnya. Dari SDM tersebut, yang perlu diprioritaskan pengembangannya adalah kepala Madrasahnya karena dialah yang diharapkan akan menjadi motor reformasi (perubahan) Madrasah tersebut. Kita harus mengembangkan para kepala Madrasah itu menjadi kepala Madrasah yang beriwa pemimpin, bukan sekedar manajer.
Pengembangan
Madrasah dan Sekolah Unggulan
Dalam rangka mewujudkan pengembangan madrasah dan sekolah
Islam unggulan memerlukan langkah dan upaya yang fisibel dan kredibel. Sebab
saat ini madrasah dan sekolah Islam unggulan harus bersaing dengan beberapa
lembaga pendidikan yang sedang mencanangkan program rintisan madrasah bertaraf
internasional (RMBI) atau rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI).
Perencanaan (pengembangan) membutuhkan langkah strategis untuk mengembangkan
keunggulan madrasah dan sekolah Islam unggulan. Penguatan keunggulan lembaga tersebut
melalui cara membangun cita dan kultur akademik yang kokoh. Cita-cita
didirikannya madrasah dan sekolah Islam adalah sangat mulia, yaitu ingin
melahirkan lulusan yang unggul di bidang akademik, spiritual dan moral. Selama
ini, hanya ada dua lembaga pendidikan yang melahirkan identitas ilmuwan yang
berbeda. Yaitu pondok pesantren yang ingin melahirkan ulama’ (ahli agama) dan
sekolah umum yang ingin melahirkan kaum intelektual (akademis). Madrasah dan
sekolah Islam unggulan selama ini sesungguhnya bercita-cita ingin meraih kedua
corak tersebut, yakni mencetak calon ulama’ sekaligus intelek atau intelek yang
sekaligus ulama’. Visi dan misi yang ideal tersebut harus diperjuangkan dan
diwujudkan melalui pembenahan berbagai aspek, baik terkait dengan konsep
bangunan keilmuannya (kurikulum), sumber daya manusia, pengembangan sarana dan
prasarana, kelembagaan maupun leadership dan managerialnya. Langkah
strategis untuk melakukan pengembangan madrasah dan sekolah Islam unggulan
tersebut memerlukan upaya sebagai berikut:
Membangun
Mindset Secara Kolektif Untuk mengembangkan mutu madrasah dan sekolah Islam
unggulan membutuhkan pandangan, cita-cita, imajinasi, nilai-nilai keyakinan
yang kuat dan kolektif. Walaupun seringkali muncul sebuah perbedaan (konflik)
di madrasah atau sekolah Islam, yang cukup mengganggu kepentingan institusi
yang akan dikembangkan bersama-sama. Tatkala tumbuh konflik kepentingan, antara
kepentingan individu dan institusi, maka yang harus dimenangkan adalah
kepentingan institusi. Aspek kepentingan institusi harus dibangun secara
kolektif dengan orientasi yang sama. Kepentingan institusi harus dikedepankan
daripada kepentingan individu.
Mindset
yang perlu dibangun pada lembaga pendidikan Islam unggulan adalah menanamkan
keyakinan dan tekad bersama kepada seluruh warga sekolah atau madrasah. Mereka
digerakkan untuk emperjuangkan keunggulan institusi, dengan cara
mengimplementasikan visi, misi, tradisi, orientasi dan mimpi-mimpinya ke depan
selalu disosialisasikan oleh pimpinan di semua tingkatan melalui berbagai
bentuk publikasi, baik secara lisan, tulisan dan bahkan media lainnya secara
terus menerus ke seluruh warga madrasah atau sekolah. Mindset secara kolektif
tersebut menjadi modal sosial (social capital) bagi pengembangan kultur akademik
di madrasah atau sekolah Islam unggulan ke depan. Madrasah atau sekolah
unggulan membutuhkan lingkungan akademik yang handal dan tekad bersama.
Inspirasi dan semangat inilah yang harus dibangun dan dikembangkan untuk
meningkatkan mutu akademik dan institusinya. Pengembangan cita dan kultur
akademik sesungguhnya selaras dengan visi dan misi madrasah dan sekolah Islam
unggulan. Kata ”keunggulan” menyiratkan adanya kekuatan dan kelebihan yang
tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain pada umumnya. Ciri dan karakteristik
tersebut harus dijaga sekaligus dihidupkan agar persepsi masyarakat tidak salah
tangkap. Istilah unggulan bukan hanya sekadar nama dan label, akan tetapi
merupakan gambaran utuh yang didalamnya terdapat suasana akademik yang unggul,
kultur lembaga (budaya organisasi) yang efektif, kualitas pembelajaran
(learning quality) yang kreatif dan inovatif, serta internalisasi nilai-nilai
keislaman yang aktual dalam setiap perilaku, sikap dan perbuatan sehari-hari di
madrasah dan sekolah Islam.
Menciptakan Inovasi secara Terus Menerus Keunggulan
lembaga madrasah dan sekolah Islam sesungguhnya terletak pada inovasinya.
Inovasi merupakan usaha dan kerja nyata untuk mencari dan membuat hal baru demi
meraih kemajuan dan keunggulan bagi lembaga pendidikan itu sendiri. Inovasi
harus didasarkan pada kebutuhan idealita dan realita agar lembaga madrasah dan
sekolah Islam itu terus maju dan berkembang. Inovasi tiada henti harus
terus menerus digerakkan untuk memacu kualitas dan daya saing yang tinggi. Inovasi
tidak saja diperlukan untuk selalu menyempurnakan kondisi madrasah, tetapi juga
penting untuk membangun keutuhan (holistika) tujuan pendidikan madrasah dan
sekolah Islam. Usaha dan kerja nyata itu ditempuh secara serentak, menyeluruh
dan padu di antara beberapa elemen yang ada di madrasah dan sekolah
Islam.Bentuk inovasi itu misalnya, perbaikan atau penambahan sarana fisik,
akademik, tenaga guru dan karyawan, perekrutan siswa dan seluruh aspek yang
ada. Inovasi lainnya misalnya menciptakan kultur madrasah atau sekolah Islam
berbasis bilingual, mentradisikan hafalan al-qur’an, menggerakkan pusat seni
dan olah raga, dan seterusnya. Modal seperti inilah yang harus dituangkan dalam
visi dan orientasi madrasah dan sekolah Islam unggul itu. Melalui usaha
demikian dimaksudkan agar madrasah dan sekolah Islam unggulan dapat menawarkan
sesuatu yang baru, yang khas dan memiliki keunikan yang diperhitungkan oleh
banyak orang. Tugas ini membutuhkan seorang pemimpin yang imajinatif dan
didukung oleh warga sekolah atau mdrasah yang dedikatif dan istiqamah. Tanpa
modal itu inovasi sulit diwujudkan dalam kerangka operesional di lapangan.
Memanfaatkan Teknologi Informasi
Menurut hemat penulis, untuk memajukan madrasah dan sekolah Islam yang merata
dan berkualitas membutuhkan energi pikiran, tenaga dan usaha yang tiada henti.
Madrasah dan sekolah Islam unggulan saatnya mengembangkan pembelajaran berbasis
digital, selain yang sudah ada, guna mengefektifkan program dan kegiatan
pendidikan yang lebih maksimal. Pendidikan madrasah dan sekolah Islam
unggulan jangan sampai tertinggal di bidang teknologi informasinya. Dengan
pemanfaat IT tersebut para siswa dapat belajar lebih intensif, disamping
melalui sistem reguler dan kurikuler. IT dimanfaatkan sebagai sumber belajar
yang mudah dan berjangkauan luas, tanpa hambatan waktu dan tempat.
Untuk menciptakan mutu layanan akademik, menurut hemat penulis dapat kembangkan sistem digital di sekolah atau madrasah. Hampir semua aktivitas akademik melibatkan internet, sehingga program-program sekolah atau madrasah dapat berjalan secara sinergis antara unit satu dengan unit-unit lainnya.
Untuk menciptakan mutu layanan akademik, menurut hemat penulis dapat kembangkan sistem digital di sekolah atau madrasah. Hampir semua aktivitas akademik melibatkan internet, sehingga program-program sekolah atau madrasah dapat berjalan secara sinergis antara unit satu dengan unit-unit lainnya.