A. PENDAHULUAN
Pembelajaran pada hakikatnya adalah sebuah
proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima
pesan melalui saluran atau media tertentu.[1] Penyampaian pesan ini bisa dilakukan
melalui simbul-simbul komunikasi berupa simbul-simbul verbal dan non-verbal
atau visual, yang selanjutya ditafsirkan oleh penerima pesan. Adakalanya proses
penafsiran tersebut berhasil dan terkadang mengalami kegagalan. Untuk mengatasi
kemungkinan hambatan-hambatan yang terjadi dan agar pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif, maka sedapat mungkin dalam penyampaian pesan
(isi/materi ajar) dibantu dengan menggunakan media pembelajaran. Diharapkan
dengan pemanfaatan media pembelajaran, proses komunikasi dalam kegiatan belajar
mengajar berlangsung lebih efektif.
Belajar
tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang kongkrit, baik dalam
konsep maupun fakta. Karenanya media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal
yang abstrak dan tersembunyi. Ketidak jelasan dan kerumitan bahan ajar dibantu
dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam kondisi tertentu
media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi
pembelajaran.
Perkembangan
teknologi informasi yang begitu pesat berimbas bagi perkembangan dunia
pendidikan. Perubahan paradigma bagi
pendidik yang semula menganggap media pembelajaran hanya sekedar alat bantu
kini menjadi bagian integral dari sebuah sistem pembelajaran.
Untuk
itulah dalam makalah ini akan dibahas secara singkat tentang media pembelajaran
yang meliputi: Pengertian Media, Fungsi Media, Media Grafis, Media Visual dan Kriteria
dalam Pemilihan Media. Serta media pembelajaran untuk pengembangan
intruksional. Dengan adanya makalah ini diharapkan pemahaman teman-teman
terhadap media menjadi jelas, sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan media
secara tepat agar tujuan pembelajaran tercapai. Dengan demikian guru dapat
memusatkan energinya untuk hal-hal lain seperti pembinaan moral, bimbingan dan
penyuluhan.
B. PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
MEDIA
Kata Media merupakan
kata yang berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jama’ dari medium,
yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Oleh karena
itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim
ke penerima pesan.[2]
Banyak pakar
yang memberikan batasan tentang pengertian media secara istilah, diantaranya:
a. Menurut
NEA (National Education Asociation), media adalah sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun audio visual termasuk teknologi perangkat kerasnya.
b. Menurut
AECT (Asociation of Education Comunication Technology), media adalah segala
bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk
orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
c. Gagne
(1970)berpendapat bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber
belajar dalam lingkungan pembelajaran yang dapat merangsang pembelajar untuk
belajar.[3]
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media jika dikaitkan dengan
pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat dipergunakan sebagai perantara
dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Namun Oemar
Hamalik memberi pengertian lebih luas lagi tentang media pembelajaran yaitu
seperangkat alat, metode dan teknik yang dipergunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam
proses pembelajaran di kelas.[4]
2. FUNGSI
MEDIA PEMBELAJARAN
Beberapa fungsi pembelajaran, diantaranya adalah:[5]
a. Fungsi
media pembelajaran sebagai sumber belajar
Media pembelajaran merupakan sarana untuk menyampaikan
materi pembelajaran (pesan pembelajaran) kepada siswa dengan lebih menarik,
efektif dan efisien.
b.
Fungsi sematik
Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata
yang makna (symbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar difahami anak
didik.
c.
Fungsi Manipultif
Media memiliki kemampuan menembus batas ruang dan waktu
serta mengatasi keterbatasan indrawi. Media mampu menghadirkan objek yang sulit
dihadirkan aslinya, peristiwa yang prosesnya panjang jadi singkat, peristiwa
yang sudah berlalu. Media juga mampu membantu siswa menghadirkan objek yang
terlalu kecil, terlalu besar, terlalu cepat, terlalu lambat dan terlalu
komplek.
d.
Fungsi Psikologis
1. Fungsi
atensi yaitu meningkatkan perhatian siswa
2. Fungsi
afektif yaitu menggugah perasaan, merubaah kesadaran
3. Fungsi
imajinatif yaitu meningkatkan dan mengembangkan daya fantasi siswa terhadap
obyek
4. Fungsi
motivasi yaitu mendorong siswa untuk melakukan aktivitas kegiatan dengan baik
(meningkatkan minat belajar)
3. MACAM-MACAM
MEDIA
Cukup banyak
jenis dan bentuk media yang dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang
berteknologi tinggi, dari yang mudah didapat
karena sudah tersedia, sampai yang kompleks karena didesains khusus oleh
pengajar itu sendiri, dari yang jangkauannya terbatas hingga yang dapat
menjangkau banyak anak didik di waktu yang sama dan dari sebatas media objek
hingga media interaktif.
Terdapat
beberapa pendapat ahli tentang pengklasifikasian media. Rudy Bertz membagi
media berdasarkan ciri utamanya menjadi tiga, yaitu: (1) suara, (2) Visual, dan
(3) Gerak.[6]
Sedangkan Gagne dan Briggs mengelompokkan media menjadi 7 jenis yaitu: (1)
benda untuk demonstrasi, (2) komunikasi lisan, (3) Media cetak, (4) gambar
diam, (5) gambar gerak, (6) film bersuara dan (7) mesin belajar.[7]
Selanjutnya sesuai SAP mata kuliah
Teknologi Pendidikan, dalam makalah ini hanya akan dibahas 2 jenis media
pembelajaran yaitu Grafis dan Visual.
MEDIA GRAFIS
Media grafis adalah media visual
yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat,
angka-angka, dan simbol/gambar. Saluran yang digunakan adalah melalui indra
penglihatan. Agar proses penyampaian pesan berhasil dan efisien maka symbol
yang digunakan adalah symbol visual.[8]
Media grafis berfungsi untuk: (a)
menarik perhatian, (b) memperjelas sajian ide, (c) mengilustrasikan fakta yang
mudah dilupakan jika tidak divisualisasikan, (d) media yang sederhana dan mudah
pembuatannya, (e) relative murah dari segi biayanya.[9]
Disamping keunggulan di atas, media
grafis juga mempunyai kelemahan yaitu membutuhkan keterampilan khusus bagi
pembuatnya, serta penyajian pesan hanya unsur Visual sehingga tidak memberikan
pengalaman lebih bagi peserta didik jika ditinjau dari teori ‘Kerucut
Pengalaman’ Edgar Dale.
Media grafis banyak sekali jenisnya,
beberapa diantaranya adalah:
a. Gambar/
Foto
Merupakan media yang paling umum digunakan orang, karena
media ini mudah dimengerti dan dapar dinikmati, mudah didapatkan dan dijumpai
dimana-mana, serta banyak memberikan penjelasan bila dibandingkan dengan
verbal.
Namun di sisi lain, media gambar/foto mempunyai kelemahan
karena lebih menekankan persepsi indra mata, benda yang komplek akan kurang
efektif, serta ukurannya sangat terbatas jika digunakan untuk audience dalam
skala besar.[10]
Salah satu produk dari media ini adalah flash card
yaitu kartu bergambar yang berukuran kecil dan diberi keterangan dibelakangnya.
Gambar yang dipakai bisa berupa foto atau gambar ciptaan guru sendiri
b. Sketsa
Yaitu gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan
bagian- bagian pokok dari suatu bentuk gambar.[11]
Penggunaan Sketsa merupakan alternative yang menguntungkan karena dapat menarik
perhatian pelajar, juga menghindari banyak verbalisme, harganya cukup murah
sebab pengajar dapat membuatnya sendiri sebelum atau saat menjelaskan
pelajaran.
c. Diagram
Diagram atau skema merupakan gambar sederhana yang diracang
untuk memperlihatkan hubungan timbal balik terutama dengan garis- garis.[12]
Diagram pada umumnya berisi petunjuk-petunjuk suatu masalah yang kompleks tapi
tersaji sederhana dan jelas karena hanya
memuat bagian-bagian terpenting saja.[13]
d. Grafik
Media grafik adalah gambaran tentang suatu situasi atau
suatu proses perkembangan dengan menggunakan deretan angka, garis-garis dan
kata-kata yang berisikan suatu pengertian.[14]
Pada umumnya media grafik digunakan untuk memperlihatkan
perbandingan, menerangkan suatu perkembangan dan dan menggambarkan informasi
kualitatif dengan sederhana.[15]
Jadi bisa disimpulkan grafik dapat menyajikan data yang ruwet dan kompleks
menjadi jelas, cepat, menarik, logis dan ringkas.
Tabulasi data dalam bentuk grafik dapat terbagi dalam
beberapa cara, yaitu: grafik garis (line graphs), grafik batang dan
grafik lingkaran (circle graph) serta garfik gambar (pictorial graphs).[16]
e. Bagan/
Chart
Seperti halnya media yang lain, bagan/chart termasuk media
grafis visual yang berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang
sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara verbal. Baganlah
yang mampu memberika ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.[17]
Penggunaan bagan dalam proses
pembelajaran bisa bermacam- macam bentuknya. Diantaranya: bagan balikan (flip
Chart), bagan tertutup (hidden chart), bagan pohon (Tree chart),
bagan arus (flow chart) dan bagan garis waktu (time line chart).[18]
f. Poster
Poster tidak hanya penting untuk menyampaikan kesan-kesan
tertentu, tetapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku
orang yang melihatnya.[19]
Poster banyak digunakan orang untuk mempromosikan produk tertentu sehingga
orang akan terpengaruh untuk menggunakan dan membelinya. Dalam pembelajaran
Agama Islam poster dapat berisi tentang ajakan sholat berjamaah, ajakan menjaga
kebersihan, ajakan berakhlaqul karimah dll.
g. Papan
Flanel (flanelgraf)
Flanelgraf adalah media pembelajaran yang berupa guntungan-guntingan
gambar atau tulisan yang pada bagian belakangnya dilapisi ampelas. Guntingan
tersebut ditempelkan pada papan yang dilapisi flannel yang berbulu sehingga bisa
melekat.[20] Kelebihan media ini gambar akan bersifat
moveable (dapat dipindah-pindahkan) sehingga dapat menarik perhatian siswa.
Siswapun dapat berinteraksi secara aktiv dalam memindah objek yang ditempel.
h. Papan
Buletin (Bulletinboard)
Papan bulletin adalah papan khusus yang digunakan untuk mempertunjukkan
contoh-contoh pekerjaan siswa, gambar, bagan, poster dan obyek dalam bentuk dua
atau tiga dimensi.[21]
Media ini dapat dimanfaatkan guru untuk menumbuhkan kreatifitas siswa dan
semangat berkompetisi untuk menghasilkan karya terbaik
i.
Gambar berseri
Media ini didesain untuk menyajikan materi pembelajaran
berupa gambar atau tulisan secara bertahap.[22]
Alat gambar berseri dapat dibuat sendiri oleh guru. Prinsip kerja alat ini pada
dasarnya sama seperti media transparency OHP, namun karena ketidak tersediaan
perangkat elektronik OHP maka pengajar dapat menggunakan gambar berseri ini.
MEDIA VISUAL
Pada mulanya pembelajaran hanya
menggunakan pendekatan verbal yakni membaca dan menulis. Baru pada pertengahan
tahun-1960an mulai muncul konsep keterbacaan visual dalam bentuk grafik seperti sketsa, gambar, foto
dll. Dalam buku-buku pelajaran mulai ditampilkan pesan-pesan visual melalui
berbagai ilustrasi. Pesan-pesan visual tersebut sangat efektif dalam
mempengaruhi sikap seseorang, membentuk opini dll.[23]
Media visual ada 2 macam. Yaitu
media visual bergerak dan yang tidak bergerak. Media Visual yang bergerak ialah
media yang dapat menampilkan atau membiaskan gambar atau bayangan yang dapat bergerak
di layar bias, seperti: bias gambar-gambar yang ditampilkan oleh motion
picture film dan loopfilm. Sedangkan media visual tidak bergerak adalah
yang menampilkan gambar tetap. Masing-masing media baik yang bergerak maupun
yang tak bergerak dilihat penggunaannya tak lepas dari kelebihan dan keterbatasan
yang ada, tergantung pada situasi dan kondisi pengoperasiannya.
Dalam kategori lain, media visual
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu media visual yang tidak diproyeksikan dan media
visual hasil proyeksi.[24]
Yang termasuk media visual yang
tidak diproyeksikan adalah:
a. Media
Realia,
yaitu media yang berasal dari benda nyata yang dapat dilihat langsung oleh siswa. Penggunaan
media ini sangat efektf karena memiliki sifat keasliannya sehingga dapat menrik
minat siswa. Misalnya dalam bab merawat jenazah jika guru mengunakan jenazah
asli maka siswa akan lebih banyak belajar dan tahu tentang cara merawat jenazah
disbanding dengan melihat melalui slide atau film strip.[25]
Namun media ini tidak bias digunakan dalam semua
pembelajaran karena beberapa benda asli tidak mungkin dihadirkan kalaulah bisa
pasti banyak menemui kendala.
b. Media
model/ replica
Yaitu sesuatu yang dibuat dengan ukuran tiga dimensi,
sehingga menyerupai benda aslinya. benda tiruan digunakan karena: benda asli
sulit didapatkan, benda asli terlalu jauh tempatnya, benda asli terlalu kecil
atau terlalu besar dan bisa jadi benda asli merupakan benda cagar budaya.[26]
Contoh penggunaan media ini dalam pembelajaran PAI adalah pembelajaran manasik
haji.
c. Alat
tiruan sederhana/ mock-up
Media ini merupakan proses penyederhanaan susunan bagian
pokoknya saja dari sebuah system yang rumit agar mudah dimengerti siswa.[27]
Maksudnya benda asli dipilih bagian-bagian yang diperlukan untuk ditiru dan
dibuat sesederhana mungkin agar mudah dimengerti. Contoh guru membuat tiruan
jam dari karton untuk menjelaskan waktu-waktu sholat
d. Diorama
Yaitu pemandangan tiga dimensi mini yang bertujuan untuk
menggambarkan pemandangan yang sebenarnya.[28]
Misalnya guru membuat diorama keadaan jamaah haji yang sedang wukuf di Arofah.
Yang termasuk media Visual hasil proyeksi adalah:
a.
OHP dan OHT
OHT (Overhead Transparency)
adalah media Visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead
Projector). OHT dan OHP mempunyai kelebihan tapi di saat yang sama
mempunyai kelemahan. Diantara kelemahan media ini adalah: harus ada perencanaan
matang dalam pembuatan dan penyjiannya, OHT dan OHP tidak bisa dipisah harus
bergantung satu sama lain dan seringkali urutan OHT mudah kacau jika urutannya
lepas.[29]
Media ini saat ini sudah banyak ditinggalkan karena kalah menarik dari LCD
projector.
b.
Opaque Projektor
Proyektor tak tembus pandang yang
digunakan untuk memproyeksi benda yang tidak tembus pandang seperti buku, foto
dan model lain dua dimensi atau tiga dimensi.[30]
c.
Slide Film Strip
Slide atau film bingkai adalah media
visual yang diproyeksikan melalui alat Projector Slide. Slide terbuat dari film
positif yang diberi bingkai. Banyaknya film bingkai dalam satu film tergantung
dari banyak sedikitnya materi yang akan disampaikan.[31]
d.
Projector LCD
Media ini merupakan alat optic dan
elektronik yang menghasilkan cahaya amat terang tanpa harus mematikan ruangan
sehingga dapat memproyeksikan tulisan atau gambar yang dipancarkan dengan baik
ke layar.[32]
Salah satu bahan yang diproyeksikan
oleh LCD adalah progam presentasi Microsoft Powerpoint. Progam ini
merupakan bagian dari microsot office dengan sendirinya progam ini
terinstal jika menginstal progam Microsoft.
4. PRINSIP
PEMILIHAN MEDIA
Dengan semakin beragamnya
macam-macam media pembelajaran yang tersedia, maka guru dituntut untuk selektif
dalam memilih media dengan memperhatikan beberapa prinsip dalam pemilihan media
agar media yang digunakan tepat dan dapat mencapai hasil yang baik. Karena jika
media yang digunakan kurang tepat maka bisa jadi hasil belajar siswa tidak
meningkat, siswa tidak tertarik dan malah bingung padahal kita telah
susah-susah empersiapkannya.
Kriteria umum dalam pemilihan media
adalah:[33]
1. Kesesuaian
dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian
dengan Materi Pembelajaran
3. Kesesuaian
dengan karakteristik siswa
4. Kesesuaian
dengan teori belajar yang digunakan
5. Kesesuaian
dengan gaya belajar siswa
6. Kesesuaian
dengan dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu
C. MEDIA
PEMBELAJARAN BAGI PENGEMBANGAN INTRUKSIONAL PENDIDIKAN ISLAM
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang didalamnya
mengandung komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen tersebut
adalah tujuan, materi, metode, media dan evaluasi.[34]
Suatu pembelajaran diawali dengan perumusan tujuan pembelajaran. Dan untuk
menunjang pencapaian tujuan harus dibantu oleh penggunaan alat bantu
pembelajaran atau lebih dikenal dengan media pembelajaran. Tidak terkecuali
pada mata pelajaran Pendidikan agama Islam yang identik dengan model ceramah
sehingga guru konvensional tidak membutuhkan media dalam pengajaran. Namun
dengan adanya perkembangan teknologi dan penyebaran informasi yang merata,
semua guru tak terkecuali mata pelajaran Agama Islam meyadari pentingnya media
dalam pembelajaran.
Manfaat
media pembelajaran pada dasarnya adalah sebagai alat bantu dalam pembelajaran
sehingga pengajaran lebih menarik, materi ajar lebih jelas maknanya sehingga
mudah difahami dan dikuasai pelajar, metode pengajaran lebih variatif tidak hanya
komunikasi verbal sehingga guru tidak kehabisan energy.[35]
Jika
dipandang dari segi pengajar, Media Pembelajaran berfmanfaat untuk untuk:
1. Memberikan
pedoman, arah untuk mencapai tujuan
2. Memberikan
kerangka sistematis mengajar secara baik
3. Memudahkan
kendali pengajar terhadap materi pelajaran
4. Membantu
kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran
5. Membangkitkan
rasa percaya diri seorang pengajar
6. Meningkatkan
kualitas pengajaran[36]
Sedangkan
manfaat media pembelajaran bagi pelajar adalah:
1. Meningkatkan
motivasi belajar
2. Meningkatkan
variasi belajar
3. Memberikan
inti informasi secara sistemik sehingga memudahkan pelajar
4. Merangsang
pelajar untuk berfikir dan menganalisa
5. Memudahkan
pelajar memahami materi secara sistematis.[37]
Berdasarkan
penjelasan di atas, kontribusi penggunaan media dalam proses pembelajaran
menurut hemat penulis adalah :
1. Menarik
perhatian siswa
2.
Membantu untuk mempercepat pemahaman
dalam proses pembelajaran
3.
Memperjelas penyajian pesan agar
tidak bersifat verbalistis
4.
Mengatasi keterbatasan ruang
5.
Pembelajaran lebih komunikatif dan
produktif
6.
Waktu pembelajaran bisa dikondisikan
7.
Menghilangkan kebosanan siswa dalam
belajar
8.
Menimbulkan gairah dan motivasi
dalam belajar
9.
Melayani gaya belajar siswa yang
beraneka ragam
10. Meningkatkan
kadar keaktifan /keterlibatan siswa dalam belajar
Sebaik-baik media yang digunakan dalam pembelajaran terutama
mapel PAI adalah memiliki tingkat relevansi dengan tujuan, materi dan
karakteristik siswa. Dilihat dari wewenang dan interaksinya dalam pembelajaran maka
gurulah orang yang paling menguasai materi, mengetahui tujuan yang mesti dibuat
dan mengenali betul kebutuhan siswanya. Dengan demikian alangka baiknya jika
media juga dibuat oleh guru, karena guru yang mengetahui secara pasti kebutuhan
pembelajaran termasuk permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi siswa pada
materi yang diajarkannya. Disinilah peran guru sebagai creator yang
menciptaakan media yang tepat, efisien dan efektiv serta menyenangkan bagi
siswanya.
Pengadaan media pembelajaran tidak harus membutuhkan dana
banyak, banyak cara mensiasati misalnya dengan memanfaatkan barang bekas.
Karton bekas bisa disulap menjadi Flash Card. Kalender bekas bisa dijadikan
Flip Chart. Papan bekas bisa dimodifikasi menjadi Flanelgraf atau bulletin
board. Kotak susu bekas bisa dijadikan diorama. Dan kreasi unik lainnya sesuai
imaginasi guru.
Masa sekarang ini adalah masa
kemajuan informasi yang ditandai dengan tersedianya informasi yang makin banyak
dan bervariasi. Tersebarnya informasi yang semakin luas dan seketika, serta
tersajinya informasi dalam bebagai bentuk dalam waktu yang singkat. Untuk itu
keberaadaan media bagi pembelajaran merupakan vital dan telah berhasil merubah
paradigm pendidik dalam memandang media pembelajaran itu sendiri. Semula media
hanya dianggap sebagai alat peraga pendidikan saja tetapi saat ini media
merupakan salah satu sumber belajar yang sengaja dibuat bertujuan untuk
dimanfaatkan bagi keperluan belajar.
D. PENUTUP
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Media
pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat dipergunakan sebagai perantara
dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
2. Media
mempunyai fungsi sumber belajar, fungsi semantic, fungsi manipulative dan
fungsi psikologis bagi pendidikan.
3. Media
dapat dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu: media grafis, media Visual, media
audio dan media audio visual.
4. Ketepatan
guru dalam pemilihan dan penggunaan media diperlukan agar tujuan yang hendak
dicapai terealisasikan secara baik, efektif dan efisien. Media harus
disesuaikan dengan dengan tujuan pembelajaran, Materi Pembelajaran, teori
belajar yang digunakan, dan gaya belajar siswa.
5. Penggunaan
media pembelajaran oleh guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,
meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar serta meudahkan pencapaian
tujuan pembelajaran. Dengan begitu kualitas pendidikan Islam dapat terjamin
mutunya.
6. Pengadaan
media pembelajaran tidak harus membutuhkan dana banyak, bisa memanfaatkan
barang bekas. Misalnya Karton bekas bisa disulap menjadi Flash Card. Kalender
bekas bisa dijadikan Flip Chart. Papan bekas bisa dimodifikasi menjadi
Flanelgraf atau bulletin board. Kotak susu bekas bisa dijadikan diorama. Dan
kreasi unik lainnya sesuai imaginasi guru.
DAFTAR
PUSTAKA
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar
Mengajar Bandung: PT Refika Aditama, 2010
Hamalik, Oemar, Media Pendidikan Bandung: Citra Aditya
Bakti, 1999
Hamid, Farida dan Bahrissalam, PAIKEM ,Jakarta: SSQ, 2012
Sadiman, Arif, Media Pendidikan,Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya Jakarta:
CV.Rajawali, 1990
Sanaky, Hujair AH, Media Pembelajaran, Jogjakarta: Kaukaba
Dipantara, 2011
Sujana,
Nana dan Ahmad Rivai, Media Pembelajaran, Penggunaan dan Pemanfaatannya Bandung: CV. Sinar Baru, 1991
Sumiati,
Asra, Metode Pembelajaran ,Bandung: CV. Wacana Prima, 2009
Susilana, Rudi, Media Pemnbelajaran ,Bandung: CV.Wacana
Prima, 2009