Media Pembelajaran Audio dan Audio Visual



PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan iptek tersebut perlu adanya penyesuain-penyesuaian, terutama sekali yang berkaitan dengan faktor-faktor pengajaran disekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai guru/calon guru, sehingga mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada para siswa secara baik berdaya guna dan berhasil guna.
            Untuk mewujudkan adanya pembaharuan atau pengembangan dalam proses pembelajaran yang efisien (arti dari efesien adalah tidak membuang-buang waktu dan tenaga dan dapat sesuai dengan rencana dan tujuan)[1], dengan menggunakan /menjadikan media pembelajaran yang menarik seperti dalam landasan PAKEM (Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) dan lebih mengefektifkan tempat, waktu dan tenaga yaitu dengan memanfaatkan teknologi berupa  animasi, gambar, audio atau video.
            Dalam proses pembelajaran, terdapat banyak sekali macam-macam media yang digunakan seperti media grafis, media visual, media audio dan media audio visual yang sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar. Di dalam makalah ini, akan membahas dua media yaitu media audio dan media audio-visual.
PEMBAHASAN
A.  Media  Audio
Jenis media berikut ini adalah media yang penggunaanya menekankan pada aspek pendengaran. Indra pendengaran disini merupakan alat utama dalam penggunaan media ini, dimana pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal. Sehingga antara pengirim pesan dengan penerima pesan bisa memahami makna dari lambang auditif tersebut.[2]
Sudjana dan Rivai mengemukakan bahwa ada hubungan antara media audio dengan pengembangan keterampilan pada peserta didik. Dalam hal ini keterampilan yang dapat dicapai meliputi: 1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian, 2) Mengikuti pengarahan, 3) Melatih daya analitis, 4) Menentukan arti dari konteks, 5) Memilih-milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan, 6) Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi.
Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio ini antara lain; 1) Radio, 2) Alat perekam pita magnetik, 3) Piringan hitam, dan 4) laboratorium bahasa.[3]
1.    Radio dan  Tape
Radio adalah satu alat komunikasi elekro magnetic untuk mengirim dan menerima pesan suara dengan menggunakan sistem gelombang suara melalui udara, dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya.[4]
Radio juga dapat dijadikan sebagai media pendidikan dan pengajaran yang cukup efektif, Yang dapat digunakan dalam semua fase pembelajaran mulai dari pembukaan sampai kepada evaluasi. Penggunaan media ini juga dapat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning).[5]
Seperti yang kita ketahui dalam dunia pendidikan, hingga kini radio masih digunakan sebagai media pembelajaran, khususnya untuk program pembelajaran jarak jauh. Penggunaan radio sebagai media pendidikan tidak perlu diragukan lagi peranannya, hal ini disebabkan karena radio memiliki daya jangkauan yang luas.  Oemar Hamalik mengemukakan bahwa radio merupakan alat pendidikan yang digunakan secara efektif untuk seluruh level dan fase pendidikan. [6]
Sebagai suatu media, radio mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan dengan media yang lain, yaitu:
Ø  Kelebihannya
a.       Harganya relatif murah, tersedia dimana-mana dan dapat dibeli oleh sebagian besar masyarakat.
b.      Sifatnya mudah dipindahkan.[7] Bahkan bisa digunakan di lapangan dengan daya baterai.
c.       Jikalau radio tersebut memiliki tipe recorder maka kita akan merekam siaran-siaran yang penting untuk kemudian dapat didengar kembali.
d.      Mengembangkan daya imajinasi anak didik dan merangsang partisipasi aktif pendengar.
e.       Menyediakan informasi terbaru. Bisa direproduksi/ digandakan.[8]
f.        Siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok untuk mengerjakan musik dan bahasa.
g.      Memudahkan penyiapan mata pelajaran. Guru bisa merekam sendiri dengan mudah dan ekonomis.[9]
Ø  Kekurangannya
1)        Sifat komunikasi radio hanya satu arah (one way comunication).
2)        Program radio telah disentralisasikan sehingga guru kurang tidak dapat mengontrolnya.
3)         Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah. Integrasi siaran radio ke dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sering kali menyulitkan.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan media radio adalah sebagai berikut:
a.         Mempersiapkan diri.
Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum manyampaikan materi.
b.        Membangkitkan kesiapan siswa.
Siswa dituntun agar memiliki kesiapan diri untuk mendengar. Misalnya, dengan cara memberikan komentar awal dan pertanyaan-pertanyaan.
c.         Mendengarkan materi audio.
Guru menuntun siswa untuk mendengarkan dengan tenang kemudian memusatkan perhatian kepada materi audio.
d.        Diskusi (membahas) materi program audio.
e.         Menindak lanjuti program/mengevaluasi program.[10]
2.    Alat Perekam pita magnetik
Alat perekam pita magnetik (magnetic tape recording) atau lazimnya orang menyebut tape recorder adalah salah satu media pembelajaran yang tidak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya. Ada dua macam rekaman dalam alat perekam pita magnetik yaitu sistem full track recording dan double track recording.[11]
Kaset tape recorder yang menggunakan pita dalam kaset. Pita tersebut di gulung-gulung pada kumparan yang berbeda dalam kotak yang disebut kaset. Pita yang digunakan untuk cassete recorder itu adalah pita magnetik. Berupa pita plastik yang tipis dan elastis. Satu sisi permukaannya berkilat, sedangkan permukaan lainnya kusam yang mengandung lapisan oksida besi yang magnetik. Kalau pita itu berjalan dan permukaannya yang kusam menyentuh puting perekam suara maka media magnetik mengatur partikel-partikel oksida pola besi yang terdapat pada permukaan pita tersebut sesuai dengan pola suara yang direkam.
Alat perekam memiliki 3 buah puting (head) yaitu: 1) puting perekam (Record head) untuk merekam suara, 2) puting suara (play head) untuk mengasilkan suara, dan 3) puting penghapus (erax Head) untuk menghapus suara.[12]
Untuk kepentingan sekolah dapat merekam hal-hal sebagai berikut, 1) komando hitung seperti satu, dua , tiga, bisa digunakan untuk pelajaran senam, 2) latihan mengucapkan kata-kata untuk bahasa asing, 3) latihan membaca untuk pelajaran bahasa asing, 4) pelajaran mengarang dimana hasil karangan murid yang baik direkam, 5) pembacaan puisi, 6) sandiwara, 7) menyanyi, 8)  menari, 9) diskusi, dan 10) mengiringi slide dengan memberikan ulasan dan komentar dari isi slide tersebut.
Keuntungan-keuntungan kaset (tape recorder) sebagai media pengajaran adalah sebagai berikut:[13]
a.    Dengan menggunakan kaset, guru dapat mempersiapkan terlebih dahulu dengan baik. Guru dapat memeriksa apakah suara dalam kaset itu masih baik atau tidak baik, dan apakah isi program yang disajikan sesuai dengan materi.
b.    Dengan kaset, guru dapat memutar kembali program yang telah disampaikan, sehingga materi tersebut menjadi jelas. Guru dapat pula menghentikannya kapan diperlukan.
c.    Melalui tape recorder mata pelajaran dapat disajikan di luar kelas.
d.    Kaset dapat menimbulkan banyak kegiatan. Anak didik diminta untuk mendengarkan dengan seksama dan mencatat sesuatu yang penting.
e.    Kaset sangat efisien untuk mengajarkan bahasa dan dapat digunakan di laboraturium bahasa karena sangat membantu proses tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran.
f.     Kaset yang dipergunakan lagi dapat dihapus dan diisi dengan program lainnya,[14] Pengoperasiannya relatif mudah.[15]
Disamping keuntungan-keuntungan tersebut di atas, kaset juga mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:
a)    Daya jangkauan terbatas di tempat program yang disajikan.
b)   Biaya pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.
c)    Dalam suatu rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi. Jika pesan atau informasi itu berada di tengah-tengah pita, maka akan memakan waktu lama untuk menemukannya, apalagi jika radio tape tidak memiliki angka-angka penuntun putaran pitanya.
d)   Berpotensi terjadi penghapusan yang tidak disengaja.[16]
3.    Laboratorium Bahasa
laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai adalah alat perekam.[17]
Dalam laboratorium bahasa, siswa duduk sendiri-sendiri di dalam kotak bilik akustik dan kotak suar. Siswa mendengarkan suara guru yang duduk di ruang kontrol lewat headphone. Pada saat siswa menirukan ucapan guru dia juga mendengar suaranya sendiri lewat headphone-nya, sehingga dia bisa membandingkan ucapannya dengan ucapan guru. Dengan demikian dia bisa segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuatnya. Gambar raung laboraturium bahasa 
B.  Media Audio Visual
Dalam media audio-visual terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Dengan adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk pengihatan atau tampak. Media audio visual dapat berupa; film atau video, dan televisi. Berikut ini akan dibahas jenis jenis media audio visual tersebut.
1.    Film
Film pada hakikatnya merupakan penemuan baru dalam interaksi belajar mengajar yang dikombinasikan dua macam indera pada saat yang sama yaitu indra pendengaran dan penglihatan. Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar.  
Film yang dimaksud adalah film sebagai alat pembelajaran, penerangan dan penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film, antara lain tentang; proses yang terjadi dalam tubuh kita atau yang terjadi dalam suatu industri, kejadian-kejadian dalam alam, tatacara kehidupan di negara asing, berbagai industri dan pertambangan, mengajarkan sesuatu keterampilan, sejarah kehidupan orang-orang besar dan sebagainya.[18]
Ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan film sebagai media untuk menyiapkan pelajaran terhadap anak didik. Di antara keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain:
a.    Merupakan suatu denominator belajar yang umum baik anak yang cerdas maupun yang lamban akan memperoleh sesuatu dari film yang sama. Keterampilan membaca atau menguasaan yang kurang, bisa di atasi dengan menggunakan film.
b.    Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu keterampilan tangan dan sebagainya.
c.    Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
d.    Penggambarannya bersifat 3 dimensional.
e.    Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni.
f.     Dapat menyampaikan suara seseorang ahli sekaligus melihat penampilannya.
g.    Kalau film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan.
h.    Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak.
i.      Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.[19]
Di samping keuntungan-keuntungan yang dikemukakan di atas, film juga mempunyai beberapa kekurangan-kekurangan sebagai berikut:
1.    Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu film diputar, penghentian pemutaran akan menganggu konsentrasi audien.
2.    Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.
3.    Apa yang telah lewat sulit untuk di ulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan.[20]
4.    Film tidak dapat mencapai semua tujuan pembelajaran.
5.    Penggunaanya memerlukan ruangan gelap.
6.    Biaya pembuatan dan perlatannya cukup tinggi dan mahal.[21]
Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari. Oemar Hamalik mengemukakan prinsip pokok yang berpegang kepada 4-R. Yaitu: “The right film in the right place at the right time used in the right way”.
Adapun langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan film sebagai media pengajaran adalah sebagai berikut:
a)    Langkah persiapan, yaitu guru harus mempersiapkan unit peljaran terlebih dahulu, kemudian baru memilih film yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
b)   Mempersiapkan kelas. Guru mempersiapkan peralata yang di perlukan misalnya; proyektor, layar, pengeras suara, dll.
c)    Langkah penyajian, setelah audien dipersiapkan barulah film diputar.
d)   Aktivitas lanjutan; aktivitas ini dapat berupa tanya jawab tentang apa isi film yang diputar tadi, guna untuk mengetahui sejauh mana pemahaman audien/siswa terhadap materi yang di sajikan. Jikalau masih terdapat kekeliruan bisa dilakukan dengan pengulangan pemutaran film tersebut. Pengertian yang diperoleh oleh siswa dari melihat film akan lebih banyak manfaatnya bila diikuti dengan aktivitas lanjutan ini.[22]
Secara singkat apa yang telah dilihat pada sebuah film hendaknya dapat memberikan hasil yang nyata bagi siswa.
2.    Televisi (TV)
Selain film, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan di sertai unsur gerak. Dilihat dari sudut jumlah penerimaan pesannya televisi tergolong dalam media massa.
Oemar Hamalik mengemukakan bahwa televisi sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka televisi sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan dilihat. Media ini berperan sebagai gambar hidup dan juga sebagai radio yang dapat diliat dan didengar secara bersamaan. Televisi juga dapat memberikan kejadian-kejadian yang sebenarnya pada saat suatu peristiwa terjadi dengan disertai dengan komentar penyiarnya. Kedua aspek tersebut secara simultan dapat di dengar dan dilihat oleh pemirsa. Peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian tersebut langsung disiarkan dari stasiun pemancar TV tertentu. [23]
Televisi sebagai media pengajaran mengandung beberapa keuntungan antara lain: 1) Bersifat langsung dan nyata, 2) Memperluas tinjauan kelas, 3) Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau, 4) Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam, 5) Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat, 6) Menarik minat anak, 7) Dapat melatih guru, baik dalam pre-service maupun dalam incervice training.
Adapun kelemahan-kelemahan TV sebagai media pengajaran, sama halnya yang terjadi pada film sebagaimana telah disampaikan sebelumnya. Tetapi ada beberapa yang berbeda antara lain:
a)    Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal tayang dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan
b)   Program di luar kontrol guru, sehingga guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum di tayangkan.
3.    Video
Video, sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting berita) maupun fiktif (seperti misalnya cerita); bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi ini tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Masing-masing mempunyai kelebihan dan keterbatasannya sendiri.
Menurut Ronal Anderson, media video adalah merupakan rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara audio juga mempunyai unsur gambar yang dituangkan melalui pita video (video tape). Rangkaian gambar elektronis tersebut kemudian diputar dengan suatu alat yaitu video cassette recorder atau video player.
Kelebihan media video: 1) Dapat digunakan untuk klasikal atau individual 2) Dapat digunakaan seketika. 3) Digunakan secara berulang. 4) Dapat menyajiakn materi secara fisik tidak dapat bicara kedalam kelas. 5) Dapat menyajikan objek yang bersifat bahaya 6) Dapat menyajikan obyek secara detail. 7) Tidak memerlukan ruang gelap 8) Dapat di perlambat dan di percepat. 9) Menyajikan gambar dan suara
Kelemahan media video : 1) Sukar untuk dapat direvisi. 2) Relatif mahal. 3) Memerlukan keahlian khusus
C.  Media dalam Pendidikan Islam
Media pengajaran pendidikan agama Islam adalah perantara atau pengantar pesan guru agama kepada penerima pesan yaitu siswa. Media pengajaran ini sangat diperlukan dalam merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian sehingga terjadi proses belajar mengajar serta dapat memperlancar penyampaian pendidikan agama Islam.
Media pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam (PAI)  juga dapat diartikan semua aktifitas yang ada hubungannya dengan materi Pendidikan Agama Islam, baik yang berupa alat yang dapat diperagakan maupun teknik atau metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Diantaranya adalah Uswatun Khasanah (teladan yang baik) kebiasaan, nasehat dan cerita, disiplin, partisipasi, pemeliharaan, papan tulis,  buku pelajaran, film atau gambar hidup, radio pendidikan, TV pendidikan, computer dan karyawisata.      
Dalam pemilihan media pembelajaran agama Islam, hendaknya disesuaikan dengan tujuan pengajaran agama itu sendiri, bahan atau materi yang akan disampaikan, ketersediaan alat, pribadi guru, minat dan kemampuan siswa serta situasi pengajaran yang akan berlangsung, sehingga penggunaan media bukan sekedar upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi lebih dari itu, yaitu sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa  dalam mempelajari pengajaran agama.
Setelah membahas alat atau media pembelajaran, maka kita tinggal memilih media pembelajaran apa yang cocok untuk dipraktekkan kepada siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Terkait dengan pembelajaran agama Islam, maka media yang digunakan juga bermacam-macam.
Media yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam ada dua macam, yaitu media yang bersifat benda (materiil) dan yang bukan benda:
1.    Alat yang bersifat benda
a.    Media tulis seperti Al-Qur’an, Hadis, Tauhid, Fiqih, Sejarah. 
b.    Benda-benda alam seperti hewan, manusia dan tumbuh-tumbuhan.
c.    Gambar-gambar yang dirancang seperti grafik. 
d.   Gambar yang diproyeksikan seperti video, transparan.
e.    Audio recording (alat untuk didengar), seperti kaset, tape dan radio.
2.    Alat  yang bersifat bukan benda
a.    Keteladanan.
b.    Perintah atau Larangan.
c.    Ganjaran dan Hukuman.
Peranan media dalam pengembangan pendidikan Islam sangatlah penting, dan agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien serta agar tujuan dalam pengembangan pendidikan Islam dapat tercapai, maka dalam pemilihan media ada faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain:
1. Tujuan instruksional yang ingin dicapai.
2.    Karakteristik siswa.
3.    Jenis rangsangan belajar yang diinginkan.
4.    Keadaan latar belakang dan lingkungan siswa.
5.   Pemilihan media harus sesuai atau cocok dalam pencapaian tujuan pendidikan Islam yang telah ditetapkan.
6.    Pendidik atau guru memahami peranan dari alat pendidikan yang dimaksud dan ia cakap untuk menggunakan alat pendidikan yang diamaksud, misalnya guru mampu mengatasi batas-batas ruang kelas, maksudnya benda-benda yang akan diajarkan sulit dibawa kedalam kelas, jadi guru dapat mengajarkannya melalui film strip atau film slide.
7.  Anak didik mampu menerima penggunaan alat pendidikan sesuai dengan keadaan dirinya. Dalam hal ini pertimbangan terhadap kondisi anak didik sangatlah penting, sebab anak didiklah yang akan menerima dan mengolah pengaruh pendidikan yang dimaksud demi pencapaian kedewasaan dirinya.[24]
8.  Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik. Misalnya peserta didik yang bertempat tinggal didaerah pegunungan yang belum pernah melihat lautan dapat digunakan media film atau video kaset.
9.   Mengatasi peristiwa-peristiwa alam. Misalnya terjadinya letusan gunung berapi, terjadinya banjir, pertumbuhan tumbuhan, perkembangbiakan binatang, dapat digunakan media gambar atau film.
10.  Mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
11.  Mampu memberikan kejelasan materi yang disampaikan kepada peserta didik.
12.  Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.[25]
Adapun singkatnya yang perlu diperhatikan oleh pendidik dalam pemilihan media pembelajaran pendidikan Islam yaitu media pembelajaran pendidikan Islam digunakan untuk peningkatan interaksi belajar mengajar yang bermanfaat bagi peserta didik, serta merupakan upaya dalam menumbuhkan motivasi atau menggugah minat siswa agar mau belajar.

KESIMPULAN
Dalam dunia pendidikan penggunaan media dan tekhnologi sangat dianjurkan karena dengan adanya media dan tekhnologi tersebut kegiatan pembelajaran lebih mudah disampaikan dan lebih mudah dipahami. Dalam proses pembelajaran, terdapat banyak sekali macam-macam media yang digunakan salah satunya adalah media audio dan media audio visual.
Media audio adalah media yang penggunaanya menekankan pada aspek pendengaran saja, contohnya:
1)   Radio dan tape
2)   Alat perekam pita magnetik
3)   Laboratorium bahasa
Sedangkan media audio visual adalah media yang penggunaanya menekankan pada aspek pendengaran dan penglihatan, seperti:
1)      Film
2)      Televisi
3)      Video
Setiap media diatas memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga sebagai guru harus bisa memilih dan memadukan antara media dan materi yang disampaikan, sehingga proses pembelajaran yang di lalui tidak monoton dan anak-anak  merasa tidak jenuh ketika mengikuti pelajaran.
Dalam Pendidikan Agama Islam (PAI)  media juga berperan penting didalamnya Diantaranya melalui media audio atau audio visual guru dapat menontonkan kisah tentang Uswatun Khasanah (teladan yang baik), kisah-kisah nabi,  kebiasaan beliau, kisah tentang asbabun nuzul dapat dikemas berupa film animasi yang sangat menarik sehingga peserta didik menjadi lebih termotivasi dalam belajar dan proses pembelajaran menjadi efektif.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Ronald H. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran : Selecting and Developing Media for Instruction. Jakarta: Rajawali. 1987.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006
Bakry, Sama’un. Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. 2005.
Habsono, Sunarto dan Julhah Yasin. Kamus Populer Bahasa Indonesia. Surabaya: Mekar. 1984.
Musfiqon. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. 2012.
Rohani, Ahmad. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. 1997.
Sadiman, Arief S., dkk. Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta: CV. Rajawali. 1986.
Smaldino, Sharon E., Deborah L. Lowther dan James D. Russell, Instructional Technology and Media for Learning : Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar. Jakarta: Kencana. 2012.
Usman, M. Basyiruddin dan Asnawir. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. 2002..


Postingan terkait: