Menejemen Kurikulum


PENDAHULUAN

Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pendidikan adalah aspek kurikulum. Karena kurikulum merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan. Oleh karena itu kurikulum memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu.
Adapun yang mempengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen kurikulum atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan yang mana pengelolaan kurikulum tersebut dikoordinasi oleh pihak pimpinan lembaga dan pembantu pimpinan yang dikembangkan secara integral dalam konteks MBS dan KTSP yang sesuai dengan visi, misi lembaga pendidikan yang bersangkutan. Maka dari itu manajemen kurikulum sangatlah penting dalam suatu lembaga pendidikan.

PEMBAHASAN
A.           Pengertian Manajemen Kurikulum
Sebelum membahas tentang manajemen kurikulum, terlebih dahulu kita bahas tentang manajemen dan kurikulum. Manajemen berasal dari kata “Manage” dan dalam bahasa latin berarti “manus” yang berarti memimpin, menangani, mengatur atau membimbing. [1]Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan tertentu melalui atau dengan cara menggerakkan orang lain.[2] Sedangkan menurut Made Pidarta manajemen adalah aktivitas yang saling menunjang dan sebagian besar berlangsung dalam waktu yang bersamaan.[3]
George R Terry mendefinisikan manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan, perecanaan, pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetepkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.[4]
Dan Luther Gulick mengatakan bahwa manajemen adalah sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama untuk mencapai tujuan dan membuat ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.[5]
Sedangkan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara digunakan sebagai pedoman penyenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Jadi Manajemen kurikulum adalah sebagian suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.[6] Dalam pelaksanannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks manajemen berbasis sekolah ( MBS ) dan Kurikulum Tingkat Satuan Sekolah ( KTSP ).
Keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat memehami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, jadi suatu lembaga pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga dituntut mampu mandiri dalam mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pemerintah.
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Sehingga prinsip dasar manajemen kurikulum adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolak ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus-menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Dan Manajemen kurikulum disekolah dilakukan dengan empat tahapan yakni :perencanaan, pengorganisasian dan koordinasi, pelaksanaan dan pengendalian.
Beberap dasar yang menjadikan Manajemen kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu adalah :[7]
1.        Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 36 ayat 2 yang menyebutkan bahwa “kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi dan siswa”.
2.        Peraturan menteri pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tantang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
3.        Peraturan menteri pendidikan nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
Dalam manajemen kurikulum terdapat empat istilah yang sering digunakan sebagai pendelegasian kurikulum dari kota ke desa, yaitu  derivasi, dekonsentralisasi, delegasi dan desentralisasi. Adapun maksud dari keempatnya adalah :
1.             Derivasi
Pengembangan kurikulum sepenuhnya berada di tangan pemerintah pusat jadi segala kebijakan tergantung pada pemerintah dan daerah harus mengikutinya.
2.             Dekonsentralisasi
Pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubenur sebagai Wakil Pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah. yakni kurikulum ada pada wewenang dibawah pemerintah pusat seperti pemerintah tingkat kota madya. Contohnya CBSA.
3.             Delegasi
Yakni kurikulum sudah diserahkan kepada pihak sekolah atau masing-masing daerah akan tetapi masih terikat dengan pemerintah. Jadi meskipun kurikulum sudah menjadi wewenang bagi tingkatan daerah masing-masing namun masih ada control dari pemerintah. Contohnya adalah KBK.
4.             Desentralisasi
  Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah. Pengembangan kurikulum ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah tersebut. Jadi kurikulum terutama isinya sangat beragam, tiap sekolah punya kurikulum sendiri. Peranan guru lebih besar daripada dikelola secara sentralisasi, guru-guru turut berpartisipasi, bukan hanya dalam penjabaran dalam program tahunan/semester/satuan pengajaran, tetapi did alam menyusun kurikulum yang menyeluruh untuk sekolahnya. Di dini guru juga bukan hanya berperan sebagai pengguna, tetapi perencana, pemikir, penyusun, pengembang dan juga pelaksana dan evaluator kurikulum.
Jadi pada desentalisasi ini pusat hanya menetapkan kompetensi-kompetensi kelulusan dan materi-materi yang minimal, dan daerah diberi keluasaan untuk mengembangkan silabusnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan daerah masing-masing.
Proses manajemen kurikulum merupakan proses awal untuk mencapai sasaran ideal. Sasaran idel tang dimaksud disini adalah optimalisasai menformulasikan semua tindakan edukatif tersebut dalam suasana dinamis dan demokratis. Sehingga acuan yang dibuat harus fleksibel, terbuka serta merangsang dinamika fitra peserta didik secara optimal. Eksistensinya setiap saat harus senantiasa di tinjau kembali keabsahannya dan sifat korelatifnya yang dinamis harus berjalan secara kesinambungan sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Oleh karena itu manajemen kurikulum merupakan pengelolaan dan pengaturan pembelajaran yang diiringi dengan materi pembelajaran, sehingga para guru dan murid akan mengikuti serangkaian proses manajemen kurikulum yang telah ditetapkan.

B.            Ruang lingkup Manajeman Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) dan Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ). Adapun Lingkup manajemen kurikulum meliputi Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum.[8]
1.             Perencanaan
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar untuk membina siswa kea rah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai samapai mana perubahan-perubahan telah terjadi pada siswa. Adapun menurut T. Hani Handoko Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.
Sedangkan menurut Omar hamalik Perencanaan kurikulum adalah suatu proses social yang kompleks yang menuntut berbagai jenis dan tingkat pembuatan keputusan.[9] Adapun yang mempengaruhi perencanaan dan pembuatan kurikulum adalah filosofis, konten/ materi, manajemen pembelajaran, pelatihan guru dan sistem pembelajaran.
Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai berikut :
a.              Sebagai pedoman atau alat manajeman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber individu yang diperlukan, media pembelajaran yang digunakan, tindakan-tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, dan sarana yang diperlukan, sistem monitoring dan evaluasi, untuk mencapai tujuan manajemen lembaga pendidikan.
b.             Sebagai pendorong untuk melaksanakan sistem pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal.
Adapun langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut: analisis kebutuhan, merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis,  menentukan desain kurikulum, dan membuat rencana induk seperti pengembangan, pelaksanaan dan penelian.
2.             Pengorganisasian
Organisasi kurikulum adalah pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.[10] Adapun Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya. Beberapa factor yang mempengaruhi organisasi kurikulum adalah ruang lingkup, urutan bahan, kontinuitas, keseimbangan dan keterpaduan.
Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut : perumusan rasional atau dasar pemikiran, perumusan visi,misi dan tujuan, penentuan struktur dan isi program, pemilihan dan pengorganisasian materi, pengorganisasian kegiatan pembelajaran, pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar dan yang terakhir penentuan cara mengukur hasil.[11]
Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah :
a.              organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan.
b.             pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja
c.              organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
d.             organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol
e.              organisasi harus mengandung kesatuan perintah
f.              organisasi harus fleksibel dan seimbang.[12]

3.             Pelaksanan
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi pelaksanan justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Menurut George R. Terry pelaksanan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Pelaksanaan kurikulum harus menempatkan pengembangan kreativitas siswa lebih dari penguasaan materi. Jadi siswa ditempatkan sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Dan untuk melaksanakan kurikulum sesuai denga rancanagan dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan dalam pelaksanaan.
Pada tahap ini langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a.              Penyusunan rencana dan program pembelajaran ( Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran / RPP )
b.             Penjabaran Materi ( kedalaman dan keluasan)
c.              Penentuan strategi dan metode pembelajaran.
d.             Penyedian sumber, alat dan sarana pembelajaran.
e.              Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar.
f.              Setting lingkungan pembelajaran.
4.             Evaluasi Kurikulum
Menurut Gronlund Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi kurikulum mencakup enam komponen yaitu: komponen analisis kebutuhan dan kelayakan, perencanaan dan pengembangan, proses pembelajaran, revisi kurikulum, penilaian kurikulum dan penelitian kurikulum.[13]
Evaluasi kurikulum didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut :[14]
a.              Evaluasi kurikulum didasarkan atas tujuan tertentu.
b.             Evaluasi kurikulum harus bersifat objektif.
c.              Evsluasi kurikulum bersifat komprehensif.
d.             Evsluasi kurikulum dilaksanakan secara kooperatif.
e.              Evsluasi kurikulum harus dilaksanakan secara efisien.
f.              Evsluasi kurikulum dilaksanakan secara berkesinambungan.
Evaluasi kurikulum dilakukan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan pelaksanaan kurikulum yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut stufflebeam tujuan utama evaluasi kurikulum adalah member informasi terhadap pembuat keputusan, atau untuk penggunaannya dalam proses menggambarkan hasil, dan memberikan informasi yang berguna untuk membuat pertmbangan berbagai alternative keputusan.[15] Jadi evaluasi kurikulum dilakukan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.

C.           Prinsip dan Fungsi Manajeman Kurikulum
Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum, yaitu :
1.             Produktivitas
Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikurum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
2.             Demokratisasi
Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
3.             Kooperatif
Manajemen kurikulum perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4.             Efektivitas dan efisiensi
Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif singkat.
5.             Mengarahkan visi, misi dan tujuan
Proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuin kurikulum.
Agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efesien, dan optimal dalam memperdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar maupun komponen kurikulum dalam suatu proses pendidikan  perlu dilaksanakannya manajemen kurikulum.  Adapun beberapa fungsi dari manajemen kurikulum adalah sebagai berikut :[16]
1.             Meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum.
2.             Meningkatkan keadilan ( equity ) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal.
3.             Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik.
4.             Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
5.             Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar.
6.             Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum.

D.           Tugas dan Peran Kepala sekolah dalam Manajemen Kurikulum
secara umum tugas dan peran kepala sekolah memiliki lima dimensi kompetensi sebagaimana termaktub pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan kompetensi sosial.
Adapun tugas dan peran kepala sekolah yang berkenaan dengan manajemen kurikulum yang terdapat pada kompetensi manajerial, adalah sebagai berikut:[17]
1.             Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan.
2.             Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan.
3.             Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal.
4.             Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah manuju organisasi pembelajaran yang efektif.
5.             Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
6.             Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
7.             Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan  secara optimal.
8.             Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pendirian dukungan ide, surnber belajar, dan pembinaan sekolah.
9.             Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru serta penernpatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
10.         Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
11.         Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.
12.         Mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah.
13.         Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah.
14.         Mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.
15.         Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah.
16.         Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.
Selain itu tugas dan peran kepala sekolah yang harus dimiliki berkenaan dengan manajemen kurikulum, yaitu berhubungan dengan kompetensi kepala sekolah dalam memahami sekolah sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik, di antaranya adalah pengetahuan tentang manajemen itu sendiri. kemampuan dalam mengeloia ini nantinya akan dijadikan sebagai pegangan cara berpikir, cara mengelola, dan cara menganalisis sekolah dengan cara berpikir seorang manajer. Selain itu, kepala sekolah juga harus mampu memahami bahwa dirinya harus mampu menunjukkan upaya dalam meningkatlcn output sekolah (kualitas, produktivitas, efisiensi, efektivitas, dan inovasi).

PENUTUP
Manajemen kurikulum adalah sebagian suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks manajemen berbasis sekolah ( MBS ) dan Kurikulum Tingkat Satuan Sekolah ( KTSP ).
Adapun Lingkup manajemen kurikulum meliputi Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum, yaitu : Produktivitas, Demokratisasi, Kooperatif,  Efektivitas dan efisiensi, serta  Mengarahkan visi, misi dan tujuan
Manajeman kurikulum berfungsi untuk: Meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, Meningkatkan keadilan ( equity ) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, dan Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar, 1993, Evaluasi Kurikulum, Bandung: Rosdakarya.
Hamalik, Oemar, 2007, Pengembangan Kurikulum,  Bandung : Remaja Rosdakarya
Hamalik, Omar, 1991, Manajemen Belajar di perguruan Tinggi pendekatan Sistem kredit semester (SKS), Bandung : Sinar Baru.
Handoko, Th, 1987, Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia, Yogyakarta: BPEE.
Hasan, Hamid, 2008, Evaluasi Kurikulum, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nawawi, Hadari, 1982, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta: Gunung Agung.
Pidarta, Made, 1998, Manajeman Pendidikan Indonesia, Jakarta : Bina Aksara
Ruslan, Rosady, 1998, Manajemen Humas dan Manajemen komunikasi, Konsep dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo.
Rusman, 2009, Manajemen Kurikulum, Jakarta : Rajawali pers.
Stoner, James A.F and Charles Wankel, 1986, Manajemen, jilid 1, terj. Wilhelmus w bakowatun dan Bosco carvallo, Jakarta: CV Intermedia.


Postingan terkait: