PENDAHULUAN
Perkembangan
teknologi pendidikan (teknologi pembelajaran) menghasilkan berbagai konsep dan
praktik pendidikan yang banyak memanfaatkan media sebagai sumber belajar.
Kenyataan ini menimbulkan persepsi bahwa teknologi pendidikan sama dengan
media, padahal kedudukan media sebagai sarana untuk mempermudah dalam
menyampaikan informasi atau bahan ajar.
Teknologi
pendidikan dalam proses pembelajaran bermanfaat untuk memperkuat dalam
merekayasa berbagai cara dan teknik dari mulai tahap mendisain, pengembangan,
pemanfaatan berbagai sumber belajar, implementasi, penilaian program, dan
penilaian hasil belajar. Teknologi dalam pendidikan merupakan penggunaan media
sebagai sumber atau sarana dalam proses pembelajaran untuk mempermudah
pencapaian.
Kemajuan
dan peranan teknologi sudah demikian meningkat, sehingga penggunaan alat-alat, perlengkapan
pendidikan, media pendidikan dan pengajaran
di sekolah-sekolah mulai disesuaikan dengan kemajuan penggunaan alat-alat bantu
mengajar, alat-alat bantu peraga pendidikan, audio, visual, dan audio-visual
serta perlengkapan peralatan kerja lainnya. Kemajuan teknologi memberikan
banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk menunjang proses
pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien bagi
siswa.
Sejalan
dengan perkembangan teknologi internet, banyak kegiatan pembelajaran yang dapat
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Guru pun dituntut untuk lebih kreatif
dalam mengembangkan desain pembelajaran yang tentunya akan melibatkan teknologi
pendidikan tersebut. Dan penulis akan mencoba sedikit mengurainya dalam tulisan
yang sederhana ini.
PEMBAHASAN
Pendidikan
di sekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid secara individual saja atau
usaha guru kepada murid saja. Melainkan juga usaha-usaha yang dilakukan oleh
guru dalam mengelola pendidikan di sekolah, usaha-usaha yang dilakukan guru
dalam mengelola siswa di rumah maupun juga mengelola di siswa di lingkungan
masyarakat. Anak didik berbeda-beda, bukan hanya dipengaruhi oleh bakat dan
minat saja, melainkan dipengaruhi banyak hal. Dari faktor banyak hal tersebut
seorang guru dituntut untuk lebih menguasai kesemuanya itu. Dari sinilah desain
pembelajaran serta desain teknologi pembelajaran hadir untuk mempersiapkan dan
untuk memudahkan guru dalam melaksanakan tugasnya.
A. Desain Pembelajaran
1. Pengertian Desain Pembelajaran
Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari
kata design (Bahasa Inggris) yang berarti perencanaan atau rancangan.
Ada pula yang mengartikan dengan “Persiapan”. Di dalam ilmu manajemen
pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan disebut dengan
istilah planning yaitu persiapan menyusun suatu keputusan
berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu
pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.[1] Herbert
Simon, mengartikan desain sebagai proses pemecahan masalah.[2]
Kata “desain” berarti membuat sketsa atau pola atau outline atau rencana
pendahuluan. Sedang “Pengembangan” berarti membuat tumbuh secara teratur untuk
menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif dan sebagainya.[3]
Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan
masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia.
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut
pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai
proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan
teori tentang strategi serta proses pengembengan pembelajaran dan
pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk
menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan
situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan
mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas.
Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran
dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan
mutu belajar. Desain pembelajaran sebagai proses. merupakan pengembangan
sistematis tentang spesifikasi pembelajaran dengan menggunakan teori
pembelajaran dan teori belajar untuk menjamin mutu pembelajaran.
Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang
kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di dalamnya
adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba dan penilaian
bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Untuk memahami lebih jauh
tentang teori dan aplikasi desain pembelajaran.[4]
Desain Pembelajaran adalah praktek penyusunan media
teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer
pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi
penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, rumusan tujuan pembelajaran
dan merancang “perlakuan” berbasis media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya
proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara
pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam
latar berbasis komunitas.
2. Urgensi Desain Pembelajaran
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, desain atau
perencanaan merupakan sesuatu hal yang begitu penting bagi seseorang yang akan
melaksanakan tugas atau pekerjaannya, termasuk guru yang memiliki
tugas/pekerjaan mengajar (mengelola pengajaran). Supaya seorang guru dapat
menyusun perencanaan pengajaran dengan baik, maka harus memperhatikan
prinsip-prinsip pengajaran dan memahami strategi pengajaran.
Desain pembelajaran dirancang sebagai proses yang
sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan
bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan
sumber-sumber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi
keberhasilan.[5]
Desain pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar siswa, di mana
proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang.
Menurut Gagne, belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh
dua factor yakni factor internal dan factor eksternal. Factor internal adalah
factor yang berkaitan dengan kondisi yang dibawa atau datang dari dalam individu
siswa, seperti kemampuan dasar, gaya belajar seseorang, minat dan bakat serta
kesiapan setiap individu yang belajar. Factor eksternal adalah factor yang
datang dari luar individu, yakni berkaitan dengan penyediaan kondisi
atau lingkungan yang didesain agar siswa belajar. Desain pembelajaran berkaitan
dengan factor eksternal ini, yakni pengaturan lingkungan dan kondisi yang
memungkinkan siswa dapat belajar. Menurut Gagne, kondisi internal dapat
dibangkitkan oleh pengaturan kondisi eksternal.
Sejalan dengan hal itu, Shambaugh menjelaskan tentang
desain pembelajaran yakni sebagai “ An intellectual process to help
teachers systematically analyze learner needs and construct structures
possibilities to responsively address those needs.” Jadi dengan demikian, suatu
desain pembelajaran diarahkan untuk menganalisis kebutuhan siswa dalam
pembelajaran kemudian berupaya untuk membantu dalam menjawab kebutuhan
tersebut.[6]
Perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat
dicapai perbaikan pembelajaran, upaya memperbaiki kualitas pembelajaran perlu
diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain
pembelajaran. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan
system. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang
belajar untuk merencanakan sebuah desain pembelajaran yang diacukan pada siswa
secara perorangan. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian
tujuan pembelajaran.[7] Oleh
karena itu perlunya sebuah metode capaian pembelajaran, diantaranya :[8]
a.
Perbaikan kualitas pembelajaran
b.
Pembelajaran dirancang dengan perbaikan system
c.
Desain pembelajaran mengacu pada bagaimana seorang
belajar
d.
Desain pembelajaran harus diacukan pada tujuan
B. Pengembangan Desain Teknologi
Pembelajaran
1. Hakikat Desain Teknologi
Pembelajaran
Teknologi Pembelajaran tumbuh dari
praktik pendidikan dan gerakan komunikasi audio visual. Teknologi Pembelajaran
semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan
peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata
lain mengajar dengan alat bantu audio-visual. Teknologi pembelajaran merupakan
gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam
pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan.[9]
Mengingat luasnya tentang kajian teknologi pembelajaran maka dalam uraian ini
akan dibahas tentang desain teknologi pembelajaran.
Desain adalah proses untuk
menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk.
Lingkup desain bermula dari gerakan psikologi pembelajaran, terutama diilhami
dari pemikiran B.F. Skinner (1954) tentang teori pembelajaran berprogram
(programmed instructions). Selanjutnya, pada tahun 1969 dari pemikiran Herbert
Simon yang membahas tentang preskriptif tentang desain turut memicu kajian
tentang desain.
Pendirian pusat-pusat desain bahan
pembelajaran dan terprogram, seperti “Learning Resource and Development Center”
pada tahun 1960 semakin memperkuat kajian tentang desain. Dalam kurun waktu
tahun 1960-an dan 1970-an, Robert Glaser, selaku Direktur dari Learning
Resource and Development Center tersebut menulis dan berbicara tentang desain
pembelajaran sebagai inti dari Teknologi Pendidikan.[10]
Berdasarkan
uraian di atas dapat desain dapat disederhanakan sebagai proses untuk
menentukan kondisi belajar. Tujuan desain ialah untuk menciptakan
strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan
kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul. Desain dalam
Teknologi Pendidikan paling tidak meliputi empat cakupan utama yang akan
diuraikan pada bagian selanjutnya.
2. Ruang Lingkup Desain Teknologi
Pembelajaran
Desain atau
perancangan teknologi pembelajaran mencakup penerapan berbagai teori, prinsip
dan prosedur dalam melakukan perencanaan atau mendesain suatu program atau
kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistemik dan sistematik.
Kawasan
desain ini meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu:[11]
(1) desain sistem pembelajaran; (2) desain pesan; (3) strategi pembelajaran;
dan (4) karakteristik peserta didik.
a.
Desain Sistem Pembelajaran
Menurut Seels
dan Richey, desain sistem pembelajaran yaitu prosedur yang terorganisasi dan
sistematis untuk:[12]
1) Penganalisaan
(proses perumusan apa yang akan dipelajari)
2) Perancangan
(proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya)
3) Pengembangan
(proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan belajar)
4) Pelaksanaan/aplikasi
(pemanfaatan bahan dan strategi) dan
5) Penilaian
(proses penentuan ketepatan pembelajaran).
Desain sistem
pembelajaran biasanya merupakan prosedur linier dan interaktif yang menuntut
kecermatan dan kemantapan. Agar dapat berfungsi sebagai alat untuk saling
mengontrol, semua langkah–langkah tersebut harus tuntas. Dalam desain
sistem pembelajaran, proses sama pentingnya dengan produk, sebab kepercayaan
atas produk berlandaskan pada proses.
Sedangkan
menurut Twelker, Urbach, Buck dalam
Suparman pengembangan instruksional adalah suatu cara yang sistematis untuk
mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi satu set bahan dan strategi
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.[13]
Wujud pengembangan instruksional adalah produksi dan penggunaan media instruksional,
evaluasi instruksional dan pengelolaan instruksional. Jadi pengembangan
instruksional merupakan salah satu teknologi perangkat lunak (sofware technology) yang canggih untuk membangun sistem
instruksional yang berkualitas tinggi.
b.
Desain Pesan
Desain pesan
yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi
komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip
perhatian, persepsi,dan daya tangkap.[14] Fleming
dan Levie, membatasi pesan pada
pola-pola isyarat, atau simbol yang dapat memodifikasi perilaku kognitif,
afektif dan psikomotor.
Desain pesan
berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti: bahan visual, urutan, halaman dan
layar secara terpisah. Desain pesan harus bersifat spesifik, baik tentang media
maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain
pesan akan berbeda, tergantung pada jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis
atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer).
Juga apakah tugas belajarnya tentang pembentukan konsep, pengembangan sikap,
pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan. Dengan demikian
desain pesan ini melibatkan perancangan untuk menentukan jenis media dan format
sajian yang paling menarik untuk menyampaikan pesan-pesan pembelajaran kepada
peserta didik.
c.
Strategi Pembelajaran
Strategi
pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa
belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu mata pelajaran.[15]
Strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen pembelajaran. Dalam
mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran tergantung pada situasi belajar,
sifat materi dan jenis belajar yang dikehendaki.
Strategi
instruksional ini merupakan proses memilih dan menyusun kegiatan pembelajaran
dalam sesuatu unit pembelajaran seperti urutan, sifat mateteri, ruang lingkup
materi, metode dan media yang paling sesuai untuk mencapai kompetensi
pembelajaran
d.
Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik
peserta didik yaitu aspek latar belakang pengalaman peserta
didik yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya. Karaketeristik
peserta didik mencakup keadaan sosio-psiko-fisik peserta didik. Secara
psikologis, yang perlu mendapat perhatian dari karakteristik peserta didik
yaitu berkaitan dengan kemampuannya (ability), baik yang
bersifat potensial maupun kecakapan nyata dan kepribadiannya, seperti, sikap,
emosi, motivasi serta aspek-aspek kepribadian lainnya.
3. Konsep Pengembangan Desain
Teknologi Pembelajaran
Seiring dengan perkembangan pesat
teknologi pembelajaran tersebut, berkembang pula tempat kerja para teknolog
pembelajaran. Hal ini juga mempunyai dampak terhadap keyakinan, nilai-nilai dan
prioritas dalam bidang teknologi pembelajaran.[16]
Teknologi pembelajaran telah berkembang dari sekedar keterampilan menjadi
profesi dan kemudian menjadi bidang kajian.
Lebih lanjut, pengembangan desain
teknologi pembelajaran berarti proses
penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencakup pengembangan
teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan
multimedia.[17]
Pengembangan desain
teknologi pembelajaran berakar pada
produksi media. Melalui
proses yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan media ini berakibat pada
perubahan kawasan. Walaupun perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran
yang lain (teknologi cetak) mendahului film, namun pemunculan film merupakan
tonggak sejarah dari gerakan audio-visual ke era teknologi pembelajaran
sekarang ini. Pada 1930-an film mulai digunakan untuk kegiatan pembelajaran
(teknologi audio-visual).
Selama
Perang Dunia II, banyak jenis bahan
belajar yang diproduksi terutama film
untuk pelatihan militer. Setelah perang, televisi sebagai media baru digunakan
untuk kepentingan pendidikan (teknologi audio-visual). Selama akhir tahun 1950-
an dan awal tahun 1960-an bahan pembelajaran berprograma mulai digunakan untuk
pembelajaran. Sekitar tahun 1970-an
komputer mulai digunakan untuk pembelajaran, dan permainan simulasi menjadi
mode di sekolah. Selama tahun 1980-an teori dan praktek di bidang pembelajaran
yang berlandaskan komputer berkembang seperti jamur dan sekitar tahun 1990-an
multimedia terpadu yang berlandaskan komputer merupakan dari kawasan ini.[18]
Di dalam
pengembangan desain teknologi pembelajran terdapat keterkaitan yang kompleks
antara teknologi dan teori yang mendorong terhadap desain pesan maupun strategi
pembelajarannya. Pada dasarnya kawasan pengembangan terjadi karena pesan yang
didorong oleh isi, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori, manifestasi
fisik dari teknologi - perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan
pembelajaran.
a.
Teknologi
Cetak
Teknologi
cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan, seperti :
buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui pencetakan mekanis
atau photografis.[19] Teknologi ini menjadi dasar untuk
pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil
teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah suatu contoh penggunaan teknologi komputer untuk produksi.
Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk “cetakan” guna keperluan
pembelajaran merupakan contoh penyampaian dalam bentuk teknologi cetak.
Dua komponen
teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual. Pengembangan kedua jenis
bahan pembelajaran tersebut sangat tlergantung pada teori persepsi visual,
teori membaca, pengolahan informasi oleh manusia dan teori belajar. Secara
khusus, teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1)
Teks dibaca secara linier, sedangkan
visual direkam menurut ruang
2)
Keduanya biasanya memberikan
komunikasi satu arah yang pasif.
3) Keduanya berbentuk visual yang
statis
4)
Pengembangannya sangat bergantung
kepada prinsip-prinsip linguistik dan persepsi visual.
5) Keduanya berpusat pada pembelajar
6)
Informasi dapat diorganisasikan dan
distrukturkan kembali oleh pemakai.
b.
Teknologi
Audio-Visual
Teknologi
audio-visual; merupakan cara
memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis
untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.[20]
Pembelajaran audio-visual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan
perangkat keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio-visual memungkinkan
pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang
beukuran besar. Pembelajaran audio-visual didefinisikan sebagai produksi dan
pemanfaatan bahan belajar yang berkaitan dengan pembelajaran melalui
penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak selalu harus tergantung
kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis.
Secara
khusus, teknologi audio-visual cenderung mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
1) Bersifat linier
2) Menampilkan visual yang dinamis
3)
Secara khas digunakan menurut cara
yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembang.
4)
Cenderung merupakan bentuk
representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak.
5)
Dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif.
6)
Sering berpusat pada guru, kurang
memperhatikan interaktivitas belajar si pembelajar.
c. Teknologi Berbasis Komputer
Teknologi
Berbasis Komputer; merupakan
cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor.[21]
Pada dasarnya, teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada peserta
didik melalui tayangan di layar monitor.
Aplikasi-aplikasi
dalam komputer hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan
pembelajaran terprogram, akan tetapi sekarang lebih banyak berlandaskan pada
teori kognitif. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat bersifat: tutorial,
pembelajaran utama diberikan, latihan dan pengulangan untuk membantu peserta
didik mengembangkan kefasihan dalam bahan belajar yang telah dipelajari
sebelumnya, permainan dan simulasi
untuk memberi kesempatan menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari;
dan sumber data yang memungkinkan peserta didik untuk mengakses sendiri susunan
data melalui tata cara pengakasesan (protocol)
data yang ditentukan secara eksternal.
Teknologi
komputer, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak biasanya memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1)
Dapat digunakan secara secara acak,
disamping secara linier
2)
Dapat digunakan sesuai dengan
keinginan peserta didik, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh
pengembangnya.
3)
Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan
secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol maupun grafis.
4)
Prinsip-prinsip ilmu kognitif
diterapkan selama pengembangan
5)
Belajar dapat berpusat pada peserta
didik dengan tingkat interaktivitas tinggi.
d.
Multimedia
Multimedia
atau teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan
dengan memadukan beberapa jenis media
yang dikendalikan komputer.[22]
Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi multimedia ini, khususnya dengan
menggunakan komputer dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya interaktivitas
pembelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber belajar.
Pembelajaran
dengan multimedia atau teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai
berikut : [23]
1)
Dapat digunakan secara acak,
disamping secara. linier
2)
Dapat digunakan sesuai dengan
keinginan peserta didik, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh
pengembangnya.
3)
Gagasan-gagasan sering disajikan
secara realistik dalam konteks pengalaman peserta didik, relevan dengan kondisi
peserta didik, dan di bawah kendali peserta didik.
4)
Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan
konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan
pembelajaran
5)
Belajar dipusatkan dan
diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan terbentuk
pada saat digunakan.
6)
Bahan belajar menunjukkan
interaktivitas peserta didik yang tinggi
7)
Sifat bahan yang mengintegrasikan
kata-kata dan contoh dari banyak sumber media.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa, untuk mempermudah desain teknologi pembelajaran
beserta pengembangannya, maka terlebih dahulu harus memahami desain
pembelajaran. Perlunya desain pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai
perbaikan pembelajaran, upaya memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali
dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain
pembelajaran.
Desain teknologi pembelajaran
mencakup penerapan berbagai teori, prinsip dan prosedur dalam melakukan
perencanaan atau mendesain suatu program atau kegiatan pembelajaran yang
dilakukan secara sistemik dan sistematik. Kawasan desain ini meliputi empat
cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu: (1) desain sistem pembelajaran;
(2) desain pesan; (3) strategi pembelajaran; dan (4) karakteristik peserta
didik. Pengembangan desain teknologi pembelajaran berarti proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik.
Pengembangan desain
teknologi pembelajaran mencakup
pengembangan teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis
komputer dan multimedia. Pengembangan desain teknologi pembelajaran berakar pada produksi media. Di dalam pengembangan desain
teknologi pembelajran terdapat keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan
teori yang mendorong terhadap desain pesan maupun strategi pembelajarannya.
Pada dasarnya kawasan pengembangan terjadi karena pesan yang didorong oleh isi,
strategi pembelajaran yang didorong oleh teori, manifestasi fisik dari
teknologi - perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto. Perencanaan
Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Rohani, Ahmad. Pengelolaan
Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan
Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008.
Seels, Barbara B. & Richey, Rita C. Instructional
Technology, The Definition And Domains Of The Field, Terjemahan Dewi S Prawiradilaga, R. Rahardjo, Yusufhadi Miarso. Jakarta:
IPTPI & LPTK, 2000.
Suparman, M. Atwi. Desain Instruksional. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka, 2004.
Susilo, Muh. Joko. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Uno, Hamzah B. Orientasi
Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara 2006.