A. PENDAHULUAN
Penelitian sebagai kata padanannya adalah research dalam bahasa Inggris (re berarti kembali,dan search berarti mencari) dengan demikian research berarti mencari kembali. Kata research juga berasal dari bahasa latin reserare yang berarti mengungkapkan atau
membuka. Kata ini juga diindonesiakan menjadi riset. Jadi research
diartikan sebagai kegiatan mengungkapkan atau membuka pengetahuan karena
pengetahuan, dianggap sudah ada atau
tersembunyi dialam yang hanya memerlukan pengungkapannya.[1]
Penelitian dengan menurut
struktur kata yang dibentuk dari kata dasar Teliti mendapat prefiks pe- dan akhiran
-an dalam kaidah bahasa
Indonesia mengandung arti kegiatan atau
perbuatan dan hasil yang dilakukan dengan teliti. Maka mengkaji konsep-konsep
penelitian secara filosofis mengandung konsep mendalam tentang perbuatan –
perbuatan yang dikerjakan secara teliti.
Secara istilah penelitian dikatakan bahwa:
“Research is a systematic attempt to provide answers to questions. Such answer
may be abstract and general as is often the case in basic research or they may
be highly concrete and specific as is often the case in applied research. Berdasarkan
definisi ini secara sederhana dapat dikatakan bahwa penelitian merupakan
cara-cara yang sistematis untuk menjawab masalah yang sedang diteliti. Kata
sistematis merupakan kata kunci yang berkaitan dengan metode ilmiah yang
berarti adanya prosedur yang ditandai dengan keteraturan dan ketuntasan.
Kata penelitian diartikan
sebagai pemeriksaan yang teliti atau penyelidikan, sedangkan kata penyelidikan
diartikan sebagai pemeriksaan atau pengusutan, dan kata penyelidikan berarti
memeriksa dengan teliti, mengusut dengan cermat atau menelaah (mempelajari)
dengan sungguh-sungguh. [2]
Penelitian dapat diartikan
sebagai semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah
dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip
baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat
ilmu dan teknologi[3].
Penelitan pendidikan adalah
suatu proses atau kegiatan yang dilakukan secara sistematis, logis, dan
berencana untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyimpulkan data
dengan menggunakan metode tertentu untuk mencari jawaban atas permasalahan yang
timbul dalam bidang pendidikan.[4]
Disinilah metode penelitian pendidikan (kependidikan) dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan
dapat di temukan, dikembangkan, dan dapat dibuktikan, suatu pengetahuan
tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan
dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.[5]
B. Ciri-ciri
kegiatan penelitian
1.
Kegiatan penelitian dirancang dan diarahkan untuk
memecahkan masalah tertentu.
2.
Kegiatan penelitian menekankan pada pengembangan
generalisasi, prinsip-prisip dan teori-teori
3.
Kegiatan penelitian berpangkal pada masalah/objek yang
dapat diobservasi.
4.
Kegiatan penelitian memerlukan observasi dan deskripsi
yang mapan.
5.
Kegiatan penelitian berkepentingan dengan penemuan baru.
6.
Prosedur kegiatan penelitian dirancang secara teliti dan
rasional
7. Penelitian ilmiah mempersyaratkan keahlian
dari peneliti.
8.
Penelitian ilmiah didasarkan pada upaya yang logis dan
objektif.
9. Penelitian ilmiah merupakan proses yang
membutuhkan waktu yang relatif lama.
10. Penelitian ilmiah
membutuhkan kecermatan dan ketepatan dalam mengumpulkan, menganalisis dan
menafsirkan data
C. Tujuan Umum Penelitian
Secara umum penelitian
bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan membuktikan kebenaran suatu
pengetahuan, yang meliputi :
·
Penemuan, Penemuan disini berarti mendapatkan
sesuatu yang baru untuk mengusi kekurangan atau kekosongan atu menciptakan
sesuatu yang sebelumnya belum ada.
·
Pembuktian,Pembuktian berarti data yang yang
diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi
atau pengetahuan tertentu.
·
Pengembangan, Pengembangan berarti memperluas dan
menggali lebih dalam realitas atu problem yang sudah ada.[6]
Penelitian juga
bertujuan untuk :
- Menemukan
fakta/prinsip/produk yang baru dari suatu pengetahuan (Eksploratif)
- Menguji kebenaran atas
fakta/prinsip/produk dari suatu pengetahuan yang sudah ada (Verifikatif)
- Mengembangkan
fakta/prinsip/produk dari suatu pengetahuan yang sudah ada (Development)
D. Macam-macam
dan jenis Penelitian
Secara umum
ruang lingkup pendekatan penelitian atau
sering juga disebut
paradigma penelitian yang cukup dominan adalah paradigma penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Dari segi peristilahan para akhli nampak menggunakan istilah atau
penamaan yang berbeda-beda meskipun mengacu pada hal yang sama, berikut akan
dikemukakan penamaan yang dipakai
para akhli dalam penyebutan kedua istilah tersebut seperti terlihat
dalam tabel 1 berikut ini :
Tabel 1.
Quantitative and Qualitative
Research : Alternative Labels
Quantitative
|
Qualitative
|
Authors
|
Rasionallistic
|
Naturalistic
|
Guba &Lincoln (1982)
|
Inquiry from the Outside
|
Inquiry from the inside
|
Evered & Louis (1981)
|
functionalist
|
Interpretative
|
Burrel & Morgan (1979)
|
Positivist
|
Constructivist
|
Guba (1990)
|
Positivist
|
Naturalistic-ethnographic
|
Hoshmand
(1989)
|
Sumber
: Julia Brannen (Ed): 1992 : 58)
Oleh karena itu dalam wacana metodologi penelitian, umumnya diakui terdapat dua paradigma utama dalam
metodologi penelitian yakni paradigma
positivist (penelitian kuantitatif) dan paradigma naturalistik (penelitian
kualitatif), ada ahli yang memposisikannya secara diametral, namun ada juga
yang mencoba menggabungkannya baik dalam makna integratif maupun bersifat
komplementer, namun apapun kontroversi yang terjadi kedua jenis penelitian
tersebut memiliki perbedaan-perbedaan baik dalam tataran filosofis/teoritis
maupun dalam tataran praktis
pelaksanaan penelitian, dan justru
dengan perbedaan tersebut akan nampak kelebihan dan kekurangan masing-masing,
sehingga seorang peneliti akan dapat lebih mudah memilih metode yang akan
diterapkan apakah metode kuantitatif atau metode kualitatif dengan
memperhatikan obyek penelitian/masalah yang akan diteliti serta mengacu pada
tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
Meskipun dalam tataran praktis perbedaan antara keduanya
seperti nampak sederhana dan hanya bersifat teknis, namun secara esensial keduanya mempunyai landasan
epistemologis/filosofis yang sangat berbeda. Penelitian kuantitatif merupakan
pendekatan penelitian yang mewakili paham positivisme, sementara itu penelitian
kualitatif merupakan pendekatan
penelitian yang mewakili paham naturalistik (fenomenologis).
Dalam pembahasan ini
disampaikan bahwa penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek yakni :
1. Penelitian dasar atau penelitian murni
Penelitian dasar atau
penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan
keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa
memikirkan pada pemanfaatan hasil penelitian tersebut untuk manusia masyarakat.
Hasil dari penelitian dasar
adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang alam serta
hokum-hukumnya. Pengetahuan ini merupakan alat untuk memecahkan masalah-masalah
praktika, walaupunia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk masalah
tersebut. Tugas penelitian terapanlah yang akan menjawabmasalah-masalah praktis
tersebut.
Penelitian dasar terdiri atas
hanya pemilihan sebuah masalah khas dari sumber mana saja, dan secara hati-hati
memecahkan masalah tersebut tanpa memikirkan kehendak sosial atau ekonomi
ataupun masyarakat. Contoh penelitian murni misalnya
penelitian tentang gene,tentang nucleus, dan sebagainya.
Penelitian dasar bertujuan
untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung
bersifat praktis. Penelitian dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium
yang kondisinya terkontrol ketat. Jadi penelitia dasar berkenaan dengan
penemuan dan pengembangan ilmu. Setelah ilmu tersebut digunakan untuk
memecahkan masalah, maka penelitian tersebut akan menjadi penelitian terapan.
Penelitian
dasar atau penelitian murni ( pure research ) LIPI
memberi definisi sebagai berikut. Penelitian dasar adalah setiap penelitian
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan
bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan
hasil penelitian itu tidak segera dipakai namun dalam waktu jangka panjang juga
akan terpakai.
2. Penelitian terapan
Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati,
sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia baik secara individual maupun secara
kelompok. Hasil penelitian tidak perlu sebagai suatu penemuan baru, tetapi
merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada.
Penelitian terapan memilih
masalah yang ada hubungannya dengan keinginan masyarakat serta untuk
memperbaiki praktik-praktik yang ada. Penelitian terapan harus dengan segera
mengumumkan hasil penelitiannya dalam waktu yang tepat supaya penemuan tersebut
tidak menjadi kadaluwarsa.
Contoh penelitian terapan di
antaranya termasuk survei konsumen yang dilakukan oleh sebuah toko dan
supermarket, penelitian tindakan tentang alat-alat ternologi pertanian dan alat
produksi dalam suatu perusahaan. Penelitian pendidikan yang berkaitan dengan
bagaimana meningkatkan keinginan belajar siswa, implementasi kurikulum,
peningkatan kualitas, dan sebagainya.
Penelitian terapan dilakukan
dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang
diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. [7]Batasan yang diberikan LIPI adalah: Penelitian terapan ialah setiap penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya
diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian
untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk
melandasi kebijakan pengambilan keputusan atau administrator. Dilihat dari segi
tujuannya, penelitian terapan berkepentingan dengan penemuan-penemuan yang
berkenan dengan aplikasi dan sesuatu konsep-konsep teoritis tertentu
3. Penelitian deskriptif
Klasifikasi yang pertama
sering ditemui dalam bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan ialah penelitian
deskriptif. Pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha
menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara
jelas dan sistematis. Penelitian deskriptif ini juga disebut penelitian
praeksperimen. Karena dalam penelitian ini mereka melakukan eksplorasi,
menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap
suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan untuk
membuat pencandraan atau gambaran secara sistematis,faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
populasi atau daerah tertentu.
Penelitian ini secara harfiah,
digunakan untuk mendeskripsikan situasi-situasi atau peristiwa-
peristiwa. Penelitian deskriptif tersebut merupakan
akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata, yang tidak perlumencari
atau menjelaskan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, mendapatkan makna dan implikasi, meskipun penelitian yang bertujuan lebih kuat untuk menemukan
hal-hal tersebut mencakup juga metode-metode
deskriptif.
Penelitian deskriptrif ini
hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan
penelitian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan dan
mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah atau guide dalam
penelitian.
4. Penelitian sejarah
Penelitian ini juga dilihat
sepintas sama dengan penelitian deskriptif. Keduanya sama-sama menggunakan
penggambaran secara komprehensif tentang objek atau subjek penelitian. Yang
membedakan dalam penelitian sejarah, peneliti lebih memfokuskan pencarian data
dengan metode wawancara pada pelaku sejarah, misalnya para pimpinan yang
terlibat dan tokh-tokoh masyarakat yang mengalami dan menggunakan sumber-sumber
lain termasuk objek peninggalan kejadian, prasasti, dan buku-buku yang
berkaitan erat dengan peristiwa yang diteliti. Tujuan dari kegiatan tersebut
ialah untuk memperoleh gambaran secara objektif terhadap peristiwa besar atau
objek yang diteliti. Di negara berkembang termasuk di Indonesia ini,penelitian
sejarah belum menjadi perhatian yang serius oleh para ahli dibidangnya. Oleh
karena itu, tidak aneh jika terjadi penyimpangan terhadap objektivitas yang
dapat berakibat seperti berikut :
1) Peristiwa besar dalam kehidupan
masyarakat yang diambil dengan metodologi penelitian yang valid masih kurang.
2) Peristiwa biasa menjadi legendaris dan tidak sesuai dengan kenyataan
yang ada.
3) Banyak digunakan oleh para
penguasa untuk memperoleh legitimasi yang lebih besar dan melanggengkan
kekuasaannya.
Penelitian ini bertujuan: membua potret
kontruksi masalampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi
serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan
yang kuat.
Karakteristiknya
:
1.
Banyak menggunakan data yang diobservasi
oleh orang lain (data sekunder)
2.
Seringkali penelitian ini hanya mrpk kumpulan
informasi yg kadang-kadang kurang
reliabel, berat sebelah, dan bias.
3.
Penelitian ini, selain data sekunder
juga tergantung pada data primer yg dikumpulkan melalui pengamatan secara
langsung pada obyek/subyek yang ditelitinya. Di antarakeduadata tsb, data
primer dianggapmemiliki otoritas sbg bukti tangan pertama dan diberi prioritas dlm pengumpulan
data.
5. Penelitian survei
Penelitian
ini sering disebut sebagai penelitian normatif atau penelitian status.
Penelitian survei biasanya tidak membatasi dengan satu atau beberapa varibel.
Para penelitian pada umumnya dapat menggunakan variabel serta populasi yang
luas sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Hasil yang dari
penelitian survey juga dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan seperti
berikut:
1) Penelitian ini dapat
digunakan sebagai bentuk awal penelitian yang direncanakan untuk
ditindaklanjuti dengan penelitian-penelitian lain yang lebih spesifik.
2) Dengan penelitian
survey, para peneliti dapat melakukan eksplorasi dan deskriptif sebagai tujuan
penelitian.
3) Dengan penelitian
ini, mereka juga dapat melakukan klasifikasi terhadap permasalahan yang hendak
dipecahkan kemudian
4) Tidak melakukan
perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti:
5) Untuk memperoleh
fakta dari gejala yang ada;
6) Mencari keterangan
secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb;
7) Melakukan evaluasi
serta perbandinagn terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani
hal yang serupa;
8) Dilakukan terhadap
sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara sampel;
9)
Hasilnya
untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan
Dari segi yang
berbeda tujuan dari penelitian-penelitian-penelitian survey juga mencakup hal – hal sebagai berikut :
a)
Mengumpulkan informasi faktual secara mendetil yang mencandra
gejala yang ada.
b)
Mengidentifikasi masalah-masalah atau melakukan
justifikasi kondisi-kondisi dan
parktek-praktek yang sedang berlangsung.
c)
Membuat perbandingan dan evaluasi
d)
Mendeterminasi apa yg dikerjakan orang lain
apabila memiliki masalah atau situasi
yang sama dan memperoleh keuntungan dari pengalaman mereka untuk membuat rencana dan membuat keputusan di
masa yang akan datang.
6. Penelitian ex-postfakto
Penelitian ini disebut
penelitian ex-postfakto karena para peneliti berhubungan dengan variabel yang
telah terjadi dan mereka tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel
yang diteliti. Pada penelitian ini variabel bebas dan variabel terikat sudah
dinyatakan secara eksplisit, untuk kemudian dihubungkan sebagai penelitian
korelasi atau diprediksi jika variabel bebas mempunyai pengaruh tertentu pada
variabel terikat. Sedangkan untuk mencari hubungan maupun prediksi, seorang
peneliti sudah dianjurkan menggunakan hipotesis sebagai petunjuk dalam
pemecahan permasalahan penelitian.
Adalah penelitian yang dilakukan
setelah
peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi. Pengumpulan data mengenai
gejala yang diduga setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi (
penelitian bersifat ex post facto ).
7. Penelitian eksperimen
Penelitian ekperimen merupakan
metode inti dari model penelitian yang ada. Karena dalam penelitian eksperimen
para peneliti melakukan tiga persyaratan dari suatu bentuk penelitian. Ketiga
persyaratan tersebut, yaitu kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi.
Dalam penelitian eksperimen peneliti juga harus membagi objek atau subjek yang
diteliti menjadi dua grup, yaitu grup treatment atau yang memperoleh perlakuan
dan grup control yang tidak memperoleh perlakuan. Penelitian eksperimen karene
peneliti sudah melkukan kegiatan mengontrol meke hasil penelitian dapat
menentukan hubungan kausal atau sebab dan akibat. Penelitian eksperimen juga
diharuskan menggunakan hipotesis dan melalui pengamatan, peneliti menguji
hipotesis tersebut dalam kondisi eksperimen, yaitu kondisi yang sudah
dimanipulasi sedemikian rupa (laboratorium), sehingga tidak ada kontaminasi
diantara variabel yang diteliti. Bidang kedokteran, pertanian, psikologi dan
bidang teknik adalah diantara bidang-bidang ilmu pengetahuan yang banyak
menggunakan penelitian eksperimen.
Dilakukan dengan mengadakan
manipulasi terhadap obyek penelitian serta diadakan kontrol terhadap variabel
tertentu; Untuk pengujian hipotesis tertentu; dimaksudkan untuk mengetahui hubungan hubungan sebab - akibat
variabel penelitian; Konsep dan varaiabelnya harus jelas, pengukuran cermat.
Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat
serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan
perlakukan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menjediakan
kontrol untuk perbandingan. Dilakukan perubahan (ada perlakuan khusus) terhadap
variabel yang diteliti
8. Penelitian kuasi eksperimen
Penelitian kuasi eksperimen
dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen
semu. Bentuk penelitian ini banyak digunakan dibidang il mu pendidikan atau
penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia, dimana mereka tidak
boleh dibedakan antara satu de ngan yang lain seperti mendapat perlakuan karena
berstatus sebagai grup control. Pada penelitian kuasi eksperimen peneliti dapat
membagi grup yang ada dengan tanpa memmbedakan antara control dan grup secara
nyata dengan tetap mengacu pada bentuk alami yang sudah ada.
9. Developmental Research
Tujuan penelitian: untuk menyelidiki
pola dan urutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.
Beberapakarakteristik:
1. Memfokuskan pada
studi mengenai variabel-variabel dan perkembangannya Selama beberapa bulan
atau tahun.Penelitian ini
menanyakan“Apakahpola- pola pertumbuhan, lajunya,
arahnya,urutannya,dan faktor-faktor yang saling terkait mempengaruhi sifat-sifat
perkembangan itu?
2. Studi
cross-sectionalbiasanya meliputi subyek yg lebih banyak, akan tetapi mencandra
faktor pertumbuhan yang lebih sedikit dibandingkan dg studi longitudinal.Studi
longitudinal cukup mahal, pendekatan cross-sectional tidak terlalu mahal dan
lebih cepat karena kurun waktu yg lama diganti dengan sampling dari kelompok
umur yang berbeda. Sampling dari metode cross-sectional cukup kompleks karena
anak-anak yg sama tdk terlibat dlm setiap taraf usia dan tidak dapat
dibandingkan satu sama lain. Untuk membuat generalisasi pola-pola perkembangan
instrinsik dari sampel-sampel anak seperti ini mengandung risiko akan
mengaburkan perbedaan-perbedaan antar kelompok yang timbul dari proses
sampling..
10. Case and Field Study Research
Tujuan penelitian:Untuk mempelajari
secara intensif mengenai
latar belakang, keadaan sekarang,
dan interaksi lingkungan suatu unit
sosial:individu, kelompok, institusi, atau masyarakat. Penlitian ini mempunyai karakteristik antara lain.
a) Studi kasus merupakan
penyelidikan yang mendalam pada suatu unit sosial yang menghasilkan suatu gambaran
yang lengkap, dan terorganisasi dengan baik mengenai unit tsb. Tergantung pada
tujuan, lingkup studi ini dapat mencakup keseluruhan siklus hidup atau hanya bagian-bagian tertentu,
studi ini dapat hanya terfokus pada faktor-faktor yang spesifik saja atau dapat juga
mengambil keseluruhan dari unsur dan peristiwa.
b) Dibandingkan dengan studi
survey yang cenderung menguji sejumlah kecil va-riabel ada unit s ample yang besar,
studi kasus ini menguji
jumlah unit kecil dengan variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar.
Keungulan
a) Studi-studi kasus terutama sangat
bermanfaat sebagai latar belakang informasi untuk perencanaan
penelitian utama di dalam
social sciences. Karena dilakukan
secara intensif, studi ini memberikan penjelasan
terhadap variabel- variabel penting,
proses-proses, dan interaksi-interaksi yang memerlukan perhatian
lebih intensif.
b) Data studikasus melengkapi
contoh-contoh yang berguna untuk mengilustrasikan penemuan-penemuan yang
digeneralisasikan secara statistik.
11.
Correlational Research
Tujuan: Untuk menyelidiki
besarnya korelasi antara
variasi –variasi dalam suatu
faktor dengan variasi-variasi dalam satu
atau lebih faktor
lainnya berdasarkan pada koefisienkorelasi
Karakteristik:
a) Sangat cocok
digunakan apabila variabel-variabel yang diteliti sangat
kompleks dan/atau peneliti tidak
memungkinkan melakukan penelitian
dengan metode eksperimental dan pengontrolan terhadap
manipulasi data.
b) Memungkinkan
pengukuran secara simultan bbrp variabel dan saling hubungannya dalam keaadaan
yang realistis.
c) Hasil penelitian ini
merupakan derajat saling hubungan dari pada menanyakan ada tidaknya pengaruh,
seperti yang dikemukakan oleh rancanga penelitian eksperimental: “Apakah ada pengaruhnya atau tidak?”
d) Keterbatasan-keterbatasan
penelitian korelasional adalah sbb:
e) Hanya
mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, penelitian ini tidak perlu mengiden
tifikasi salinghubungan yang bersifat sebab akibat.
f) Metode ini kurang
tertib dan ketat apabila dibandingkan dengan pendekatan eksperi mental karena
kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebasnya.
g) Metode ini cenderung
akan mengidentifikasi pola hubungan yang semu yang kurang reliabel dan valid.
h) Pola saling hubungan
sering tidak menentu dan kabur
i) Metode ini dlm
penelitian sering memberikan rangsangan penggunaannya semacam pendekatan “shot
gun”, yaitu memasukkan data tanpa pandang bulu dari sumber yang beragam dan
memberikan interpretasi yang bermakna atau yang berguna
12. Action Research
Tujuan
penelitian: Untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan atau pendekatan-pendekatanbaru dan untuk
memecahkan masalah-masalah dengan penerapan langsung di kelas atau dunia kerja.
Beberapa karakteristik
a) Praktis dan secara
langsung relevan dengan situasi aktual dalam dunia kerja, subyek subyeknya para
siswa, staf, atau yang lainnya.
b) Menyediakan kerangka
kerja yg teratur utk pemecahan masalah & pengembangan- pengembangan baru
yang lebih baik daripada pendekatan impresionistik dan fragmentaris yg secara
khas sering dilakukan dalam pengembangan-pengembangan pendidikan. Cara
penelitian ini juga empiris dalam arti bahwa penelitian tsb mendasar- kan pada
pengalaman masa lampau.
c) Fleksibel dan
adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama masa penelitian dan mengorbankan kontrol utk kepentingan
on-the-spot experimentation dan inova si.
Disamping bentuk – bentuk dan
macam penelitian diatas masih banyak lagi jenis-jenis penelitian dengan sebutan
yang sangat beragam . Dapat diikhtisarkan sebagai berikut
No.
|
Penggolongan
Menurut
|
Jenis/Ragam
Penelitian
|
1.
|
Tujuan
|
1. Eksplorasi;
2. Pengembangan;
3. Verifikasi
|
2.
|
Pendekatan
|
1. Kualitatif
2. Kuantitatif;
3. Survei;
4. Assessment;
5. Evaluasi;
6. Action Research;
a.
|
3.
|
Tempat
|
1. Library;
2. Laboratorium’
3. Field
|
4.
|
Pemakaian
|
1. Pure;
2. Applied
|
5.
|
Bidang Ilmu
|
1. Pendidikan ;
2. Agama;
3. Manajemen;
4. Komunikasi;
5. Administrasi;
6. Keteknikan;
7. Bahasa;
8. Hukum;
9. Sejarah;
10. Antropologi;
11. Sosiologi;
12. Filsafat;
|
6.
|
Taraf Penelitian
|
1. Deskriftif;
2. Eksplanasi
|
7.
|
Saat terjadinya
variabel
|
1. Historis;
2. Ekspos-Fakto;
3. Eksperimen
|
8
|
Waktu
|
1. Cross sectional
2. Longitudinal
|
9
|
Menurut bidang
|
1. Akademis
2. Provessional
3. Institusional
|
E. Ruang Lingkup Metode Penelitian
Pendidikan
1.
Lingkup penelitian pada tingkat kebijakan pendidikan
a. Perumusan kebijakan tentang
pendidikan yang dilakukan oleh MPR
b. Kebijakan Presiden dan DPR
tentang Pendidikan
c. Kebijakan MENDIKNAS tentang
Pendidikan
d. Kebijakan DIRJEN, Gubernur,
Bupati, Walikota, DIKNAS tentang Pendidikan
e. Implementasi kebijakan pendidikan
f. Output dan outcome kebijakan
Pendidikan
2.
Lingkup penelitian pada tingkat manajerial
a. Perencanaan pendidikan pada tingkat nasional,
propinsi/ kabupaten/ kota dan lembaga
b. Organisasi DIKNAS, dinas propinsi/ kabupaten/
kota dan institusi pendidikan
c. Kepemimpinan pendidikan
d. Ekonomi pendidikan
e. Bangunan pendidikan, sarana dan prasarana
pendidikan
f. Hubungan kerja sama antar lembaga pendidikan
g. Koordinasi pendidikan dari pusat ke daerah
h. SDM tenaga kependidikan
i. Evaluasi pendidikan
j. Kearsipan, perpustakaan dan museum
pendidikan
3.
Lingkup penelitian pada tingkat operasional
- Aspirasi masyarakat
dalam memilih pendidikan
- Pemasaran
lembaga pendidikan
- Sistem
seleksi murid baru
- Kurikulum,
silabe
e. Teknologi pembelajaran
f. Media pendidikan, buku ajar dll
g. Penampilan mengajar guru
h. Manajemen kelas
i. Sistem evaluasi belajar sistem ujian akhir
j. Kuantitas dan kualitas lulusan
k. Unit produksi
l. Perkembangan karier lulusan
m. Pembiayaan pendidikan
n. Profil pekerjaan dan tenaga kerja DUDI
o. Kebutuhan masyarakat akan lulusan pendidikan
Jadi penelitian pendidikan itu tidak
hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di masyarakat yang memerlukan institusi
sekolah dan masyarakat yang menggunakan lulusan sekolah. [8]
F. Manfaaat penelitian pendidikan
Secaraa singkat maanfaat
peenelitian pendidkkaan dapat diiktisaarkan sebagi berikut:
a. Hasil penlitiaan
dapat dijadikan peta yang menggambaarkaan teentaang keadaaan pendidikan.
b. Hasil penelitian
dapat dijadikan sebagai saraanaa diaagnosa dalam mencari sebab keegagaalan
serta masalah yang dihaadapi dalaam pelaksnaan pendidikan,sehingga dengan mudah
dapat dicari upayaa untuk menangggulanginya.
c. .hasil penelitian
dpat dijaadikan sarana untuk menyusun kebijakan atau policy dalaam menyusun
staraategi pegembaanngaan pendidikn.
d. Hasil penelitian
dapat melukiskan tentang kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, perbekalan,serta
tenaga kerja,baik secara kualitas maupun kuantitas.[9]
G. Langkah-langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah
penelitian ini pada umumnya sebagai berikut
a.
Identifikasi,
pemilihan dan perumusan masalah
b.Penelaah kepustakaan
c.
Penyusunan
hipotesis
d.Identivikasi,
klasifikasi, dan pemberian definisi oprasioanl variabel
e. Pemilihan atau
pengembangan alat pengambil data
f.
Penyusun
rancangan penelitian
g.Penentuan sampel
h.Pengumpulan data
i.
Pengolahan
dan analisis data
j.
Interpretasi
hasil anslisis
k.Penyusun laporan
Kesebelas langkah tersebut berturut harus disajikan
secara ringkas, dengan menunjukan hal-hal yang pokok serta praktis.[10]
H. KRITERIA
PENELITIAN YANG BAIK
Ciri-ciri karya tulis ilmiah
yang baik adalah:
1. Bersifat kritis dan analitis
2. Memuat konsep dan teori
3. Menggunakan istilah dengan tepat dan definisi
yang uniform.
4. Rasional
5. Obyektif
Penelitian yang baik
disamping memiliki cirri-ciri di atas, juga memiliki cirri-ciri:
1.
Tujuan dan masalah
penelitian harus digambarkan secara
jelas sehingga tidak menimbulkan keraguan kepada pembaca.
2. Teknik
dan prosedur dalam penelitian itu harus dijalaskan secara rinci.
3. Obyektifitas penelitian harus
tetap dijaga dengan menunjukkan bukti-bukti mengenai sample yang diambil.
4. Kekurangan-kekurangan selama
pelaksanaan penelitian harus diinformasikan secara
jujur dan menjelaskan dampak dari kekurangan tersebut.
jujur dan menjelaskan dampak dari kekurangan tersebut.
5. Validitas dan kehandalan data harus
diperiksa dengan cermat.
6. Kesimpulan yang diambil harus didasarkan pada hal-hal yang terkait
dengan data penelitian
7. Obyek atau fenomena yang diamati harus betul-betul sesuai
dengan kemampuan,
pengalaman, dan motivasi yang kuat dari si peneliti.
pengalaman, dan motivasi yang kuat dari si peneliti.
8. Coherency, saling kait mengkait antara bagian
yang satu dengan bagian yang lain,
antara paragraf satu dengan yang lain, antara bab yang satu dengan bab yang lain.
antara paragraf satu dengan yang lain, antara bab yang satu dengan bab yang lain.
DAUSTAKA
Arif Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Press 2002
Ali, Muhamad. Penelitian Kependidikan Prosedur &
Strategi. Bandung: Angkasa. 2000
Ary, Donald (et.al). Pengantar Penelitian dalam
Pendidikan. (Alih
Bahasa : Arief Furchan. Surabaya :
Usaha Nasional.
Cooper, Donald R. Dan C. William Emory, Alih Bahasa:
Ellen G. Sitompul, Metode
Penelitian Bisnis, Penerbit Erlangga, Jakarta.1996
Hadi, Amirul.. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Bandung: CV Pustaka Setia. 1998
Hamidi.Metode Penelitian dan Teori Komunikasi.
Malang: Press Malang. . 2007
Irawan Soehartono,Metode Penelitian Social.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. . 2000.
Kartono, kartini.. Pengantar Metodologi Riset Social.
Bandung: Mandar Maju. 1996
Kasiram, H. Moh, Metodologi Penelitian
Kuantitatif-Kualitatif. Malang; UIN Malang Press. 2008.
Nazir, Mohammad. Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia. 2008
Sugiyono, , Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta,
Jakarta 2005
Sukmadinata, Nana Syaodih, , Metode Penelitian
Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya 2007
Widayat dan Amirullah
Riset Bisnis, Graha Ilmu, Yogyakarta , 2002,