RELIABILITAS TES
PENDAHULUAN
Reliabilitas merupakan sifat
yang ada pada data atau skor yang dihasilkan oleh instrumen dan tidak bersifat dikotomis. Dengan
demikian kurang tepat kiranya kalau dipertanyakan apakah suatu instumen itu
memiliki reliabilitas atau tidak, akan tetapi tepatnya adalah suatu instrumen
dapat menghasilkan data atau skor yang memiliki tingkat reliabilitas yang
memadai atau tidak. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi,
sedang, atau rendah[1].
Hampir sama dengan pengertian
tersebut, bahwa keberadaan reliabilitas tiada semata-mata berupa dua pilihan,
reliabel ataukah tidak reliabel, akan tetapi merupakan rentang yang berjenjang
dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat yang paling rendah. Karena pentingnya
reliabilitas, maka pemakalah
mencoba akan membahas tentang reliabilitas tes.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Reliabilitas
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia yang digunakan saat
ini, sebenarnya diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggris dan
berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya, keajegan, konsisten, keandalan, kestabilan[2]. Sedangkan
menurut Trochim, sebagaimana dikutip oleh Harun Rasyid dan Mansur, secara
terminilogi reliabilitas berarti “pengulangan” atau “konsistensi”[3].
Menurut Sekaran, reliabilitas atau keandalan suatu pengukuran menunjukkan
sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas dari kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran yang
konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrument. Dengan kata
lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan
konsistensi di mana instrument mengukur konsep dan membantu menilai “ketepatan”
sebuah pengukuran[4]. Sedangkan Groth-Marnat mendefinisikan reliabilitas suatu test
merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Ia
melihat seberapa skor-skor yang diperoleh seseorang itu akan menjadi sama jika
orang itu diperiksa ulang dengan tes yang sama pada kesempatan berbeda[5].
Menurut Sugiono,
Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang
memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu
dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi)
suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor
yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang
berbeda-beda[6].
Sedangkan Sukadji mengatakan bahwa reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar
derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas
dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi
berarti reliabilitas tinggi[7].
Menurut Arifin, suatu tes dapat dikatakan andal (reliable)
jika tes tersebut mempunyai hasil yang taat asas (konsisten)[8].
Sedangkan Sudjana mengatakan bahwa reliabilitas suatu tes adalah ketepatan atau
kejegan tes tersebut dalam menilai apa adanya, artinya kapan pun tes tersebut
digunakanakan memberikan hasil yang sama atau relatif sama[9].
Berdasarkan beberapa pendapat tentang reliabilitas di atas, dapat ditegaskan bahwa reliabilitas akan diartikan dengan keajegan (konsistensi)
bilamana tes tersebut diuji berkali-kali hasilnya relatif “sama”[10],
artinya setelah hasil tes yang pertama dengan tes yang berikutnya dikorelasikan
terdapat hasil korelasi yang signifikan[11]. Sedangkan yang mengartikan dengan
keandalan (reliability) atau ketetapan jika ia dapat
dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif[12].
Sebagai contoh,
kalau kita mengukur panjang sebuah meja kayu dengan menggunakan sebuah meteran
berulang-ulang, baik dalam tenggang waktu yang singkat maupun tenggang waktu
yang yang lama, maka hasil ukur tersebut
akan dapat dipastikan selalu menunjukkan angka yang sama selama panjang meja
tersebut belum berubah. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa meteran
tersebut reliabel, atau konsisten, atau dapat diandalkan atau stabil.
2.
Jenis-jenis Reliabilitas
Dalam kaitannya dengan sebuah penelitian atau evaluasi,
reliabilitas dapat dibagi menjadi 3
jenis, yaitu;
a.
Reliabilitas Stabil (Stability
Reliability)
Reliabilitas
ini mengacu pada waktu. Maksudnya adalah untuk menentukan stabilitas, maka
dilakukan tes ulang pada variabel yang sama namun pada waktu belainan. Kemudian
hasil dari pengujian tersebut akan dibandingkan dan berkorelasi dengan
pengujian awal untuk memberikan stabilitas.
b.
Reliabilitas Terwakili (Reprsentative
Reliability)
Reliabilitas
pada jenis ini reliabilitas mengacu pada kebterandalan masing-masing kelompok.
Dalam hal ini menguji apakah penyampaian indicator sama jawabannya dengan saat
diterapkan pada kelompok yang berbeda.
c.
Reliabilitas Seimbang (Equivalence
Reliability)
Pada
jenis ini menerapkan banyak indikator yang dapat diopresikan ke semua konsepsi
pengukuran, sehingga kesetaraan keandalan akan penggunaan dua instrument untuk
mengukurkan konsep yang sama pada tingkat kesulitan yang sama kemudian bias
menentukan reliabel atau tidak pengujian akan ditentukan dari hubungan 2 skor
instrument, atau lebih dikenal dengan hubungan antara variabel bebas (Independen Variable) dengan variabel
terikat (dependen variable)[13]
3. Macam-
Macam Reliabilitas
Salah satu syarat agar hasil suatu tes dapat dipercaya adalah
tes tersebut harus mempunyai reliabilitas yang memadai. Oleh karena itu Djali dan Pudji membedakan
reliabilitas menjadi 2 macam, yaitu :
ü Reliabilitas
Konsistensi tanggapan
ü Reliabilitas
konsistensi gabungan item
a. Reliabilitas Konsistensi
Tanggapan
Reliabilitas
ini selalu mempersoalkan mengenai tanggapa responden atau objek terhadap tes
tersebut apakah sudah baik atau konsisten. Dalam artian apabila tes yang telah
di cobakan tersebut dilakukan pengukuran kembali terhadap obyek yang sama,
apakah hasilnya masih tetap sama dengan pengukuran sebelumnya. Jika hasil
pengukuran kedua menunjukkan ketidakonsistenan, maka hasil pengukuran tersebut
tidak mengambarkan keadaan obyek yang sesungguhnya. Untuk mengetahui apakah
suatu tes atau instrument tersebut sudah mantap atau konsisten, maka tes atau instrument tersebut harus
diuji kepada obyek ukur yang sama secara berulang-ulang.
b. Reliabilitas Konsistensi
Gabungan Item
Reabilitas
ini terkait dengan konsistensi antara item-item suatu tes atau instrument.. Apabila terhadap bagian obyek
ukur yang sama, hasil pengukuran melalui item yang satu kontradiksi atau tidak
konsisten dengan hasil ukur melalui item yang lain maka pengukuran dengan tes
(alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu tidak dapat dipercaya. Untuk itu jika terjadi
hal demikian maka kita tidak bisa menyalahkan obyek ukur, melainkan alat ukur
(tes) yang dipersalahkan, dengan mengatakan bahwa tes tersebut tidak reliable
atau memiliki reliabilitas yang rendah[14].
4.
Hal-hal yang Mempengaruhi Hasil Tes
a.
Hal yang Berhubungan dengan Tes Itu Sendiri (Panjang Tes dan Kualitas
Butir Soalnya)
Tes
yang terdiri dari banyak butir, tentu saja lebih valid dibandingkan dengan tes
yang hanya terdiri dari beberapa butir. Tinggi rendahnya validitas berkorelasi
dengan tinggi rendahnya reliabilitas tes. Dengan kata lain, semakin panjang
tes, maka reliabilitasnya semakin tinggi pula.
b.
Hal yang Berhubungan dengan Tercoba (Testee)
Suatu
tes yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa akan
mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar-kecilnya reliabilitas
tes. Tes yang dicobakan kepada bukan kelompok terpilih, akan menunjukkan
reliabilitas yang lebih besar daripada yang dicobakan pada kelompok tertentu
yang diambil secara terpilih.
c.
Hal yang Berhubungan dengan Penyelenggaraann Tes
Faktor
penyelenggaraan tes yang bersifat administratif, sangat menentukan hasil tes.
a). Petunjuk yang diberikan sebelum tes dimulai, akan memberikan
ketenangan kepada para tes-tes dalam mengerjakan tes, dan dalam penyelenggaraan
pun tidak banyak terdapat pertanyaan. Kondisi ini tentu saja akan berpengaruh
terhadap hasil tes.
b). Pengawas yang tertib akan memberi pengaruh terhadap hasil yang
diberikan oleh siswa terhadap tes. Adanya pengawasan yang ketat akan menciptakan
ketegangan yang menimbulkan rasa tidak nyaman bagi siswa yang sedang menjawab
tes.
c). Suasana lingkungan dan tempat tes (duduk tidak teratur, suasana
gaduh dan sebagainya) akan mepengaruhi hasil tes[15].
5. Analisis Validitas dan Reliabilitais
Sebuah instrumen yang
valid belum tentu reliabel, tetapi instrumen yang reliabel sudah tentu valid.
Pernyataan ini menandakan bahwa validitas dan reliabilitas adalah dua hal yang
tidak dapat dipisahkan dalam pengkonstruksian sebuah instrumen jika ingin
dikatakan baik. Namun demikian keduanya memiliki karakter yang berbeda,
sebagaimana berikut:
1.
Validitas terkait dengan ketepatan
objek yang tidak lain adalah tidak menyimpangnya dari kenyataan, artinya data
itu benar, maka konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-kali yang
bersifat ajeg.
2.
Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila alat tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan
hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Suatu
tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran
dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah. Sedangkan dalam reliabilitas, besarnya ketetapan itulah yang menunujukkan tingginya
reliabilitas instrumen.
3.
Jika validitas adalah sebuah proses yang harus dilalui instrumen agar
dapat diketahui apakah instrumen yang sudah dikonstruksi telah mengukur item
yang seharusnya diukur. Cara mengetahuinya melalui validitas rasional (isi dan
konstruksi) dan validitas empiris (ramalan dan bandingan). Maka, reliabilitas adalah sebuah proses
yang harus dilalui instrumen untuk mengetahui keandalan atau keajegan dari
sebuah instrumen. Dengan kata lain, instrumen yang baik akan menarik jawaban
atau data yang sama walaupun diberikan di waktu dan kondisi yang berbeda. Cara
mengetahuinya melalui reliabilitas tes retes, bentuk alternatif, belah dua,
Kuder-Richardson dan koefisien alpha, dan pemberi skor (sebagaimana akan
dibahas oleh pemakalah selanjutnya)[16].
PENUTUP
- Dalam berbagai kepustakaan, konsep
reliabilitas memiliki arti yang luas, mencakup; keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan, dan konsistensi hasil pengukuran,
namun demikian ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah
keterpercayaan hasil pengukuran yaitu sejauh mana hasil pengukuran dapat
dipercaya.
- Hal
yang mempengaruhi hasil tes: a. hal yang berhubungan dengan tes itu
sendiri (panjang tes dan kualitas butir soalnya), b. hal yang berhubungan dengan tercoba
(testee), c. hal yang
berhubungan dengan penyelenggaraann tes.
- Jenis-jenis reliabilitas, yaitu; reliabilitas
stabil (stability reliability), reliabilitas terwakili (reprsentative reliability), dan reliabilitas seimbang (equivalence reliability).
- Macam-macam reliabilitas, yaitu; reliabilitas
konsistensi tanggapan dan reliabilitas
konsistensi gabungan item
- Validitas adalah sebuah proses
yang harus dilalui instrumen agar dapat diketahui apakah instrumen yang
sudah dikonstruksi telah mengukur item yang seharusnya diukur. Sedangkan,
reliabilitas adalah
sebuah proses yang harus dilalui instrumen untuk mengetahui keandalan atau
keajegan dari sebuah instrumen. Dengan kata lain, instrumen yang baik akan
menarik jawaban atau data yang sama walaupun diberikan di waktu dan
kondisi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal, Evaluasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi
Revisi). Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Djali, dan
Muljono, Puji, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. PT. Gramedia : Jakarta, 2008.
Marnat, Gary Growth. Handbook of Psychological Assessment. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Rasyid, Harun dan
Mansur, Penilaian Hasil Belajar. Bandung:
Wacana Prima, 2008.
Sekaran, U. Metode
Riset Bisnis. Jakarta : Salemba Empat, 2006.
Sudijono, Anas. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2012.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995.
Sudjana, D, Manjemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Nonformal dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung : Falah Production, 2004.
Sugiyono, Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta, 2005.
Sukadji, S, Menyusun dan Mengevaluasi Laporan
Penelitian. Jakarta
: UI-Press, 2000.