Pengujian Validitas Tes Assesmen Pembelajaran



PENDAHULUAN
Dalam setiap kegiatan pendidikan, tidak akan bisa dipisahkan dari kegiatan evaluasi. Tanpa ada evaluasi tidak mungkin akan diketahui hasil usaha pendidikan, maka semua kegiatan pendidikan hanya sia-sia belaka, karena kita tidak pernah mengetahui apakah pendidikan yang kita lakukan berhasil atau tidak, baik atau buruk, lulus atau tidak lulus.
Evaluasi adalah kegiatan akhir yang harus dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui seberapa jauh penguasaan materi oleh peserta didiknya, atau bisa juga evaluasi diartikan sebagai sebuah proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.[1]
Sekolah sebagai sebuah institusi yang menyelengarakan pendidikan yang diumpamakan sebagai sebuah tempat pengolahan dimana calon siswa sebagai bahan mentah yang akan diolah, maka lulusan sekolah itu diumpamakan sebagai hasil olahan yang siap dipergunakan untuk mengetahui apakah seorang siswa lulus atau tidak lulus maka perlu diadakan evaluasi sebagai alat penyaring.[2]
Hasil evaluasi ini akan digunakan untuk mengambil berbagai keputusan pendidikan, namun tidak semua hasil evaluasi dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk mengambil keputusan pendidikan, karena hasil evaluasi itu belum tentu sesuai dengan maksud dan tujuan, proses dan hasil yang diharapkan, disamping itu bagaimana pelaksanaan evaluasi yang dilakukan.
Evaluasi dapat dikatakan baik apabila memenuhi tiga syarat pokok, yaitu validitas (kesahihan), reliabilitas (kehandalan) dan kepraktisan.[3] Terkait dengan kevalidan, maka perlu adanya pengujian-pengujian. Maka dalam hal ini penulis akan mambahas tentang pengujian validitas alat tes.



PEMBAHASAN
1. Pengertian Validitas.
Kata valid seringkali diartikan sebagai ketepatan, kebenaran, kesahihan, atau keabsahan. Menurut Anas Sujiono, apabila kata valid dikaitkan dengan fungsi alat tes sebagai alat pengukur, maka alat tes dikatakan valid apabila secara tepat, benar, sahih, atau absah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain, alat tes dapat dikatakan telah memiliki validitas apabila secara tepat, benar, sahih atau absah telah dapat mengungkap atau mengukur apa yang seharusnya diungkap atau diukur lewat tes tersebut.[4]

2. Macam-macam Validitas
Menurut Anas, teknik pengujian validitas alat tes hasil belajar secara garis besar dapat dibagi dua, yaitu pengujian validitas alat tes secara rasional dan pengujian validitas alat tes secara empirik.[5]

3. Pengujian Validitas Alat Tes
Pada dasarnya, para ahli pendidikan melihat pengujian validitas alat tes dilihat dari:
3.1. Pengujian validitas alat tes secara rasional.
Istilah lain dari istilah validitas rasional adalah validitas logika, validitas ideal atau validitas dassollen.[6] Istilah validitas logika (logical validity) mengandung kata logis berasal dari kata logika yang berarti penalaran.[7]
Dengan demikian validitas logis ini dikatakan benar apabila tes yang dilakukan sesuai dengan ketentuan, peraturan dan teori yang ada, sehingga kevalidan suatu alat tes dapat dilihat setelah instrumen soal tes tersebut telah selesai dibuat.
Dalam hal ini maka perlu penelusuran dari dua segi, di antaranya:

3.1.1 Validitas isi (conten validity)
Yaitu pengujian terhadap isi yang terkandung dalam alat tes belajar tersebut. Sebuah alat tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.[8] Validitas isi merupakan validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah "sejauh mana item-item dalam suatu alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh alat ukur yang bersangkutan?" atau berhubungan dengan representasi dari keseluruhan kawasan.
Pengertian "mencakup keseluruhan kawasan isi" tidak saja menunjukkan bahwa alat ukur tersebut harus komprehensif isinya akan tetapi harus pula memuat hanya isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur. Dikarenakan estimasi validitas ini tidak melibatkan komputerisasi statistik, melainkan hanya dengan analisis rasional maka tidak diharapkan bahwa setiap orang akan sependapat dan sepaham dengan sejauhmana validitas isi suatu alat ukur telah tercapai.
Validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara merinci materi kurikulum atau meteri buku pelajaran. Yaitu sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang harus diuji.

3.1.2. Validitas Konstruksi (Contruct validity)
Secara etimologis, kata kontruksi mengandung arti susunan, kerangka atau rekaan.[9] Sebuah alat tes dikatakan memiliki validitas kontruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus.[10]
Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek berfikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berfikir yang menjadi tujuan instruksional. Sebagai contoh jika rumusan Tujuan Instruksional Khusus (TIK), “Siswa dapat mengenal tata cara memandikan mayat”, maka butir soal pada tes merupakan perintah bagaimana cara memandikan mayat dengan baik.

3.2. Pengujian Validitas Alat Tes Secara Empiris
Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya “pengalaman” sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman.[11] Yang dimaksud dengan validitas empiris adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empirik.[12] Sedangkan menurut Ebel bahwa Empirical Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.[13]
Untuk menentukan apakah alat tes hasil belajar sudah memiliki validitas empirik ataukah belum maka dapat dilakukan penelusuran dari dua segi, yaitu segi daya ketepatan meramal (prediktif validity), dan daya ketepatan bandingannya (concurren validity).[14]
3.2.1. Validitas Ramalan (Predictive Validity)
Setiap kali kita menyebutkan istilah “ramalan” maka didalamnya akan terkandung pengertian mengenai “sesuatu yang bakal terjadi masa yang akan datang “ atau sesuatu yang pada saat sekarang belum terjadi dan baru akan terjadi pada waktu-waktu yang akan datang. Apabila istilah ramalan dikaitkan dengan validitas alat tes maka yang dimaksud dengan validitas ramalan dari suatu alat tes adalah suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauhkah sebuah alat tes dapat secara tepat menunjukkan kemampuannya untuk meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa yang akan datang.[15]
2.2.2. Validitas Bandingan (concurrent validity)
Alat tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan telah memiliki validitas bandingan apabila alat tes tersebut dalam kurun waktu yang sama dengan secara tepat mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah antara tes pertama dengan tes berikutnya.[16] Menurut Suharsimi, dalam hal ini alat tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada.[17]

CARA MENGETAHUI VALIDITAS ALAT TES
Adapun untuk menguji validitas alat tes, terdapat dua cara yang dapat ditempuh, yaitu:
1.    Korelasi Product Moment dengan simpangan





Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan (x = X-X< dan y = Y-Y<)
xy = jumlah perkalian x dengan y

Sebagai contoh, misalkan akan menghitung validitas alat tes belajar pelajaran matematika. Sebagai kriterium diambil nilai rata-rata harian tes matematika adalah X dan nilai yang dihasilkan oleh tes yang akan dicari validitasnya, yakni nilai Y.
No
Subjek (siswa)
x
y
1
Adi Tri Sutrisno
6.50
6.30
2
Ananto Pratekno
7.00
6.80
3
Ahmad Fauzi
7.50
7.20
4
Akhmad Fairusi Anfal
7.00
6.80
5
Anggun Putri P
6.00
7.00
6
Anneke R.P
6.00
6.20
7
Bangun Hari P
5.50
5.10
8
Choirotul Wardah
6.50
6.00
9
Dina Nurazijah
7.00
6.50
10
Eni Kurniawati
6.00
5.90

JUMLAH
65.00
63.80











No
Subjek (siswa)
X
Y
x
y
x2
y2
xy
1
Adi Tri Sutrisno
6.50
6.30
0.00
-0.08
0.00
0.01
0.00
2
Ananto Pratekno
7.00
6.80
0.50
0.42
0.25
0.18
0.21
3
Ahmad Fauzi
7.50
7.20
1.00
0.82
1.00
0.67
0.82
4
Akhmad Fairusi Anfal
7.00
6.80
0.50
0.42
0.25
0.18
0.21
5
Anggun Putri P
6.00
7.00
-0.50
0.62
0.25
0.38
-0.31
6
Anneke R.P
6.00
6.20
-0.50
-0.18
0.25
0.03
0.09
7
Bangun Hari P
5.50
5.10
-1.00
-1.28
1.00
1.64
1.28
8
Choirotul Wardah
6.50
6.00
0.00
-0.38
0.00
0.14
0.00
9
Dina Nurazijah
7.00
6.50
0.50
0.12
0.25
0.01
0.06
10
Eni Kurniawati
6.00
5.90
-0.50
-0.48
0.25
0.23
0.24

JUMLAH
65.00
63.80


3.50
3.48
2.60
Tabel persiapan untuk mencari validitas alat tes Matematika

 



2.    Korelasi Product Moment dengan angka kasar




Keterangan:
rxy = = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.

Dengan contoh soal-pengujian yang sama seperti di atas, maka akan diperoleh tabel sebagai berikut:
No
Subjek (siswa)
X
Y
X2 
Y2 
XY
1
Adi Tri Sutrisno
6.50
6.30
42.25
39.69
40.95
2
Ananto Pratekno
7.00
6.80
49.00
46.24
47.60
3
Ahmad Fauzi
7.50
7.20
56.25
51.84
54.00
4
Akhmad Fairusi Anfal
7.00
6.80
49.00
46.24
47.60
5
Anggun Putri P
6.00
7.00
36.00
49.00
42.00
6
Anneke R.P
6.00
6.20
36.00
38.44
37.20
7
Bangun Hari P
5.50
5.10
30.25
26.01
28.05
8
Choirotul Wardah
6.50
6.00
42.25
36.00
39.00
9
Dina Nurazijah
7.00
6.50
49.00
42.25
45.50
10
Eni Kurniawati
6.00
5.90
36.00
34.81
35.40


65.00
63.80
426.00
410.52
417.30
Tabel persiapan untuk mencari validitas alat tes Matematika
 










Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
 






Dengan demikian, berdasarkan pengujian dengan menggunakan Korelasi Product Moment dengan Simpangan dan Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar, alat tes pelajaran Matematika tersebut adalah valid

                                                             PENUTUP
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengujian validitas tes sangat diperlukan dalam rangka menentukan suatu alat tes yang teruji kebenarannya. Dan untuk menguji validitas alat tes tersebut, dapat menggunakan dua cara, yaitu dengan menggunakan Korelasi Product Moment dengan Simpangan dan Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi., Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006.

Darsono, Max., Belajar dan Pembelajaran, Semarang: IKIP Semarang Press, 2000.

Rosyadi, Khairon., Pendidikan Profetik, Jakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2004,

Saifuddin, Azwar., Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


Sudijono,Anas., Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 




Postingan terkait: