PENDAHULUAN
Banyak orang
diseluruh penjuru dunia mengakui bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat
digunakan sebagai salah satu cara yang efektif[1] untuk mengatasi permasalahan
pendidikan yang sulit diatasi dengan cara konvensional.
Permasalahan itu
misalnya; banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti pendidikan
konvensional karena tinggal di tempat yang jauh dari sekolah, banyak anak
maupun orang dewasa yang ingin memperoleh pendidikan tetapi tidak dapat
mengikuti pendidikan konvensional karena harus bekerja mencari nafkah pada jam
sekolah, banyaknya orang pada waktu mudanya mendapatkan kesempatan memperoleh
pendidikan dan sekarang ingin mendapatkan kesempatan kedua tetapi tanpa
meninggalkan pekerjaannya, banyaknya orang yang ingin mendapatkan pendidikan
tetapi tidak dapat tercapai di bangku sekolah dikarenakan cacat badan, sakit,
tinggal di penjara, tidak dapat meninggalkan rumah karena banyaknya urusan dan
tanggung jawab keluarga, dan sebagainya.
PEMBAHASAN
Sejarah pendidikan
online membentang kembali setelah abad ke 1960.[3] Ini bukan pendidikan online yang kita
kenal sekarang, akan tapi sistem di mana siswa dan guru di
University of Illinois di Urbana-Champaign bisa berinteraksi satu sama lain.
Ini jauh lebih terbatas dan hanya diperbolehkan siswa untuk membaca materi yang
diperlukan dan berkomunikasi dengan guru yang bisa memeriksa kemajuan siswa.
Melalui tahun 1970-an
dan 1980-an, ada kemajuan lebih banyak di bidang
pendidikan jarak jauh. Lebih dari
beberapa sekolah dan perusahaan mulai menerapkan pelatihan bantuan
komputer dan classwork.
Kursus-kursus ini diperlukan bagi siapapun, untuk menggunakan komputer dalam
sebuah sekolah atau tempat kerja, sehingga mereka masih jauh dari pengertian
luas pendidikan/pembelajaran secara online melalui program digunakan saat ini.
Pendidikan online dengan
yang kebanyakan orang akrab benar-benar mulai mengambil bentuk pada tahun
1980-an ketika perguruan tinggi swasta, seperti University of Phoenix, mulai
menawarkan program gelar akademik penuh online. Ini adalah titik balik utama
dalam dunia pendidikan. Sebagian orang mulai memiliki pilihan untuk
mendapatkan gelar mereka tanpa benar-benar memiliki profesor mereka hadir.
Melalui tahun
1990-an, lembaga pendidikan mulai lebih mengandalkan teknologi komputer untuk
menyampaikan materi belajar dan kursus untuk siswa mereka. Sebagai milenium baru, sadar ada kenaikan lebih yang dibuat
dalam pendidikan online dan mereka mulai menjadi alternatif bagi orang dewasa
yang bekerja atau mahasiswa yang tinggal di daerah terpencil. Pertumbuhan ini
belum eksklusif untuk perguruan tinggi dan universitas.
Namun di beberapa
sekolah tinggi, khususnya Indonesia sekarang telah menawarkan kesempatan
bagi siswa untuk mendapatkan ijazah mereka melalui kelas virtual, di bawah
naungan departemen komunikasi. Salah satu laporan di beberapa Negara menyatakan bahwa 6,1 juta siswa
mengambil setidaknya satu kursus online pada tahun 2010. Ini hanya bagian dari
tren yang berkembang di kalangan mahasiswa yang mencari gelar online mereka,
melalui hasil tes yang juga dilaksanakan secara online.[4]
Setiap tahun sejak
kelas online telah tersedia, telah terjadi peningkatan jumlah siswa yang memanfaatkan
teknologi baru ini. Pendidikan jarak jauh telah melihat peningkatan dramatis
sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960. Orang-orang yang tidak punya waktu
untuk kelas, telah datang untuk memilih metode
baru pengajaran ini sebagai cara untuk mewujudkan
mimpi-mimpi dalam cara yang bekerja di sekitar jadwal dan kehidupan mereka. Pembelajaran online akan terus tumbuh
sebagai Internet mengembang dan beberapa perusahaan melihat hal ini sebagai upaya untuk menciptakan cara terbaru dan
terbaik untuk mendidik siswa secara online.
Dalam pengertiannya,
pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah pembelajaran dengan menggunakan suatu
media yang memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan pembelajar. Dalam
PJJ antara pengajar dan pembelajar tidak bertatap muka secara langsung, dengan
kata lain melalui PJJ dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar berbeda
tempat, bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh.
Dengan sistem yang
memiliki karakteristik utama, yakni keterpisahaan fisik antara pengajar
dan pebelajar. Pembelajaran jarak jauh (juga disebut juga pendidikan jarak
jauh) merupakan pelatihan yang diberikan kepada peserta atau siswa yang tidak
berkumpul bersama di satu tempat secara rutin untuk menerima pelajaran secara
langsung dari instruktur.
Bahan-bahan dan
instruksi-instruksi detail yang bersifat khusus dikirimkan atau disediakan
untuk para peserta yang selanjutnya melaksanakan tugas-tugas yang akan
dievaluasi oleh instruktur. Dalam kenyataannya dapat dimungkinkan instruktur
dan peserta tersebut terpisah tidak hanya secara geografis namun juga waktu.
Pembelajaran jarak jauh memungkinkan para peserta mengambil kelas kapanpun dan
dimanapun.
Hal ini
memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pendidikan dan pelatihannya dengan
tanggung jawab dan komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga dan pekerjaan.
Ini juga memberi kesempatan kepada para peserta yang mungkin tidak dapat
belajar karena keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut serta. Tujuan
dari pembangunan sistem jarak jauh ini antara lain menerapkan aplikasi-aplikasi
pendidikan jarak jauh berbasis web pada situs-situs pendidikan jarak jauh yang
dikembangkan di lingkungan di Indonesia.
Sistem pembelajaran
dalam pendidikan jarak jauh memiliki enam elemen kunci yang sekaligus merupakan
karakteristik dari sistem tersebut, yaitu:[5]
(1) Pemisahan
antara guru dan pebelajar.
(2) Pengaruh
institusi/organisasi pendidikan.
(3) Penggunaan
media yang menghubungkan guru dan pebelajar.
(4) Berlangsungnya
komunikasi dua arah.
(5)
Memperhatikan pebelajar sebagai individu yang belajar; dan
(6) Pendidikan
sebagai suatu industry (usaha produk barang/perusahaan).
Penggunaan media
berfungsi sebagai sarana yang menghubungkan antara pengajar dengan pembelajar.
Hal ini disebabkan adanya pemisahan secara fisik antara pengajar dan pembelajar
dalam melakukan aktivitas belajar-mengajar.
Banyak jenis media
yang dapat digunakan dalam sistem belajar jarak jauh. Secara umum media yang
sering digunakan sebagai delivery mode dalam sistem pendidikan jarak jauh
adalah media cetak, siaran radio, siaran televisi, surat elektronik (e-mail),
video interaktif, telekomunikasi melalui satelit, dan teknologi komputer. Dan
dalam memilih media pembelajaran harus didasarkan pada karakteristik dan
kontribusi yang spesifik terhadap proses komunikasi dan belajar.
Adapun
falsafah/landasan teori dalam pendidikan/pembelajaran jarak jauh ini adalah
teori konstruktivistik[6],
dikarenakan dalam model pendidikan ini terdapat sifat membangun keaktifan dan
intelejensi para peserta didik.
1. PEMBELAJARAN JARAK JAUH secara Online
jarak jauh online melalui internet ini sangat tepat
untuk diterapkan di Indonesia. Mengingat luas Indonesia yang terbentang dari
Sabang sampai Merauke dengan jumlah penduduk yang sangat banyak, tidak mungkin
tertampung di sekolah atau universitas yang sudah ada sekalipun. Dengan sarana
pendidikan seperti ini, dimungkinkan pencapaian upaya pemerataan distribusi
pendidikan ke seluruh wilayah Tanah Air.
Pembelajaran Jarak
Jauh Berbasis Web secara Online
Bila dibatasi pada web based distance learning maka pengguna, dalam hal ini guru dan
siswa memerlukan fasilitas internet untuk tetap menjaga konektivitas dengan
pendidikan jarak jauh tersebut. Kemampuan mahasiswa untuk tetap menjaga
konektivitas menentukan bagi kesinambungan suatu sistem pendidikan jarak jauh.
Apabila kita umpamakan suatu pendidikan jarak jauh berbasis web sebagai suatu community, maka di dalamnya
harus dapat memfasilitasi bertemunya atau berinteraksinya siswa dan guru. Agak
sulit memang untuk memindahkan apa yang biasa dilakukan oleh guru di depan
kelas kepada suatu bentuk web yang harus melibatkan interaksi
berbagai komponen di dalamnya. Adanya sistem ini membuat mentalitas guru dan
siswa harus berubah, perbedaan karakteristik guru dalam mengajar tidak tampak
dalam metode ini.
Suatu pendidikan
jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut:[7]
1. Pusat kegiatan
siswa sebagi suatu community
web based distance learning harus
mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan siswa di mana siswa dapat
menambah kemampuan, membaca materi pelajaran, mencari informasi dan sebagainya.
2. Interaksi dalam
group, para siswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi
yang diberikan guru.
3. Sistem
administrasi siswa, di mana para siswa dapat melihat informasi mengenai status
siswa, prestasi siswa, dan sebagainya.
2. Pembelajaran secara Online antara Luar
Negeri dan Indonesia
Seiring dengan
perkembangan Teknologi Informasi yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu
konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis Teknologi Informasi menjadi tidak
terelakkan lagi. Konsep yang dikenal dengan sebutan E-learning ini membawa pengaruh terjadinya perubahan konsep pendidikan yang konvensional ke dalam bentuk digital. Hal ini dapat terlihat dari isi
pembelajaran maupun cara atau sistem belajarnya. Saat ini konsep E-learning sudah banyak digunakan oleh masyarakat
dunia, hal ini dapat terlihat dari banyaknya penggunaan program E-learning di lembaga pendidikan maupun industri.[8]
E-learning terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan
dari ‘electronic’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’.[9] Jadi E-learning berarti pembelajaran dengan
menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik. Sedangkan pengertian sebenarnya
dari e-learning adalah segala pemanfaatan atau penggunaan teknologi internet
dan web untuk menciptakan pengalaman belajar. Sehingga penekanannya lebih besar
pada fungsi learning ketimbang peran “e” didalamnya.[10] Dalam pelaksanaannya, E-learning menggunakan audio, video atau
perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. E-learning adalah sebuah kegiatan belajar yang memanfaatkan
teknologi jaringan internet, Local
Area Networks (LAN), Wide Area Networks (WAN) sebagai salah satu metode
penyampaian, gabungan, dan difasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk
layanan belajar lainnya (Brown,2000 and Feasey, 2001). Untuk
menyederhanakan istilah, electronic
learning disingkat menjadi E-learning.
Sebagai
sebuah model atau pendekatan belajar, E-learning merupakan inovasi teknologi di dunia pendidikan
yang tergolong baru diterapkan di Indonesia. Beberapa sekolah dan universitas
negeri maupun swasta sudah menggunakan program E-learning sebagai salah satu model
pembelajaran yang ditawarkan. E-learning pada hakikatnya adalah bentuk
pembelajaran konfensional yang dituangkan dalam format digital dan disajikan
melalui Teknologi Informasi[11].
Model pembelajaran yang menggunakan program E-learning tidak selalu mengandalkan
pertemuan di dalam kelas antara pengajar dan mahasiswa atau antarmahasiswa,
akan tetapi mereka dapat menjalankan aktifitas belajar mengajar dengan
menggunakan media online atau
internet. Biasanya mahasiswa
hanya melakukan aktifitas belajar di kelas sebanyak satu kali dalam satu minggu.
Rata-rata
peminat program E-learning adalah orang-orang yang
tidak memiliki banyak waktu untuk melaksanakan kegiatan belajar atau
perkuliahan yang mengharuskan proses belajar mengajar berada di dalam kelas.
Misalnya para karyawan, wirausahawan, ibu rumah tangga, dan sebagainya.[12]
E-learning tidaklah sama dengan pembelajaran konvensional, ia memiliki beberapa
karakteristik, diantaranya:[13]
a) Interactivity (interaktivitas), tersedianya jalur informasi yang
lebih banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
b) Independency (kemandirian), fleksibilitas dalam aspek penyediaan
waktu, tempat, pengajar dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran
menjadi lebih terpusat kepada siswa (student centered learning).
c) Accesbility (aksebilitas), sumber belajar lebih mudah diakses
d) Enrichment (pengayaan), semua bentuk kegiatan dapat dijadikan
sumber pengayaan. Dan keempat hal tersebut yang membedakan E-learning dengan pendidikan secara
konvensional.
Pada perkembangannya, E-learning adalah pembelajaran baik secara formal
maupun informal yang dilakukan melalui media elektronik, sehingga peserta didik
tidak selalu tergantung pada pendidik. Dan saat ini E-learning adalah model pembelajaran yang
lebih banyak menggunakan internet dalam melaksanakan proses belajar mengajar
atau yang saat ini disebut sebagai online
learning.
Online learning merupakan
suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar
kepada siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan
komputer lainnya.
Model belajar online learning adalah
salah satu metode belajar yang tergolong baru, sedangkan selama ini di
Indonesia masih mengandalkan model belajar dengan cara bertatap muka di
kelas pada setiap sesi pembelajarannya. Oleh karena itu banyak orang yang
sedikit untuk mengerti dan memahami mekanisme model pembelajaran online learning dan
belum tentu siap untuk menjalankan proses belajar mengajar dengan menggunakan
model online learning ini.[14]
Sarana pendidikan
jarak jauh ini memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Sebagaimana dikemukakan
Victor L. Magdaraog, Vice President SGV-Development Dimension International
dalam seminar On-Line Learning yang diselenggarakan STMB dan PT
Telkom di Bandung baru-baru ini.[15]
Adapun beberapa keunggulan program pembelajaran jarak jauh ini
adalah:
· Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru
Tanah Air dengan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas, karena tidak
memerlukan ruang kelas. Guru dan murid tidak perlu bertatap muka secara
langsung dalam ruang kelas, karena yang digunakan adalah fasilitas komputer
yang dihubungkan dengan internet atau intranet. Sehingga, dengan belajar
seperti ini akan mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti biaya
pembangunan dan pemeliharaan gedung, transportasi, pemondokan, kertas, alat
tulis dan sebagainya.
· Tidak terbatas oleh waktu. Pembelajar dapat menentukan kapan saja
waktu untuk belajar, sesuai dengan ketersediaan waktu masing-masing. Proses
pembelajaran ini sangat cocok diterapkan bagi karyawan/pegawai. Proses
pendidikan tidak perlu mengganggu waktu bekerja mereka. Sehingga,
karyawan/pegawai masih tetap berkontribusi bagi perusahaan tempat mereka
bekerja.
· Pembelajar dapat memilih topik atau bahan ajar sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan masing-masing. Hal ini sangat baik karena dapat
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Seperti diyakini kaum pendidik,
bahwa pembelajar akan sangat efektif manakala sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan peserta didik.
· Lama waktu belajar juga bergantung pada kemampuan masing-masing
pembelajar. Kalau si pembelajar telah mencapai tujuan pembelajaran, ia dapat
menghentikannya. Sebaliknya, apabila si pembelajar masih memerlukan waktu untuk
mengulangi kembali subjek pembelajarananya, dia bisa langsung mengulanginya
tanpa tergantung pada pembelajar lain atau pengajar.
· Kesesuaian materi pembelajaran dengan zaman. Mengingat, materi
pembelajaran disimpan dalam komputer, berarti materi itu mudah diperbarui
sesuai dengan perkembangan iptek. Dan pembelajar dapat menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami secara langsung kepada pengajar, sehingga keakuratan jawaban
dapat terjamin.
· Pembelajar jarak jauh ini dapat dilaksanakan secara interaktif,
sehingga menarik perhatian pembelajar.
Namun, selain
keunggulan-keunggulan tersebut, ada beberapa kelemahan yang mungkin timbul dalam
sistem belajar jarak jauh on-line ini. Pertama, tingginya kemungkinan gangguan
belajar. Karena sifat cara pendidikan jarak jauh ini merupakan belajar mandiri,
sehingga kemungkinan terjadi gangguan selama belajar sangat mungkin, hal ini
bergantung pada motivasi masing-masing pembelajar. Demikian pula dengan
kemungkinan terhentinya program pembelajaran. Kedua,
kesulitan mendapat penjelasan pengajar/fasilitator yang sesegera mungkin.
apabila pembelajar mendapatkan kesulitan maka pembelajar harus menunggu pengajar
untuk membuka internetnya. Ketiga,
adalah pemahaman pembelajar terhadap bahan ajar. Bisa saja terjadi kesalahan
visi dan persepsi terhadap tujuan yang ditentukan. Si pembelajar merasa bahwa
dia telah mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan pengajar/fasilitator masih
menganggap bahwa tujuan belum tercapai sepenuhnya. Dan kekurangan yang paling
mendasar dari system pembelajaran ini, adalah kurangnya penekanan pada nilai[16] dalam setiap jiwa anak didik layaknya
yang sering mereka dapatkan di sekolah konvensional pada umumnya.
Akan tetapi, insyaAllah sedikit banyak kesalahan visi dan
persepsi ini dapat ditanggulangi dengan baik, karena disetiap akhir paket
pembelajaran diadakan evaluasi dan refleksi.
KESIMPULAN
Penyelenggara
pendidikan harus sudah memulai memikirkan kembali isi (content) dalam
proses pembelajaran jarak jauh online secara tepat. Kiranya dengan cara
belajar jarak jauh online ini, cita-cita untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa sekaligus mengangkat harkat dan martabat bangsa secara
keseluruhan dapat tercapai. Sehingga manusia Indonesia di mana pun berada, akan
tetap eksis menjadi yang berkualitas, unggul, tangguh, kreatif dan berdaya
saing tinggi.
Bangsa Indonesia
dapat menjadi bangsa yang besar, bukan hanya karena jumlah penduduknya,
melainkan juga karena ditopang oleh sistem pendidikan yang berkualitas.
BIBLIOGRAFI
Harton William, and Harton Katherine, E-learning
Tools and Teachnologies, Terj.
USA: Wiley Publishing, 2003.
Moore, G Michael, and Kearsely, Greg, Distance
Education: A System View. Belmond: Wadworth Publishing Company, 1996.
Rusman, Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT Grafindo, 2012.
Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.