Analisis Validitas Butir Item/Soal, Assesmen/Evaluasi Pembelajaran





PENDAHULUAN

        
Urgensi pembahasan tentang analisis validasi butir soal terletak pada tanggungjawab guru sebagai pendidik, terkait dengan penilaian guru terhadap peserta didik. Kualitas alat tes sangat mempengaruhi terhadap psikologis peserta didik, semakin baik alat tes maka semakin tinggi tingkat efektifitas hubungan guru dengan peserta didik, baik dalam social maupun dalam akademik.
Tujuan utama analisis butir soal dalam sebuah tes yang dibuat guru adalah untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau dalam pembelajaran[1]. Berdasarkan tujuan ini, maka kegiatan analisis butir soal memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah:
(1) dapat membantu para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan,
(2) sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal seperti tes yang disiapkan guru untuk siswa di kelas,
(3) mendukung penulisan butir soal yang efektif,
(4) secara materi dapat memperbaiki tes di kelas,
(5) meningkatkan validitas soal dan reliabilitas[2].
Uraian diatas yang menjadikan urgensi dan signifikansi dari pembelajaran tentang adanya analisis validitas item butir soal, oleh karena itu menganalisis butir soal harus merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang tidak dapat ditinggalkan oleh praktisi pendidikan.

 PEMBAHASAN
1. Pengertian
Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian[3]. Tujuan penelaahan adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan. Di samping itu, tujuan analisis butir soal juga untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah mereka sudah/belum memahami materi yang telah diajarkan[4].
2. Dua Jenis Analisis Validitas
a. Analisis Kualitatif
Dalam menganalisis butir soal secara kualitatif, penggunaan format penelaahan soal akan sangat membantu dan mempermudah prosedur pelaksanaannya. Format penelaahan soal digunakan sebagai dasar untuk menganalisis setiap butir soal. Format penelaahan soal yang dimaksud adalah format penelaahan butir soal: uraian, pilihan ganda, tes perbuatan dan instrumen non-tes[5].
1.       Telaah soal uraian 
Aspek yang ditelaah
Materi
Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk Uraian)
Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai
Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevasi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)
Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas
Konstruksi
Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian
Adapetunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
Adapedoman penskorannya
Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca
Bahasa/Budaya
Rumusan kalimat coal komunikatif
Butir soal menggunakan bahasaIndonesiayangbaku
Tidak  menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
Rumusan soal tidak mengandung

2.      Telaah soal pilhan ganda
Aspek yang ditelaah
Materi
Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk pilihan ganda
Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevasi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)
Pilihan jawaban homogen dan logis
Hanya ada satu kunci jawaban

Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas

Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja

Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban

Pokok soal bebas dan pernyataan yang bersifat negatif ganda

Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi

Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi

Panjang pilihan jawaban relatif sama
Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan “semua jawaban di atas salah/benar” dan sejenisnya

Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya

Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya
Bahasa/Budaya
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasaIndonesia
Menggunakan bahasa yang komunikatif
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian

3.      Telaah Tes Perbuatan
Aspek yang ditelaah
Materi
Soal sudah sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan: kinerja, hasil karya, atau penugasan)
Pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai
Materi sesuai dengan tuntutan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)
Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah taua tingkat kelas
Konstruksi
Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban perbuatan/praktik
Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengejakan soal
Ada pedoman penskorannya
Tabel, peta, gambar, grafik, atau sejenisnya disajkian dengan jelas dan  terbaca
Bahasa/Budaya
Rumussan soal komunikatif
Butir soal menggunakan bahasaIndonesiayangbaku
Tidak menggunakan kata /ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkatpan yang dapat menyinggung perasaan siswa

b. Analisis Kuantitatif
Penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, dan penyebaran pilihan jawaban (untuk soal bentuk obyektif) atau frekuensi jawaban pada setiap pilihan jawaban.
Ada dua jenis rumus korelasi yang bias digunakan, yakni korelasi product moment atau metode Pearson yang diberi notasi “r” dan korelasi tata jenjang atau metode Spearmen yang biasa diberi notasi “rho”. Dalam makalah ini Rumus yang digunakan sebagai contoh dalam analaisi validasi butir soal adalah rumus Product moment, adalah sebagai berikut :

Dimana:
r  =        Koefisien Korelasi Product Moment
   n  =        Banyaknya Sampel Ujicoba
   X  =        Skor Butir
   Y  =        Skor Total

          Selanjutnya dilakukan uji t untuk melihat keberartian suatu tes dengan derajat bebas n-2.
KESIMPULAN
Untuk menjamin kualitas tes hasil belajar, setiap tes sebaiknya dianalisis terlebih dahulu untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau dalam pembelajaran sebelum diberikan kepada siswa. Selain itu tes diharapkan setelah dianalisis akan memiliki fungsi soal yang tepat, memiliki tingkat kesukaran yang tepat, bebas dari hal-hal yang tidak relevan dan pilihan jawaban yang efektif. Hal ini dilakukan agar tes yang diberikan mempunyai nilai Validitas dan Reliabilitas di dalam penilaian dan pengukuran dalam suatu evaluasi. Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-tepatnya sesuai dengan tujuannya di antaranya dapat menentukan peserta didik mana yang sudah atau belum menguasai materi yang diajarkan guru.

DAFTAR PUSTAKA

Ahiri, Jafar. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Kendari: Unhalu Press
Anastasi. Anne and Urbina, Susana.  Psicoholological Testing. (Seventh Edition). New Jersey: Prentice-Hall, Inc.1997.
Linn, Robert L. and Gronlund, Norman E. Measurement and Assessment in teaching (Seventh Edition). Ohio: Merrill, an immprint of Prentice Hall.1995.
Nitko, Anthony J. Educational Assessment of Students, Second Edition. Ohio: Merrill an imprint of Prentice Hall Englewood Cliffs.1996
Direktorat Pembinaan SMP. Panduan analisis Butir Soal, Materi bimbingan KTSP dan soal terstandar 2010; Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta : Kemendiknas.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.1999.
Thoha, Chabib. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2003.


Postingan terkait: